BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Manajer
adalah seorang yang mempunyai wewenang untuk memerintah orang lain. Seorang
manajer dalam menjalankan pekerjaan dan tanggung jawabnya menggunakan bantuan
orang lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian, ia
perlu memimpin pegawai, karyawan, pekerja, atau apapun sebutannya. Tidak setiap
orang yang ditunjuk sebagai pemimpin bisa menjalankan pekerjaan dengan baik.
Selain itu, tidak setiap pemimpin dapat menjadi pemimpin yang baik.
Mc. Gregor menyatakan bahwa setiap manusia merupakan
kehidupan individu secara keseluruhan yang selalu mengadakan interaksi dengan
dunia individu lainnya. Apa yang terjadi dengan orang tersebut merupakan akibat
dari perilaku orang lain. Sikap dan emosi dari orang lain mempengaruhi orang
tersebut. Bawahan sangat tergantung pada pimpinan dan berkeinginan untuk
diperlakukan adil. Suatu hubungan akan berhasil apabila dikehendaki oleh kedua
belah pihak.
Bawahan memerlukan rasa aman dan akan memperjuangkan
untuk melindungi diri dari ancaman yang bersifat semu atau yang benar - benar ancaman terhadap
tidak terpenuhinya kebutuhan dalam situasi kerja.
Atasan / pimpinan menciptakan kondisi untuk
mewujudkan kepemimpinan yang efektif dengan membentuk suasana yang dapat
diterima oleh bawahan, sehingga bawahan tidak merasa terancam dan ketakutan.
Untuk dapat melakukan hal tersebut di atas, baik
atasan maupun bawahan perlu memahami tentang pengelolaan kepemimpinan secara
baik, yang pada akhirnya akan terbentuk motivasi dan sikap kepemimpinan yang
profesional.
B. RUMUSAN
MASALAH
Adapun rumusan masalah dari makalah ini antara lain :
1. Mengetahui
konsep kepemimpinan yang berisikan pengertian, kriteria
Pemimpin, dan kepemimpinan
keperawatan dalam menejemen keperawatan.
2. Mengetahui
teori – teori kepemimpinan dalam menejemen pelayanan kesehatan.
3. Mengetahui
dan menjelaskan gaya kepemimpinan dalam manajemen keperawatan.
4. Mengetahui
dan menjelaskan cirri dan ketrampilan yang harus dikuasai pemimpin yang efektif.
5. Mengetahui
peran dan fungsi dari kepala ruang sebagai seorang pemimpin.
C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini supaya para pembaca
khususnya mahasiswa mampu untuk :
a.
Mampu mengetahui konsep dasar kepemimpinan
b.
Mampu mengetahui teori kepemimpinan
c.
Mampu mengetahui gaya kepemimpinan
d.
Mampu mengetahui ciri dan ketrampilan kepemimpinan efektif
e.
Mampu mengetahui peran dan fungsi kepala
ruang sebagai kepemimpinan
BAB
II
PEMBAHASAN
A. KONSEP
KEPEMIMPINAN
1. Pengertian
Ada beberapa pengertian
tentang kepemimpinan , antara lain :
a. Stogdill
Kepemimpinan adalah
suatu proses yang mempengaruhi aktifitas seseorang atau sekelompok orang untuk
mau berbuat dan mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan.
( Russel C
Swansburg, 2000, Hal : 267 )
b. Ordway
Ted
Kepemimpinan adalah
perpaduan berbagai perilaku yang dimiliki seseorang sehingga orang tersebut
mempunyai kemampuan untuk mendorong orang lain bersedia dan dapat menyelesaikan
tugas - tugas tertentu yang dipercayakan kepadanya.
c. Georgy
R. Terry
Kepemimpinan adalah hubungan yang
tercipta dari adanya pengaruh yang dimiliki seseorang terhadap orang lain
sehingga orang lain tersebut secara sukarela mau dan bersedia bekerja sama
untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
d. Paul
Hersay, Ken Blanchord
Kepemimpinan
adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu yang
telah ditetapkan dalam suatu situasi tertentu.
( H. Zaidin Ali, 2000. Hal :3-5 )
Dapat dipahami dari empat batasan
di atas bahwa kepemimpinan akan muncul apabila ada seseorang yang karena
sifat - sifat dan perilakunya mempunyai kemampuan untuk mendorong orang lain
untuk berpikir, bersikap, dan ataupun berbuat sesuatu sesuai dengan apa yang
diinginkannya.
