Kamis, 10 Mei 2012

Proses Keperawatan


PROSES KEPERAWATAN
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Perawatan adalah pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat terhadap individu, keluarga dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan. Berdasarkan ilmu, artinya perawatan harus dilandasi dan menggunakan ilmu perawatan dan kiat keperawatan yang mempelajari bentuk dan sebab tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia suatu upaya keperawatan dan penyembuhan. Berdasarkan kiat artinya perawat lebih difokuskan pada kemampuan perawat untuk memberikan asuhan keperawatan secara komperehensip dengan sentuhan seni.
Keperawatan adalah bentuk pelayanan profesional sebagai bagian integral pelayan kesehatan yang berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan meliputi aspek biologis, psikologis, sosial, dan spiritual yang bersifat kompherensip, ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat yang sehat maupun yang sakit mencakup hidup manusia untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Keperawatan bersifat kompherensip artinya elayanan keperawatan brsifat menyeluruh, meliputi aspek “ Manusia biopsiko sosial dan spiritua ”.
Secara umum keperawatan adalah merupakan suatau indentifikasi seni. Istilah seni berarti ketrampilan praktik yang diperoleh melalui pengamatan/ pengalaman.

B.     Tujuan
1.      Memperoleh hasil asuhan keperawatan yang bermutu efektif, efisien, sesuai dengan kebutuhan untuk pemecahan masalah kesehatan atau keperawatan pasien.
2.      Memperoleh mekanisme asuhan keperawatan yang sistematis, dinamis, terus menerus dan berkelanjutan dan bertanggung jawab demi meningkatkan status kesehatan pasien yang optimal.







BAB II
PEMBAHASAN
Sebelum menyusun suatu asuhan keperawatan yang baik, kita harus memahami langkah lanzgkah dari proses keperawatan. Proses perawatan merupakan suatu metode bagi perawat untuk Memberikan asuhan keperawatan kepada klien. Beberapa pengertian proses kaperawatan adalah sebagai berikut :
·         Suatu metoda pemberian asuhan keperawatan yang sistematis dan rasional (Kozier, 1991)
·         Metoda pemberian asuhan keperawatan yang terorganisir dan sistematis, berfokus pada respon yang unik dari individu terhadap masalah kesehatan yang actual dan potensial (Rosalinda,1986)
·         Suatu aktifitas yang dinamika dan berkelanjutan yang meliputi interaksi perawat klien dan proses pemecahan masalah (Schultz dan Videbeck).
Proses keperawatan bukan hanya sekedar pendekatan sistematik dan terorganisir melalui enam langkah dalam mengenali masalah-masalah klien, namun merupakan suatu metode pemecahan masalah baik secara episodic maupun secara linier. Kemudian dapat dirumuskan diagnosa keparawatannya, dan cara pemecahan masalah. Dan proses keperawatan secara umum diartikan sebagai pendekatan dalam pemecahan masalah yang sistematis untuk memberikan asuhan keperawatan terhadap setiap orang.
Adapun karakteristik dari proses keperawatan antara lain:
·         Merupakan kerangka berpikir dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien, keluarga, dan komunitas.
·         Bersifat teratur dan sistematis.
·         Bersifat saling bergantung satu dengan yang lain
·         Memberikan asuhan keperawatan secara individual
·         klien menjadi pusat dan menghargai kekuatan klien
·         Dapat digunakan dalam keadaan apapun
Tujuan proses keperawatan :
·         Memperoleh hasil askep yang mutu efektif, efisien, sesuai dengan kebutuhan untuk pemecahan masalah kesehatan/keperawatan pasien.
·         Memperoleh mekanisme askep yang sistematis, dinamis, terus menerus dan berkelanjutan dan bertanggung jawab demi meningkatkan status kesehatan pasien yang optimal.
Fungsi proses keperawatan ;
·         Member arahan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi tenaga keperawatan dalam memecahkan masalah pasien melalui askep.
·         Member cirri profesionalisasi askep melalui pendekatan pemecahan masalah dan komunikasi efektif dan efesien.
·         Member kebebasan dari pasien mendapat pelayanan yang optimal sesuai dengan kebutuhannya dalam kemandiriannya dibidang kesehatan.
Manfaat prosek keperawatan ;
·         Manfaat untuk pasien :
§  Mendapatkan pelayanan keperawatan yang bermutu, efektif, efisien
§  Mempercepat proses kesembuhan
§  Mendapat kepuasan
·         Manfaat bagi tenaga keperawatan:
§  Pengembangan ketrampilan intelektual dan teknis keperawatan
§  Meningkatkan kemandirian tenaga keperawatan
§  Memperoleh kepuasan bila berhasil merawat pasien dengan baik dan cepat sembuh.
·         Manfaat bagi institusi RS:
§  Pasien merasa puas kunjungan meningkat
§  Citra RS akan bertambah baik dimata masyarakat
·         Manfaat bagi masyarakat :
§  Masyarakat mendapat pelayanan bermutu
§  Masyarakat bangga dengan prestasi tenaga keperawatan yang juga merupakan bagian dari masyarakat.



