BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang masalah
Dalam sejarah
filsafat ada saat-saat yang dianggap penting sebagai patokan suatu era (zaman),
karena selain memiliki zaman atau khas, yaitu suatu aliran filsafat bisa
meninggalkan pengaruh yang sangat bersejarah pada peradaban manusia.
Manusia muncul pada akhir zaman Cenozoicum ( zaman
binatang menyusui ), sekitar satu juta tahun yang lalu. Barulah sekitar 25.000
tahun yang lalu manusia berkembang seperti sekarang ini. Sesuatu yang bersifat
fisik material belaka pada manusia setelah jiwa adalh tubuhnya. Manusia mengalami
peradaban dalam perkembangannya, seperti halnya dengan filsafat.
Peradaban manusia
dalam hal filsafat ini dimulai dari peradaban zaman purba, peradaban yang
terjadi di belahan bumi barat dan bumi timur, samapi menuju ke zaman modern
sekarang. Berbagai macam hasil pemikiran yang muncul dari berbagai tokoh pada
masa peradabanya.
Hasil pemikiran tersebut sangat berpengaruh dalam masa
peradaban manusia ini, dan hasil dari pemikiran tersebut akan kami bahas dalam
makalah ini.
B. Perumusan
Masalah
Dalam
makalah yang akan kami presentasikan ini, kami membagi beberapa sub yang
membahas tentang filsafat dan peradaban manusia yaitu :
1. Filsafat dan peradaban manusia
2. Filsafat dibeberapa negara
3. Filsafat
manusia.
C. Tujuan
Ada beberapa tujuan dari makalah yang kami tulus ini,
antara lain :
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Keperawatan.
2. Untuk memahami pemikiran pada perdaban manusia
3. Sebagai bahan presentasi dalam diskusi tatap muka mata
kuliah Filsafat keperawatan.
4. Sebagai bahan bacaan bagi yang berkenan membacanya
BAB II
FILSAFAT DAN PERADABAN MANUSIA
A.
Arti
Sejarah Filsafat
Sejarah
filsafat ialah penyelidikan ilmiah mengenai perkembangan pemikiran filsafat
dari seluruh bangsa manusia dalam sejarah. Akan tetapi pengaturan historis itu
diberikan disamping pengatur sistematis maka ia akan sangat besar faedahnya.
Sering kali persoalan-soalan filsafat hanya dapat dipahami jika dilihat
perkembangan sejarahnya. Dan dari seluruh perjalanan pemikiran filsafat itu
menjadi kentara juga persoalan-soalan manakah yang selalu tampil kembali bagi
setiap kurun masa, bagi setiap bangsa dan setiap orang.
B.
Filsafat zaman purba
( 600 sebelum Masehi
sampai 500 sesudah Masehi )
1. Kelahiran ( pre-sokratisi
) : filsafat alam mencari penjelasan dari pada alam, khususnya terjadinya segala-segalanya
dari prinsip pertama ( arche ).
2. Perkembagan, memusatkan
penyelidikan pada manusia.
3. Zaman keemasan, mencari
syntesa antara filsafat alam dan filsafat tentang manusia.
4. Zaman keruntuhan system
etika.
5. Perkembangan baru, Neo-Platonishi
bersikap religious, kebaktian.
( Drs.H.Burhanuddin
Salam, 2008, hal:187 )
1.
Masa Yunani
Kepercayaan,
yang bersifat formalitas ini ditentang oleh Homerus dengan dua buah karyanya
yang terlsafatllkenal; yaitu Ilias dan Odyseus ; memuat nilai-nilai yang
tinggi dan bersifat edukatif. Ahli pikir pertama kali yang muncul adalah
1.
Thales (+ 625 – 545 SM) yang berhasil mengembangkan geometri dan
matematika.
2.
Liokippos dan Democritos mengembangkan teori materi; Hipocrates
mengembangkan ilmu kedokteran.
3.
Euclid mengembangkan
geometri deduktif.
4.
Socrates mengembangkan teori tentang moral.
5.
Plato mengembangkan teori tentang ide.
6.