Kepemimpinan dalam
konteks organisasi utamanya menekankan pada fungsi pengarahan yang meliputi
memberitahu, menunjukkan, dan memotivasi bawahan.
Di dalam keperawatan
kepemimpinan merupakan penggunaan ketrampilan seorang pemimpin ( perawat )
dalam mempengaruhi perawat - perawat lain yang berada di bawah pengawasannya
untuk pembagian tugas dan tanggung jawab dalam memberikan pelayanan asuhan
keperawatan sehingga tujuan keperawatan tercapai. Setiap perawat mempunyai
potensi yang berbeda dalam kepemimpinan, namun ketrampilan ini dapat dipelajari
sehingga selalu dapat diterapkan dan ditingkatkan.
2.
Kriteria
Pemimpin
Menurut R.L.Khan mengemukaaan
bahwa seorang pemimpin menjalankan pekerjaannya dengan baik bila :
a.
Memberikan kepuasan kebutuhan langsung
para bawahannya.
b.
Menyusun jalur pencapaian tujuan
c.
Menghilangkan hambatan – hambatan
pencapaian tujuan
d.
Mengubah tujuan karyawan sehingga
tujuan mereka bisa berguna secara organisatoris
Menurut S.Suarli Pemimpin yang berkualitas harus memenuhi kriteria
sebagai berikut:
a.
Mempunyai
keinginan untuk menerima tanggung jawab
b.
Mempunyai
kemampuan untuk perceptive insight atau persepsi introspektif
c.
Mempunyai
kemampuan untuk menentukan priorotas
d.
Mempunyai
kemampuan untuk berkomunikasi
3. Kepemimpinan
dan Keperawatan
Menurut Milio perawat mempunyai kapasitas kekuatan untuk mempengaruhi kebijakan masyarakat dan
menganjurkan untuk mempersiapkan langkah-langkah berikut :
a. Mengatur,
b. Melakukan pekerjaan : belajar
mengerti proses politik, kelompok-kelompok penting, masyarakat, dan kejadian
tertentu,
c.
Menyusun
perbedaan pendapat yang bersifat memancing untuk mencocokan target peserta
dengan mengajukan pembatalan biaya, dukungan politik, kejujuran dan keadali,
d. Mendukung dan memperkuat kedudukan
pembuat keputusan yang tidak mantab,
e.
Menghimpun
kekuatan,
f.
Merangsang
perdebatan masyarakat,
g.
Membuat
kedudukan perawat dimedia massa,
h. Memilih suatu strategi utama yang
paling efektif
i.
Bertindak
pada saat yang tepat,
j.
Mempertahankan
kegiatan,
k. Memelihara format desentralisasi
organisasi,
l.
Mendapatkan
dan mengembangkan data penelitian yang terbaik untuk menunjang posisi
masing-masing,
m. Mempelajari pengalaman,
n. Jangan menyerah tanpa mencoba.
Perawat
dalam posisi kepemimpinan adalah paling berpengaruh.
B. TEORI
KEPEMIMPINAN
1. Georgy
R. Terry
a. Teori
Keadaan
Kepemimpinan yang bersifat
fleksibel, yang selalu menyesuaikan terhdap situasi.
b. Teori
Supportif/ Partisipatif/ Demokratik
Pimpinan memberikan
support kepada bawahan untuk bekerja baik.
c. Teori
Sosiologi
Pemimpin membantu
aktivitas pengikut dan menyelesaikan konflik organisasi dan pengikut.
d. Teori
Psikologis
Pemimpin dengan
berjalannya kepemimpinan meningkatkan motivasi pengikut atau bawahan.
e. Teori
Otokratis
Pemimpin dengan
berjalannya kepemimpinan memberikan perintah, paksaan dan tindakan ( arbiater
).
f. Teori
Kelakuan Pribadi Pemimpin
Dapat ditandai dengan
kontinum kepemimpinan sebagai berikut :
Kepemimpinan Berpusat Pada Pimpinan
|
|
|
|
|
|
Menejer
tawarkan Menejer
mengeluarkan ide,
keputusan,
minta
pendapat bawahan.
tawarkan
perubahan
Menejer
mengemukakan
Masalah,
meminta saran
Untuk
keputusan.