5 langkah proses keperawatan : Pengkajian, Diagnosa keperawatan, Intervensi, Implementasi, dan Evaluasi.
1.      Pengkajian
Pada dasarnya tujuan pengkajian adalah mengumpulkan data objektif dan subjektif dari klien. Adapun data yang terkumpul mencakup klien, keluarga, masyarakat, lingkungan, atau kebudayaan. (Mc Farland & mc Farlane, 1997)
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan selama pengkajian antara lain:
·      Memahami secara keseluruhan situasi yang sedang dihadapi oleh klien dengan cara memperhatikan kondisi fisik, psikologi, emosi, sosialkultural, dan spiritual yagn bisa mempengaruhi status kesehatannya.
·      Mengumpulkan semua informasi yang bersangkutan dengan masa lalu, saat ini bahkan bahkan sesuatu yang berpotensi menjadi masalah bagi klien guna membuat suatu database yang lengkap. Data yang terkumpul berasal dari perawat-klien selama berinteraksi dan sumber yang lain. (Gordon, 1987;1994)
·      Memahami bahwa klien adalah sumber informasi primer.
·      Sumber informasi sekunder meliputi anggota keluarga, orang yang berperan penting dan catatan kesehatan klien.
Metode pengumpulan data meliputi :
·      Melakukan interview/wawancara.
·      Riwayat kesehatan/keperawatan
·      Pemeriksaan fisik
Mengumpulkan data penunjang hasil laboratorium dan diagnostik lain serta catatan kesehatan (rekammedik).

Ada dua Tipe Data :
a.       Data subjektif
Data yang didapatkan dari pasien sebagai pendpat terhadap situasi atau kejadian apa yang di laporkan,diyakini atau di rasakan
b.      Data objektiv
Data yang yang dapat di observasi dan di ukur misalnya : TTV,tingkah laku,pemeriksaan diagnostik.
Berikut ini adalah sumber data yang mana berfungsi sebagai sumber informasi untuk memperoleh data pasien :
1)      Klien
2)      Teman
3)      Keluarga
4)      Petugas kesehatan
5)      Catatan medis
6)      Catatan lainya
7)      Tinjauan literature

Untuk menganalisis gejala di gunakan metode PQRST.
P  :    provokativ / paliativ
Apa yang menyebabkan gejala ? Apa yang membuatnya menjadi lebih baik atau   lebih buruk ?
Q  :    Quality/Quantity
Bagaimana rasanya gejala,kelihatanya dan suaranya ?
Seberapa sering anda mengalaminya sekarang.
R  :    Religion/radiation
Di mana timbul gejala ? apakah menyebar ?
S  :    Severity (keparahan)
Berapa tingkat keparahan gejala pada skala keparahan 1 samapai 10   menggambarkan keadaan yang paling parah.
T  :    Timing
Kapankah gejala ini dimulai ? seberapa sering terjadinya ? apakah terjadi tiba-       tiba atau bertahap.