Aristoteles mengembangkan teori yang menyangkut dunia dan benda
dan berhasil mengumpulkan data 500 jenis binatang (ilmubiologi). Suatu
keberhasilan yang luar biasa dari Aristoteles adalah menemukan sistem
pengaturan pemikiran (logika formal) yang sampai sekarang masih dkenal.
C. Filsafat Abad Pertengahan ( 100-160 )
1.
Pratistik ( 100-700 )
Berdasarkan ajaran neo-platonisi dan stoa, ajaranya meliputi
pengetahuan, tata dalam alam. Bukti adanya Tuhan, tentang manusia, jiwa, etika,
masyarakat dan sejarah.
2.
Skolastik
Pemikir yang tampil kemuka ialah : Skotuserigena ( 810-877 ),
persoalan-soalan: tentang pengertian-pengertian umu ( pengaruh plato ). Yang
terkenal : Anselmus ( 1033-1100 ), Abaelardus ( 1079-1142 ).
3.
Filsafat Arab
a.
Al- Kindi ( 800-870 )
Filsafatnya adalah pemikiran kembali dari ciptaan Yunani (
menterjemahkan 2060 buku Yunani ) dalam bentuk bebas dengan refleksinya dengan
iman islam.
b.
Al-Farabi ( 872-950 )
Filsuf muslim dengan pangkal filsafatnya dari platinus.
c.
Ibnu Sina ( Avinna ) ( 950-1037 )
Yang besar pengaruhnya terhadap filsafat barat sejak usia 10 tahun
sudh\ah hafal al-qur’an
d.
Al-Ghazali ( 1059-1111 )
Filsuf besar islam yang mengarang ihyha ulul mu’ddin di Spanyol
( Drs.H.Burhanuddin
Salam, 2008, hal:191 )
D.
Masa Abad Modern
Pada
masa abad modern ini berhasil menempatkan manusia pada tempat yang sentral
dalam pandanan kehidupan sehingga corak pemikirannya antroposentris, yaitu
pemikiran filsafatnya mendasarkan pada akal fikir dan pengalaman.
Rene
Descartes (1596-1650) sebagai bapak filsafat modern yang berhasil memadukan
antara metode ilmu alam dengan ilmu pasti kedalam pemikiran filsafat.
Pada abad ke-18,
perkembangan pemikiran filsafat mengarah pada filsafat ilmu pengetahuan.
Abad
ke-19, perkembangan pemikiran filsafat terpecah belah. Ada filsafat Amerika,
filsafat Prancis, filsafat Inggris, filsafat Jerman.
E.
Masa Abad Dewasa Ini
(Filsafat Abad ke-20)
Filsafat Dewasa Ini atau
Filsafat Abad Ke-20 juga disebut Filsafat Kontemporer. Ciri khas pemikiran
filsafat ini adalah desentralisasi manusia. Dalam bidang bahasa terdapat
pokok-pokok masalah, yaitu arti kata-kata dan arti pernyataan-pernyataan. Maka,
timbullah filsafat analitika, yang di dalamnya membahas tentang cara mengatur
pemakaian kata-kata / istilah-istilah karena bahasa sebagai objek terpenting
dalam pemikiran filsafat, para ahli pikir menyebutnya sebagai logosentris.
Para paruh pertama abad
ke-20 ini timbul aliran-aliran kefilsafatan,seperti:
Neo-Thomisme, Neo-Kantianisme,
Neo-Hegelianisme, Kritika Ilmu, Historisme, Irasionalisme, Neo-Vitalisme,
Spiritualisme, Neo-Positivisme.
Pada Awal belahan akhir
abad ke-20 muncul aliran-aliran kefilsafatan yang lebih dapat memberikan corak
pemikiran dewasa ini, seperti:
1.
Filsafat Analitis
2.
Strukturalisme
3.
Filsafat Eksistensi,
4.
Kritika Sosial.
5.
Plato atau Aristoteles, sampai munculnya filosof Plotinus (204 –
270).
Lima abad dari adanya
kekosongan di atas diisi oleh aliran-aliran besar seperti: Epikurisme, Stoaisme, Skeptisisme,
dan Neoplatonisme.
1.