Menejer
menetapkan
Batas-batas
dan minta
keputusan kelompok
Keputusan Berpusat Pada Bawahan
Keputusan Berpusat Pada Bawahan
2. Ki
Hajar Dewantara
Trilogi kepemimpinan
dari Ki Hajar Dewantara :
a. Ing
ngarso sung tulodo
Di depan memberi
teladan. Maksudnya seorang pemimpin harus dapat menjadikan dirinya sebagai
anutan dan ikutan orang – orang yang dipimpinnya.
b. Ing
madya mangun karso
Ditengah menumbuhkan
karsa atau kehendak ( inisiatif ), membangkitkan semangat berswakarsa dan
kreatifitas orang lain yang dipimpinnya.
c. Tut
wuri handayani
Mengikuti dari belakang
dengan membimbing, bahwa seorang pemimpin harus member kesempatan dan mendorong
orang – orang yang dipimpinnya agar berani berjalan didepan dan sanggup
bertanggung jawab.
3. Teori
Sifat ( The Traitist theory of leadership )
a. Ordway
Tead
Ada 10 sifat yang perlu
dimiliki seorang pemimpin :
1) Memiliki
kekuatan fisik dan mental,
2) Paham
arah dan tujuan,
3) Antuasiasme,
4) Ramah
tamah dan efektif,
5) Memiliki
integritas ( terpercaya ),
6) Memiliki
keahlian tehnis,
7) Cepat
dan tepat dalam pengambilan keputusan,
8) Cerdas,
9) Cakap
mengajar,
10) Setia.
b. Jhon
D. Millet
Ada 4 sifat yang perlu
dimiliki oleh setiap pemimpin :
1) Kemampuan
melihat perusahaan ( atau organisasi ) secara keseluruhan,
2) Kemampuan
mengambil keputusan,
3) Kemampuan
melimpahkan atau mendelegasikan wewenang,
4) Kemampuan
menanamkan kesetiaan pada perintah.
c. George
R. Terry
1) Cerdas
( intelligence )
2) Inisiatif
3) Kekuatan
atau pendorong ( energy or drive )
4) Kematangan
emosi ( emotional maturity )
5) Meyakinkan
( persuasive )
6) Kemahiran
berkomunikasi ( communicate skill )
7) Percaya
diri ( self-assurance )
8) Cerdik
( perceptive )
9) Kreatif
( creativity )
10) Berperan
serta dalam pergaulan social ( social participation ).
d. Shri
Majapahit Gajah Mada
Panca dasa kepemimpinan
Gajah Mada adalah :
1) Wijnanan-
sikap bijaksana,
2) Mantra
Wira – sebagai pembela Negara sejati,
3) Wicaksanang
Naya – bijaksana – kemampuan menganalisan dan mengambil keputusan,
4) Matanggwan
– mendapat kepercayaan dari bawahan,
5) Satya
Bakti Haprabhu – loyal pada atasan,
6) Wajnana
– pandai berpidato dan berdiplomsi,
7) Sajjawopasama
– tidak sombong, rendah hati, manusiawi,
8) Dhirottsaha
– bersifat rajin, kreatif,
9) Tan
Lalana – bersifat gembira, periang,
10) Disyacitta-
jujur, terbuka,
11) Tan
Satrisna – tidak egois,
12) Masihi
Samastha Bhuwana – bersifat penyayang, cinta alam,
13) Ginong
Pratidina – tekun menegakkan kebenaran,
14) Sumantri-
sebagai abdi Negara yang baik,
15) Anayakan
Musuh – mampu membinasakan lawan.
e. H.
Zaidin Ali, SKM.MBA.MM
1) Tegas
( Firm )
Selalu menegakkan
peraturan dengan tegas, member hadiah ( reword ) bagi yang berpartisipasi dan
hukuman ( pinishmat ) bagi yang bersalah / melanggar peraturan.
2) Adil
( Fair )
Selalu berlaku adil
terhadap bawahan sesuai dengan beban kerja dan beban tanggung jawabnya.
3) Sikap
berteman ( Friendly )
Bersikap keterbukaan,
kebersamaan, kekeluargaan dan keakraban antara pimpinan dan bawahan.
( H. Zaidin Ali,
SKM, 2000, Hal : 7-11 )
C. GAYA
KEPEMIMPINAN
Gaya
kepemimpinan dapat diartikan sebagai penampilan atau karakteristik
khusus dari suatu bentuk kepemimpinan . Ada
4 (empat) gaya kepemimpinan yang telah dikenal yaitu: otokratis, demokratis,
partisipatif dan laissez faire (Gillies, 1996).