2.      Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan melibatkan proses berpikir kompleks tentang data yang dikumpulkan dari klien, keluarga, rekam medik, dan pemberi pelayanan kesehatan yang lain.
Diagnosa keperawatan menggambarkan tanda dan gejala yang menunjukan masalah kesehatan yang dirasakan klien dimana perawat berdasarkan pendidikan dan pengalaman mampu menolong klien.
Diagnose merupakan pernyataan/kesimpulan yang diambil dari pengkajian tentang status kesehatan pasien (Yura)
Pernyataan yang menjelaskan status atau masalah kesehatan actual atau potensial (resiko tinggi)
Pernyataan yang jelas, singkat dan pasti tentang masalah pasien serta penyebabnya, yang dapat dipecahkan atau diubah melalui tindakan keperawatan (Gordon,1979)
Perumusan pernyataan diagnosa keperawatan memiliki beberapa syarat yaitu mempunyai pengetahuan yang dapat membedakan antara sesuatu yang aktual, risiko, dan potensial dalam diagnosa keperawatan.
Tipe Diagnosa keperawatan Ada tiga tipe diagnosa keperawatan menurut NANDA yaitu:
a.      Diagnosa keperawatan actual, yaitu respon manusian terhadap kondisi kesehatan         atau proses kehidupan yang didukung oleh sekelompok batasan karakteristik dan termasuk factor yang berhubungan (etiologi) yang mempunyai kontribusi terhadap perkembangan atau pemeliharaan kesehatan.
b.      Diagnosa keperawatan resiko, yaitu menunjukan respon manusia yang dapat timbul pada seseorang atau kelompok yang rentan dan ditunjang dengan factor resiko yang memberi konstribusi pada peningkatan kerentanan.
c.       Diagnosa keperawatan kesejahteraan, yaitu menguraikan respon manusian terhadap tingkat kesehatan pada individu atau kelompok yang mempunyai potensi peningkatan derajat kesehatan lebih tinggi.

Perumusan masalah
Setelah perawat menyelesaikan pengkajian, perawat kemudian menyeleksi outkom menggunakan skala pengukuran dan pengidentifikasi rating yang diinginkan untuk bisa dicapai melalui intervensi. Tujuan dalam kriteria hasil akan memberikan petunjuk bagi perawat untuk menentukan tindakan keperawatan dan untuk meningkatkan evaluasi dari perawat. Tujuan seharusnya ditulis dalam terminology tingkah laku. Ini berarti kata kerja digunakan untuk menunjukan tujuan yang menggambarkan tingkah laku yang mungkin diobservasi dan harus mempunyai sedikit interpretasi. Tujuan harus realistic menggambarkan apa yang perawat ingin selesaikan dengan waktu yang spesifik. (Stuart dan Sundeen, 1995)
Cara merumuskan diagnose keperawatan
Menggunakan pola P + E + S , yaitu :
Problem                       : Masalah
Etiologi                       : Penyebab
Sign & Symptom        : Tanda dan gejala
a.       Problem ( Masalah/kebutuhan)
Menjelaskan status kesehatan atau masalah kesehatan klien secara jelas dan sesingkat mungkin.
b.      Etiologi
Etiologi adalah factor klinik dan personal yang dapat merubah status kesehatan atau mempengaruhi perkembangan masalah. Hal ini biasa disebut related to dari pernyataan diagnose keperawatan (Carpenito,2000)
Penulisan etiologi dari diagnose keperawatan meliputi unsure PSMM.
P  = Patofisiologi dari penyakit
S = Situational ( keadaan lingkungan perawatan )
M = Medication ( pengobatan yang diberikan )
M = Maturasi ( tingkat kematangan kedewasaan klien.

3.      Intervensi
Perencanaan keperawatan merupakan penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk penanggulangan masalah sesuai dengan Dx.Kep yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan pasien ( Pusdiklat DJJ keperawatan ).
Langkah-langkah perencanaan :
a.       menentukan prioritas masalah
b.      menentukan criteria hasil
c.       mnentukan rencana tindakan
d.      dokumentasi

4.      Implementasi
Implementasi adalah pengolahan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan (Effendi, 1995). Jenis tindakan pada implementasi ini terdiri dari tindakan mandiri, saling ketergantungan / kolaborasi,
Implementasi tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan keperawatan. Pada situasi nyata sering implementasi jauh berbeda dengan rencana. Hal ini terjadi karena parawat belum terbiasa menggunakan rencana tertulis dalam melaksanakan tindakan keperawatan. Yang biasa adalah rencana tidak tertulis yaitu apa yang dipikirkan, dirasakan, itu yang dilaksanakan. Hal ini sangat membahayakan klien dan perawat jika berakibat fatal, dan juga tidak memenuhi aspek legal.
Sebelum meleksanakan tindakan yang sudah direncanakan, perawat perlu memvalidasi dengan singkat apakah rencana tindakan masih sesuai dan dibutuhkan klien sesuai dengan kondisi saat ini. Perawat juga menilai diri sendiri, apakah mempunyai kemampuan interpersonal, intelektual, teknik sesuai dengan tindakan yang akan dilaksanakan.