Epicurisme
Sebagai
tokohnya Epicurus (341 – 271 SM), lahir di Samos dan mendapatkan pendidikan di
Athena. Pokok ajarannya adalah bagaimana agar manusia itu dalam hidupnya
bahagia. Epicurus mengemukakan bahwa agar manusia dalam hidupnya bahagia
terlebih dahulu harus memperoleh ketenangan jiwa (ataraxia).
Terdapat
tiga ketakutan dalam diri manusia seperti berikut ini
a. manusia takut terhadap
kemarahan dewa
b. manusia takut
terhadap kematian.
c. manusia takut terhadap
nasib.
2. Stoaisme
Sebagai tokohnya adalah Zeno (366 – 264 SM) yang
berasal dari Citium, Cyprus. Pokok ajarannya adalah bagaimana manusia dalam
hidupnya dapat bahagia. Untuk mencapai kebahagiaan tersebut manusia harus
haromoni terhadap dunia (alam) dan harmoni dengan dirinya sendiri.
3.
Skeptisisme
Tokoh
skeptisisme adalah Pyrrhe (360 – 270 SM). Pokok ajarannya adalah bagaimana cara
manusia agar dapat hidup berbahagia. Hal ini ia menengarai bahwa sebagian besar
manusia itu hidupnya tidak bahagia, sehingga manusia sukar sekali mencapai
kebijaksanaan.
Aliran
yang lain tingkatannya lebih kecil dari ketiga aliran diatas adalah :
Neopythagoras (merupakan campuran dari ajaran Plato, Aristoteles, dan Kaum
Stoa).
4.
Neoplatonisme
Tokohnya
adalah Plotinus dan Ammonius. Plotinus (204 – 270SM) lahir di Lykopolis, Mesir.
Titik tolak pemikiran filsafat Plotinus adalah bahwa asas yang menguasai segala
sesuatu adalah satu. Pemikirannya, karena Tuhan isi dan titik tolak
pemikirannya,Tuhan dianggap Kebaikan Tertinggi dan sekaligus menjadi
tujuansemua kehendak.
F. Filasafat India
Sifat-sifat khusus yang membedakan filasafat India dengan filsafat
Yunani :
a.
Suasana dan bakat orang India yang berlainan dengan bakat orang
Yunani
b.
Seluruh pengetahuan dan filsafat diabdikan kepada usaha pembebasan
atau penebusan itu.
c.
Berpangkal pada buku-buku kuno ( Veda )
d.
Perumusan-perumusan umumnya kurang tajam
e.
Kekuatan asimilasi yang sangat besar
G. Filsafat Tionghoa
Yang menjadi pusat perhatian dalam filsafat Tionghoa ( Chu tzu,
atau Hsuan-Hsueh, atau Tao-hseh ) yaitu kelakuan manusia, sikapnya terhadap
dunia yang mengelilinginya dan sesame manusianya.
BAB III
FILSAFAT MANUSIA
A.
Hakikat
Manusia
Pertanyaan
yang berkaitan dengan filsafat merupakan pertanyaan yang bersifat metafisik
atau hakiki. Maka pertanyaan filsafat yang berkaitan dengan manusia adalah
pertanyaan mengenai hakikat manusia.
Manusia
bukan saja makhluk yang berhadapan dengan diri sendiri, tetapi juga menghadapi
masalah lain, seperti halnya menghadapi kesulitan. Ia mengolah diri sendiri
serta dapat mengangkat, merendahkan, atau menjatuhkan diri sendiri. Ia berjarak
dan namun juga bersatu terhadap diri sendiri.
Manusia
juga makhluk yang berada dan menghadapi alam kodrat. Ia merupakan kesatuan
dengan alam, tetapi juga berjarak.
Manusia
selaluterlibat dalam sebuah situasi. Situasi tersebut berubah dan mengubah
manusia. Berdasarkan dinamika tersebut, manusia mampu mengukir sejarah.
( Sarwoko
Soemowinoto. 2008. Hal:62 )
B.
Tinjauan
Kefilsafatan tentang Manusia
Apabila
ditinjau dari segi dayanya, maka jelaslah bahwa manusia memiliki dua macam
daya.