1. Gaya Kepemimpinan Otokratis
Gaya
kepemimpinan otokratis adalah gaya kepemimpinan yang menggunakan kekuatan
jabatan dan kekuatan pribadi secara otoriter, melakukan sendiri semua
perencanaan tujuan dan pembuatan keputusan dan memotivasi bawahan dengan cara
paksaan, sanjungan, kesalahan dan penghargaan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Dengan ciri-ciri sebagai berikut :
a. Wewenang mutlak
terpusat pada pimpinan,
b. Keputusan selalu
dibuat oleh pimpinan,
c. Kebijaksanaan selalu
dibuat oleh pimpinan,
d. Komunikasi berlangsung
satu arah dari pimpinan kepada bawahan,
e. Pengawasan terhadap
sikap, tingkah laku, perbuatan atau kegiatan para bawahannya dilakukan secara
ketat,
f. Prakarsa harus selalu
dating dari pimpinan,
g. Tiada kesempatan bagi
bawahan untuk memberikan saran, pertimbangan atau pendapat,
h. Tugas- tugas bagi
bawahan diberikan secara instruktif,
i.
Lebih banyak kritik daripada pujian,
j.
Pimpinan menuntut prestasi sempurna dari bawahan tanpa syarat,
k. Pimpinan menuntut
kesetiaan mutlak tanpa syarat,
l.
Cenderung adanya paksaan, ancaman dan hukuman,
m. Kasar dalam bertindak,
n. Kaku dalam bersikap,
o. Tanggung jawab
keberhasilan organisasu hanya dipikul oleh pimpinan.
Keuntungan : kecepatan serta ketegasan dalam
pembuatan keputusan dan bertindak, sehingga untuk sementara mungkin
produktivitas dapat naik.
Kerugian
: suasana kaku, tegang, mencekam,
menakutkan sehingga dapat berakibat lebih lanjut timbulnya ketidak puasan.
2. Gaya Kepemimpinan Demokratis
Gaya
kepemimpinan demokratis adalah gaya seorang pemimpin yang menghargai
karakteristik dan kemampuan yang dimiliki oleh setiap anggota
organisasi.Pemimpin yang demokratis menggunakan kekuatan jabatan dan kekuatan
pribadi untuk menggali dan mengolah gagasan bawahan dan memotivasi mereka untuk
mencapai tujuan bersama.
Gaya kepemimpinan demokratis memiliki ciri-
ciri sebagai berikut :
a. Wewenang pimpinan
tidak mutlak,
b. Pemimpin bersedia
melimpahkan sebagai wewenang kepada bawahan,
c. Keputusan dibuat
bersama antara pimpinan dan bawahan,
d. Kebijakan dibuat
bersama antara pimpinan dan bawahan,
e. Komunikasi berlangsung
timbale balik, baik terjadi antar pimpinan dengan bawahan maupun bawahan dengan
bawahan,
f. Pengawasan terhadap
sikap, tingkah laku perbuatan atau kegiatan bawahan dilakukan secara wajar,
g. Prakarsa dapat dating
dari pimpinan maupun bawahan,
h. Banyak kesempatan bagi
bawahan diberikan dengan lebih bersifat permintaan dari pada instruktif,
i.
Tugas-tugas kepada bawhan diberikan dengan lebih bersifat
permintaan dar pada instruktif,
j.
Pujian dan kritik seimbang,
k. Pimpinan mendorong
prestasi sempurna para bawahan dalam bats kemampuan masing-masing,
l.
Pimpinan meminta kesetiaan secara wajar,
m. Pimpinan memperhatikan
perasaan dalam bersikap dan bertindak,
n. Terdapat suasana
saling percaya, saling hrmat, menghormati dan saling harga menghargai,
o. Tanggung jawab
keberhasilan organisasi dipikul bersama pimpinan dan bawahan.
Keuntungan : berupa keputusan serta tindakan yang
lebih objektif, tumbuhnya rasa ikut memiliki, serta terbinannya moral yang
tinggi.
Kelemahan : keputusan serta tindakan kadang –
kadang lamban, rasa tanggung jawab kurang, keputusan yang dibuat bukan
merupakan keputusan yang terbaik.
3. Gaya Kepemimpinan Partisipatif
Gaya
kepemimpinan partisipatif adalah gabungan bersama antara gaya kepemimpinan
otoriter dan demokratis dengan cara mengajukan masalah dan mengusulkan tindakan
pemecahannya kemudian mengundang kritikan, usul dan saran bawahan. Dengan
mempertimbangkan masukan tersebut, pimpinan selanjutnya menetapkan keputusan
final tentang apa yang harus dilakukan bawahannya untuk memecahkan masalah yang
ada.