5.      Evaluasi
Evaluasi mengacu kepada penilaian, tahapan, dan perbaikan. Pada tahap ini perawat menemukan penyebab mengapa suatu proses keperawatan dapat berhasil atau gagal.(Alfaro-LeFevre,1994)
Evaluasi adalah suatu proses terencana dan sistematis dalam mengumpulkan, mengorganisasi, menganalisis dan membandingkan status kesehatan klien dengan criteria hasil yang diinginkan serta menilai derajat pencapaian hasil klien.
Tujuan evaluasi keperawatan :
·         menentukan kemajuan klien dalam mencapai criteria hasil yang sudah dirancang.
·         Menilai efektifan komponen proses keperawatan dalam membantu klien mencapai criteria hasil.
·         Menentukan kualitas asuhan keseluruhan yang sudah diberikan kepada klien, melalui program perbaikan kualitas dan program manajemen kualitas.
Macam-macam evaluasi :
·         Evaluasi Prose ( FORMATIF )
¨      Evaluasi yang dilakukan setiap selesai tindakan
¨      Berorientasi pada etiologi
¨      Dilakukan secara terus menerus sampai tujuan yang ditentukan tercapai
·         Evaluasi Hasil ( SUMATIF )
¨      Evaluasi yang dilakukan setelah akhir tindakan keperawatan secara paripurna
¨      Berorientasi pada masalah keperawatan
¨      Menjelaskan keberhasilan/ ketidakberhasilan
¨      Rekapitulasi dan kesimpulan status kesehatan klien sesuai dengan kerangka waktu yang ditetapkan.
Komponen SOAP / SOPIER
S = data subjektif “ perawat menuliskan keluhan klien yang masih dirasakan setelah dilakukan tindakan keperawatan “.
O = data objektif “ data berdasarkan hasil pengukuran atau observasi perawat secara langung kepada klien dan yang dirasakan klien setelah dilakukan tindakan keperawatan.
A = analisis “ interpretasi dari data subjektif dan data objektif.
P = planning ‘ perencanaan keperawatan yang akan dilanjutkan, dihentikan, dimodifikasi atau ditambahkan dari rencana tindakan keperawatan yang telah dilakukan sebelumnya”.
I = implementasi “ tindakan keperawatan yang dilakukan sesuai dengan instruksi yang telah terindentifikasi dalam komponen perencanaan. Jangan lupa menuliskan komponen tanggal dan jam “.
E= evaluasi “ respon klien setelah dilakukan tindakan keperawatan”.
R = reassessment “ pengkajian ulang yang dilakukan terhadap perencanaan setelah diketahui hasil evaluasi, apakah dari rencana tindakan perlu dilanjutka, dimodifikasi, atau dihentikan”.


BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Suatu pendekatan sistematik untuk mengenal masalah-masalah pasien dan mencari alternatif pemecahan masalah dalam memenuhi kebutuhan pasien.
Merupakan proses pemecahan masalah yang dinamis dalam memperbaiki dan meningkatkan kesehatan pasien sampai ketahap maksimum.
Merupakan pendekatan ilmiah.
Terdiri dari lima tahap yaitu : pengkajian, diagnose keperawatan, perencanaan,pelaksanaan dan evaluasi.
Ilmu keperawatan adalah sintesa dari ilmu keperawatan dasar, ilmu keperawatan klinik, ilmu biomedik, ilmu psikologi dan sosial.
Ilmu keperawatan adalah berasal dari berbagai macam buku dan berbagai pendapat dari para ahli keperawatan.
Keperawatan dasar adalah hal yang penting dalam perawatan manusia yang saling berhubungan.












DAFTAR PUSTAKA

Chase, S. (1994). Clinical Judgement by critical care nurse: An ethnographic study. In R. M. Carroll-Johnson 7 Pacquette (Eds), Classification of nursing diagnosis: Proceedingof the ninth conference, North American Nursing Diagnosis Association (pp. 367-368). Philadelphia: J.B. Lippincott.
Lunney; M. (1992). Divergent productie thinking factors and accuracy of nursing diagnoses. Research in Nursing and Health, 15(4), 303-312.