1. Daya
mengenal dunia rohani, yang nous, suatu daya intuitip, yang karena kerjasama
dengan akal ( dianoia ) menjadikan manusia dapat memikirkan serta membicarakan
hal-hal yang rohani.
2. Daya
pengamatan ( aesthesis ), yang karena pengamatan yang langsung yang disertai
dengan daya penggambaran atau pengagasan menjadikan manusia memilki pengetahuan
yang berdasarkan pengamatan.
Supaya
orang dapat mendapatkan pengetahuan diperlukan pertolongan logos, sebab logos
adalah sumber segala pengetahuan.
Kebajikan
diungkapkan dalam 3 tingkatan, yaitu :
1. Apatheia
( tiada perasaan )
Dimana orang melepaskan
diri dari segala hawa nafsu dan dari segala yang bersifat bendani, serta
mematikan segala keinginan rasa, segala kecenderungan dan hawa nafsu.
2. Kebijaksanaa
Suatu karunia Illahi,
yang diarahkan kepada yang susila atau kesalahan.
3. Ekstase
Menegelamkan diri ke
dalam yang Ilahi.
( Drs. Sudarsono,SH.,M.Si.. 2008. Hal:224 )
C.
Manusia
dan Tubuhnya
Manusia
adalah makhluk yang memiliki tubuh. Karena itu menjadi sadar bahwa tubuhnya
bersatu dengan realitas disekitarnya.
Cacat
pada tubuhnya dapat mengurangi tingkat kesadarannya dan jika cacat tersebut
sangat parah sehingga mengenai seluruh indranya, maka ia juga tidak akan mampu
mengerti dunia. Jadi berkat tubuhnya manusia mampu menyatakan hidupnya.
Jiwa
adalah kemampuan rohani. Oleh karena itu, jia dapat berdiri sendiri serta bisa
menghadapi diri sendiri serta benda lain dengan sadar.
Tubuh
tidak boleh dipandang sebagai sesuatu yang berdiri sendiri, maka akan muncul 3
pendapat yang salah, yaitu :
1. Pendapat
idealistis
Pada pandangan ini roh
adalah sesuatu semacam listrik. Tubuh dan roh tidak pernah bertentangan, namun
tubh seolah-olah tidak ada, yang ada hanyalah roh.
2. Pandangan
materialistis
Bahwa orang tidak perlu
berpikir lebih lanjut karena yang ada hanyalah tubuh. Pendapat ini tidak riil,
karena didalam manusia ada beberapa hal yang tidak bisa dijelaskan, misalnya
cinta kasih / kemampuan untuk memandang realitas atas dirinya.
3. Pendapat
yang memandang tubuh semata-mata sebagai lawan yang jahat dari roh.
Tubuh dianggap sebagai
penggerak kearah kejahatan. Pandangan ini bersifat dualistis, karena memandang
tubuh dan jiwa sebagai 2 hal yang berdiri sendiri-sendiri.
( Sarwoko
Soemowinoto. 2008. Hal:63 )
D.
Beberapa
Pandangan tentang Manusia
Pandangan tentang
manusia di dalam pemikiran filsafat berkisar pada 4 kelompok besar, yaitu :
1. Materialisme
2. Idealisme
3. Rasionalisme
Manusia itu terdiri
dari jasmaninya dengan keluasannya ( extension ) serta budi dengan kesadaranya.
4. Irrasionalistis
a. Yang
mengikari adanya resiko
b. Yang
kurang menggunakan rasio walaupun tidak mengingkarinya, dan
c. Terutama
pandangan yang mencoba mendekati manusia dari lain pihak serta, kalau dapat
dari keseluruhan pribadinya.
( Drs.
Sudarsono,SH.,M.Si.. 2008. Hal:235 )
E.
Rasio
Vitalisme
1. Socrates
( 470-399 )
Pengetahuan sejati,
yaitu filsafat. Pengetahuan sejati didapatkan lebih dari satu orang.
2. Pascal
( 1623-1662 )
Manusia adalh makhluk
yang penuh kontradiksi. Filsafat tidak mampu memahami manusia, hanya dengan
melalui pendekatan agama kita akan dapat memahami manusia.
3. Schopenhauer
( 1788-1860 )
Manusia mengetahui
dirinya sebagai fenomena, bagian dari alam, dan sebagai badan organic yang
meluas.