4. Gaya Kepemimpinan Laisses Faire “ Liberal “
Gaya
kepemimpinan laisses faire dapat diartikan sebagai gaya “membebaskan”
bawahan melakukan sendiri apa yang ingin dilakukannya. Dalam hal ini, pemimpin
melepaskan tanggung jawabnya, meninggalkan bawahan tanpa arah, supervisi atau
koordinasi sehingga terpaksa mereka merencanakan, melakukan dan menilai
pekerjaan yang menurut mereka tepat.
Kepemimpinan Liberal antara lain berciri :
a. Pimpinan melimpahkan
wewenang sepenuhnya kepada bawahan,
b. Keputusan lebih banyak
dibuat oleh para bawahan,
c. Kebijaksanaan lebih
banyak dibuat oleh para bawahan,
d. Pimpinan hanya
berkomunikasi apabila diperlukan oleh bawahannya,
e. Hampir tiada
pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan, atau kegiata yang dilakukan
para bawahan,
f. Prakarsa selalu dating
dari bawahan,
g. Hampir tida pengarahan
dari pimpinan,
h. Peran pimpinan sangat
sedikit dalam kegiatan kelompok,
i.
Kepentingan pribadi lebih utama daripada kepentingan kelompok,
j.
Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul oleh orang per
orang.
Selanjutnya
dapat dikemukan bahwa keempat gaya kepemimpinan di atas memiliki kelebihan dan
kekurangan tersendiri. Setiap gaya kepemimpinan bisa efektif dalam situasi
tertentu tetapi tidak efektif dalam situasi lainya.
Menurut (Gillies,
1996)
Faktor
yang menetukan efektifitas gaya kepemimpinan secara situasional meliputi:
1. Kesulitan
atau kompleksitas tugas yang diberikan,
2. Waktu
yang tersedia untuk menyelesaikan tugas,
3. Ukuran
unit organisasi,
4. Pola
komunikasi dalam organisasi
5. Latar
belakang pendidikan dan pengalaman pegawai,
6. Kebutuhan
pegawai dan kepribadian pemimpin
Keuntungan : para anggota atau bawahan akan dapat mengembangkan kemampuan
dirinya.
Kelemahan : kekacauan karena tiap pejabat bekerja menurut selera masing-
masing.
D. Ciri
Dan Ketrampilan Yang Harus Dikuasai Pemimpin Yang Efektif
Menurut Kadarman & Udaya Seorang pemimpin yang efektif tidak akan
menggunakan kelebihannya untuk menaklukkan orang lain, namun justru digunakan
untuk mendorong bawahannya dalam mencapai tujuan sesuai dengan kemampuan yang
ada.
1. Swanburg
(2000)
menyatakan bahwa karakteristik pemimpin yang efektif adalah sebagai berikut:
a. Intelegensi
(pengetahuan, pendapat, keputusan, berbicara)
b. Kepribadian
(mudah adaptasi, waspada, kreatif, kerjasama, integritas pribadi yang baik,
keseimbangan emosi dan tidak ketergantungan kepada orang lain)
c. Kemapuan
(bekerjasama, hubungan antar manusia dan partisipasi sosial).
2. Fiedler
(1977), dikutip dari Gillies (1996) menyatakan bahwa
kepemimpinan dapat berjalan efektif bila:
a. Kepemimpinan
berganti dari satu orang ke orang lain dan berganti dari satu gaya ke gaya
lainnya seiring dengan terjadinya perubahan situasi kerja.
b. Pemimpin
sebaiknya berasal dari anggota kelompok kerja, mengenal situasi kerja dan
memiliki kemampuan yang lebih tinggi dibanding anggota kelompok kerja lainnya.
3. Bennis
menyatakan bahwa pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang memenuhi
karakteristik sebagai berikut:
a. Mempunyai
pengetahuan yang luas dan kompleks tentang sistem manusia.
b. Menerapkan
pengetahuan tentang pengembangan dan pembinaan bawahan.
c. Mempunyai
kempuan menjalin hubungan antar manusia.
d. Mempunyai
sekelompok nilai dan kemampuan yang memungkinkan untuk mengenal orang lain
dengan baik.
4. Merton, menguraikan kepemimpinan
yang efekti dapat memenuhi 4 keadaan yaitu :
a.
Seseorang
akan mengerti apabila menerima auatu komunikasi,
b.
Mempunyai
pedoman apa yang harus dilakukan yang diminta oleh komunikasi tadi,
c.
Percaya
bahwa perilaku yang diminta adalah sesuai dengan kehendak perorangan dengan
nilai yang baik,
d.
Sesuai
dengan tujuan dan nilai organisasi.
E. Peran
Dan Fungsi Kepala Ruang Sebagai Pemimpin
Menutur Depkes RI 1994, “ Kepala ruangan adalah
seorang tenaga perawat profersional yang diberi tanggung jawab dan wewenang
dalam mengelola kegiatan pelayanan keperawatan di satu ruang rawat.”
1.
Peran Kepala Ruang
Adapun tanggung jawab kepala ruangan menurut Gillies
(1994) adalah peran kepala ruangan harus lebih peka terhadap anggaran rumah
sakit dan kualitas pelayanan keperawatan, bertanggung jawab terhadap hasil dari
pelayanan keperawatan yang berkualitas, dan menghindari terjadinya kebosanan
perawat serta menghindari kemungkinan terjadinya saling melempar kesalahan.
Tanggung jawab kepala rungan dapat diidentifikasi sesuai
dengan perannya meliputi:
a.
Manajemen
personalia/ketenagaan, meliputi penerimaan, seleksi, orientasi, pengembangan
tenaga, penilain penampilan kerja, promosi dan penyediaan ketenagaan staf
keperawatan.
b.
Manajemen
operasional, meliputi perencanaan, pengorganisasian, dan pengarahan dalam
pelayanan keperawatan.
c.
Manajemen
kuliatas pelayan, meliputi pengembangan standar asuhan keperarawatan, program
kendali mutu, program evaluasi team dan persiapan untuk akreditasi pelayanan
keperawatan.
d.
Manajemen
finansial, meliputi budget, cost control dalam pelayanan keperawatan.
2.
Fungsi
Kepala Ruang
Adapun
fungsi kepala ruangan menurut Marquis dan Houston (2000) sebagai
berikut:
a. Perencanaan :
dimulai dengan penerapan filosofi, tujuan, sasaran, kebijaksanaan, dan
peraturan – peraturan : membuat perencanaan jangka pendek dan jangka panjang
untuk mencapai visi, misi, dan tujuan, organisasi, menetapkan biaya – biaya
untuk setiap kegiatan serta merencanakan dan pengelola rencana perubahan.
b. Pengorganisasian:
meliputi pembentukan struktur untuk melaksanakan perencanaan, dan menetapkan
metode
Menurut
Kron (1981), ruang lingkup kegiatan kepemimpinan dalam keperawatan meliputi:
1.
Perencanaan dan
pengorganisasian
2.
Membuat penugasan dan
memberi pengarahan
3.
Pemberian bimbingan
4.
Mendorong kerjasama dan
partisipatif
5.
Kegiatan koordinasi
6.
Evaluasi hasil kerja.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Keperawatan adalah profesi yang terus
mengalami perubahan, fungsinya lebih luas, baik sebagai pelaksana asuhan,
pengelola, ahli, pendidik, maupun peneliti keperawatan. Melihat fungsinya yang
luas sebagaimana tersebut di atas, maka perawat profesional harus dipersiapkan
dengan mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan tentang kepemimpinan. Pemimpin
keperawatan dibutuhkan baik sebagai pelaksana asuhan keperawatan, pendidik,
manajer, ahli, dan bidang riset keperawatan.
Kepemimpinan adalah suatu proses yang
mempengaruhi aktifitas seseorang atau sekelompok orang untuk mau berbuat dan
mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan.
Seorang
pemimpin yang efektif tidak akan menggunakan kelebihannya untuk menaklukkan
orang lain, namun justru digunakan untuk mendorong bawahannya dalam mencapai
tujuan sesuai dengan kemampuan yang ada.
B. Saran
1.
Seorang pemimpin hendaknya mampu
membimbing, mengarahkan dan mengayomi anggotanya tanpa membedakan antara anggota
yang satu dengan anggota yang lain,
2.
Dalam proses
manajemen keperwatan
seharusnya melibatkan seluruh personil bukan hanya berpusat pada pemimpin atau
manajer.
3.
Segala keputusan yang dibuat harus
dimusyawarahkan dan harus dapat diterima oleh semua pihak dalam manajemen
keperawatan.
Dengan model kepemimpinan yang efektif ini, diharapkan
di masa yang akan datang profesi keperawatan bisa diterima dengan citra yang
baik di masyarakat luas sebagai suatu profesi yang dikembangkan berdasarkan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedang berkembang.