4. Nietsche
( 1844-1900 )
a. Kehendak
adalah asas dari eksistensi manusia, yaitu kehendak untuk berkuasa.
b. Kehidupan
adalah perjuangan untuk memperoleh kekuasaan.
c. Pikiran
mengendalikan naluri untuk hidup dan berkuasa.
5. Yose
Ortega Y. gasset ( 1883-1955 )
Berpendapat bahwa
manusia bukan hanya vitalis sperti hewan, manusia tidak identik dengan
organisme. Kehidupannya tidak sekedar kehidupan biologis semata.
6. Phythagoras
membagi kualitas manusia:
a. Kebijakan
( lover of wisdom )
b. Pencinta
keberhasilan ( lover of success )
c. Pencinta
kenikmatan ( lover of pleasure )
7. Alferd
Alter ( 1870-1937 )
Setiap manusia pada
dasarnya mempunyai kelemahan organis.
8. Maurice
Blondel ( 1861-1939 )
Manusia dikatakan
bernilai penuh bila ia dapat mengungkapkan pemikirinya menjadi tindakan berarti
yang bertanggung jawab.
( Sarwoko
Soemowinoto. 2008. Hal:67 )
F.
Pandangan
Islam mengenai manusia secara filsafat
1. Al-Farabi
Tuhan menciptakan
sesuatu dari bahan yang sudah ada dan secara pancaran emanasi. Emanasi itu
adalah untuk menegaskan keesaan Tuhan mengenai jiwa.
2. Ibnu
Miskawaih
Tuhan adalah zat yang
jelas atau tidak jelas. Jelas karena Tuhan adalah yang Haq (benar) berarti
terang, tidak jelas karena kelemahan akal manusia untuk mengungkapkannya dan
banyaknya kendala kebendaan yang menutupinya.
3. Ibnu
Sina
Kesenangan mental lebih
tinggi dan lebih kuat derajat atau kualitasnya. Kesenangan membuat manusia
lebih sempurna spiritual, kebajikan membuat manusia lebih sempurna dalam satu
hal.
4. Teori
hedonisme
Mengajarkan bahwa
segala sesuatu dianggap baik apabila mengandung kepuasan atau kenikmatan.
5. Pragmatisme
Mengajarkan bahwa
segala sesuatu yang baik dalam kehidupan adalah yang berguna secara praktis.
6. Utilitarianisme
Mengajarkan bahwa yang
baik adalah yang berguna.
( Sarwoko
Soemowinoto. 2008. Hal:76 )
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pertanyaan yang
berkaitan dengan filsafat merupakan pertanyaan yang bersifat metafisik atau
hakiki. Maka pertanyaan filsafat yang berkaitan dengan manusia adalah
pertanyaan mengenai hakikat manusia.
Dalam perkembangannya, filsafat mempunyai peradaban manusia yang berawal
dari peradaban masa purba, abad pertengahan, abad modern, dan masa dewasa ini,
serta filsafat pada masing-masing tiap bagian bumi ini.
Dimasing-masing peradaban memunculkan berbagai macam tokoh dengan
hasil pemikirannya, seperti :
perkembangan geometri, matematika, teori materi, ilmu kedokteran,
geometri deduktif, moral, teori tentang
ide.
Beberapa tokoh dapat menggambungkan antara filsafat dengan agama,
juga filsafat harus didasarkan pada akal fikir dan pengalaman. Dan dimasa dewasa
ini muncul sebuah pemikiran desentralisasi manusia adalah perhatian khusus
terhadap bahasa sebagai subjek kenyataan kita.
B.
Kritik dan Saran
Dengan ketidaksempurnaan makalah kami ini, maka kami harapkan
saran dan kritik dari para pembaca. Demi mewujudkan makalah yang lebih baik
lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Sudarsono. 2008. ILMU FILSAFAT Suatu Pengantar. Jakarta :
Rineka Cipta.
Soemowinoto, Sarwoko.
2008. Pengantar Filsafat Ilmu Keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika.
Salam, Burhanuddin. 2008. PENGANTAR FILSAFAT. Jakarta : Bumi Aksara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar