Selasa, 31 Juli 2012

FILSAFAT PERADABAN MANUSIA


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang masalah
Dalam sejarah filsafat ada saat-saat yang dianggap penting sebagai patokan suatu era (zaman), karena selain memiliki zaman atau khas, yaitu suatu aliran filsafat bisa meninggalkan pengaruh yang sangat bersejarah pada peradaban manusia.
Manusia muncul pada akhir zaman Cenozoicum ( zaman binatang menyusui ), sekitar satu juta tahun yang lalu. Barulah sekitar 25.000 tahun yang lalu manusia berkembang seperti sekarang ini. Sesuatu yang bersifat fisik material belaka pada manusia setelah jiwa adalh tubuhnya. Manusia mengalami peradaban dalam perkembangannya, seperti halnya dengan filsafat.
Peradaban manusia dalam hal filsafat ini dimulai dari peradaban zaman purba, peradaban yang terjadi di belahan bumi barat dan bumi timur, samapi menuju ke zaman modern sekarang. Berbagai macam hasil pemikiran yang muncul dari berbagai tokoh pada masa peradabanya.
Hasil pemikiran tersebut sangat berpengaruh dalam masa peradaban manusia ini, dan hasil dari pemikiran tersebut akan kami bahas dalam makalah ini.

B.     Perumusan Masalah
Dalam makalah yang akan kami presentasikan ini, kami membagi beberapa sub yang membahas tentang filsafat dan peradaban manusia yaitu :
1.      Filsafat dan peradaban manusia
2.      Filsafat dibeberapa negara
3.      Filsafat manusia.

C.     Tujuan
Ada beberapa tujuan dari makalah yang kami tulus ini, antara lain :
1.      Untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Keperawatan.
2.      Untuk memahami pemikiran pada perdaban manusia
3.      Sebagai bahan presentasi dalam diskusi tatap muka mata kuliah Filsafat keperawatan.
4.      Sebagai bahan bacaan bagi yang berkenan membacanya
BAB II
FILSAFAT DAN PERADABAN MANUSIA
A.    Arti Sejarah Filsafat

Sejarah filsafat ialah penyelidikan ilmiah mengenai perkembangan pemikiran filsafat dari seluruh bangsa manusia dalam sejarah. Akan tetapi pengaturan historis itu diberikan disamping pengatur sistematis maka ia akan sangat besar faedahnya. Sering kali persoalan-soalan filsafat hanya dapat dipahami jika dilihat perkembangan sejarahnya. Dan dari seluruh perjalanan pemikiran filsafat itu menjadi kentara juga persoalan-soalan manakah yang selalu tampil kembali bagi setiap kurun masa, bagi setiap bangsa dan setiap orang.

B.     Filsafat zaman purba

( 600 sebelum Masehi sampai 500 sesudah Masehi )
1.      Kelahiran ( pre-sokratisi ) : filsafat alam mencari penjelasan dari pada alam, khususnya terjadinya segala-segalanya dari prinsip pertama ( arche ).
2.      Perkembagan, memusatkan penyelidikan pada manusia.
3.      Zaman keemasan, mencari syntesa antara filsafat alam dan filsafat tentang manusia.
4.      Zaman keruntuhan system etika.
5.      Perkembangan baru, Neo-Platonishi bersikap religious, kebaktian.
( Drs.H.Burhanuddin Salam, 2008, hal:187 )
1.      Masa Yunani
Kepercayaan, yang bersifat formalitas ini ditentang oleh Homerus dengan dua buah karyanya yang terlsafatllkenal; yaitu Ilias dan Odyseus ; memuat nilai-nilai yang tinggi dan bersifat edukatif. Ahli pikir pertama kali yang muncul adalah
1.      Thales (+ 625 – 545 SM) yang berhasil mengembangkan geometri dan matematika.
2.      Liokippos dan Democritos mengembangkan teori materi; Hipocrates mengembangkan ilmu kedokteran.
3.       Euclid mengembangkan geometri deduktif.
4.      Socrates mengembangkan teori tentang moral.
5.      Plato mengembangkan teori tentang ide.
6.      Aristoteles mengembangkan teori yang menyangkut dunia dan benda dan berhasil mengumpulkan data 500 jenis binatang (ilmubiologi). Suatu keberhasilan yang luar biasa dari Aristoteles adalah menemukan sistem pengaturan pemikiran (logika formal) yang sampai sekarang masih dkenal.


C.    Filsafat Abad Pertengahan ( 100-160 )

1.      Pratistik ( 100-700 )
Berdasarkan ajaran neo-platonisi dan stoa, ajaranya meliputi pengetahuan, tata dalam alam. Bukti adanya Tuhan, tentang manusia, jiwa, etika, masyarakat dan sejarah.
2.      Skolastik
Pemikir yang tampil kemuka ialah : Skotuserigena ( 810-877 ), persoalan-soalan: tentang pengertian-pengertian umu ( pengaruh plato ). Yang terkenal : Anselmus ( 1033-1100 ), Abaelardus ( 1079-1142 ).
3.      Filsafat Arab
a.       Al- Kindi ( 800-870 )
Filsafatnya adalah pemikiran kembali dari ciptaan Yunani ( menterjemahkan 2060 buku Yunani ) dalam bentuk bebas dengan refleksinya dengan iman islam.
b.      Al-Farabi ( 872-950 )
Filsuf muslim dengan pangkal filsafatnya dari platinus.
c.       Ibnu Sina ( Avinna ) ( 950-1037 )
Yang besar pengaruhnya terhadap filsafat barat sejak usia 10 tahun sudh\ah hafal al-qur’an
d.      Al-Ghazali ( 1059-1111 )
Filsuf besar islam yang mengarang ihyha ulul mu’ddin di Spanyol
( Drs.H.Burhanuddin Salam, 2008, hal:191 )




D.    Masa Abad Modern

Pada masa abad modern ini berhasil menempatkan manusia pada tempat yang sentral dalam pandanan kehidupan sehingga corak pemikirannya antroposentris, yaitu pemikiran filsafatnya mendasarkan pada akal fikir dan pengalaman.
Rene Descartes (1596-1650) sebagai bapak filsafat modern yang berhasil memadukan antara metode ilmu alam dengan ilmu pasti kedalam pemikiran filsafat.
Pada abad ke-18, perkembangan pemikiran filsafat mengarah pada filsafat ilmu pengetahuan.
Abad ke-19, perkembangan pemikiran filsafat terpecah belah. Ada filsafat Amerika, filsafat Prancis, filsafat Inggris, filsafat Jerman.


E.     Masa Abad Dewasa Ini (Filsafat Abad ke-20)

Filsafat Dewasa Ini atau Filsafat Abad Ke-20 juga disebut Filsafat Kontemporer. Ciri khas pemikiran filsafat ini adalah desentralisasi manusia. Dalam bidang bahasa terdapat pokok-pokok masalah, yaitu arti kata-kata dan arti pernyataan-pernyataan. Maka, timbullah filsafat analitika, yang di dalamnya membahas tentang cara mengatur pemakaian kata-kata / istilah-istilah karena bahasa sebagai objek terpenting dalam pemikiran filsafat, para ahli pikir menyebutnya sebagai logosentris.
Para paruh pertama abad ke-20 ini timbul aliran-aliran kefilsafatan,seperti:
Neo-Thomisme, Neo-Kantianisme, Neo-Hegelianisme, Kritika Ilmu, Historisme, Irasionalisme, Neo-Vitalisme, Spiritualisme, Neo-Positivisme.
Pada Awal belahan akhir abad ke-20 muncul aliran-aliran kefilsafatan yang lebih dapat memberikan corak pemikiran dewasa ini, seperti:
1.      Filsafat Analitis
2.      Strukturalisme
3.      Filsafat Eksistensi,
4.      Kritika Sosial.
5.      Plato atau Aristoteles, sampai munculnya filosof Plotinus (204 – 270).
Lima abad dari adanya kekosongan di atas diisi oleh aliran-aliran besar seperti: Epikurisme, Stoaisme, Skeptisisme, dan Neoplatonisme.

1.      Epicurisme
Sebagai tokohnya Epicurus (341 – 271 SM), lahir di Samos dan mendapatkan pendidikan di Athena. Pokok ajarannya adalah bagaimana agar manusia itu dalam hidupnya bahagia. Epicurus mengemukakan bahwa agar manusia dalam hidupnya bahagia terlebih dahulu harus memperoleh ketenangan jiwa (ataraxia).
Terdapat tiga ketakutan dalam diri manusia seperti berikut ini
a.       manusia takut terhadap kemarahan dewa
b.       manusia takut terhadap kematian.
c.       manusia takut terhadap nasib.

2.      Stoaisme
Sebagai tokohnya adalah Zeno (366 – 264 SM) yang berasal dari Citium, Cyprus. Pokok ajarannya adalah bagaimana manusia dalam hidupnya dapat bahagia. Untuk mencapai kebahagiaan tersebut manusia harus haromoni terhadap dunia (alam) dan harmoni dengan dirinya sendiri.

3.      Skeptisisme
Tokoh skeptisisme adalah Pyrrhe (360 – 270 SM). Pokok ajarannya adalah bagaimana cara manusia agar dapat hidup berbahagia. Hal ini ia menengarai bahwa sebagian besar manusia itu hidupnya tidak bahagia, sehingga manusia sukar sekali mencapai kebijaksanaan.
Aliran yang lain tingkatannya lebih kecil dari ketiga aliran diatas adalah : Neopythagoras (merupakan campuran dari ajaran Plato, Aristoteles, dan Kaum Stoa).

4.      Neoplatonisme
Tokohnya adalah Plotinus dan Ammonius. Plotinus (204 – 270SM) lahir di Lykopolis, Mesir. Titik tolak pemikiran filsafat Plotinus adalah bahwa asas yang menguasai segala sesuatu adalah satu. Pemikirannya, karena Tuhan isi dan titik tolak pemikirannya,Tuhan dianggap Kebaikan Tertinggi dan sekaligus menjadi tujuansemua kehendak.



F.     Filasafat India

Sifat-sifat khusus yang membedakan filasafat India dengan filsafat Yunani :
a.       Suasana dan bakat orang India yang berlainan dengan bakat orang Yunani
b.      Seluruh pengetahuan dan filsafat diabdikan kepada usaha pembebasan atau penebusan itu.
c.       Berpangkal pada buku-buku kuno ( Veda )
d.      Perumusan-perumusan umumnya kurang tajam
e.       Kekuatan asimilasi yang sangat besar

G.    Filsafat Tionghoa

Yang menjadi pusat perhatian dalam filsafat Tionghoa ( Chu tzu, atau Hsuan-Hsueh, atau Tao-hseh ) yaitu kelakuan manusia, sikapnya terhadap dunia yang mengelilinginya dan sesame manusianya.



BAB III
FILSAFAT MANUSIA
A.    Hakikat Manusia

Pertanyaan yang berkaitan dengan filsafat merupakan pertanyaan yang bersifat metafisik atau hakiki. Maka pertanyaan filsafat yang berkaitan dengan manusia adalah pertanyaan mengenai hakikat manusia.
Manusia bukan saja makhluk yang berhadapan dengan diri sendiri, tetapi juga menghadapi masalah lain, seperti halnya menghadapi kesulitan. Ia mengolah diri sendiri serta dapat mengangkat, merendahkan, atau menjatuhkan diri sendiri. Ia berjarak dan namun juga bersatu terhadap diri sendiri.
Manusia juga makhluk yang berada dan menghadapi alam kodrat. Ia merupakan kesatuan dengan alam, tetapi juga berjarak.
Manusia selaluterlibat dalam sebuah situasi. Situasi tersebut berubah dan mengubah manusia. Berdasarkan dinamika tersebut, manusia mampu mengukir sejarah.
( Sarwoko Soemowinoto. 2008. Hal:62 )

B.     Tinjauan Kefilsafatan tentang Manusia

Apabila ditinjau dari segi dayanya, maka jelaslah bahwa manusia memiliki dua macam daya.
1.      Daya mengenal dunia rohani, yang nous, suatu daya intuitip, yang karena kerjasama dengan akal ( dianoia ) menjadikan manusia dapat memikirkan serta membicarakan hal-hal yang rohani.
2.      Daya pengamatan ( aesthesis ), yang karena pengamatan yang langsung yang disertai dengan daya penggambaran atau pengagasan menjadikan manusia memilki pengetahuan yang berdasarkan pengamatan.
Supaya orang dapat mendapatkan pengetahuan diperlukan pertolongan logos, sebab logos adalah sumber segala pengetahuan.
Kebajikan diungkapkan dalam 3 tingkatan, yaitu :
1.      Apatheia ( tiada perasaan )
Dimana orang melepaskan diri dari segala hawa nafsu dan dari segala yang bersifat bendani, serta mematikan segala keinginan rasa, segala kecenderungan dan hawa nafsu.
2.      Kebijaksanaa
Suatu karunia Illahi, yang diarahkan kepada yang susila atau kesalahan.
3.      Ekstase
Menegelamkan diri ke dalam yang Ilahi.
( Drs. Sudarsono,SH.,M.Si.. 2008. Hal:224 )

C.    Manusia dan Tubuhnya

Manusia adalah makhluk yang memiliki tubuh. Karena itu menjadi sadar bahwa tubuhnya bersatu dengan realitas disekitarnya.
Cacat pada tubuhnya dapat mengurangi tingkat kesadarannya dan jika cacat tersebut sangat parah sehingga mengenai seluruh indranya, maka ia juga tidak akan mampu mengerti dunia. Jadi berkat tubuhnya manusia mampu menyatakan hidupnya.
Jiwa adalah kemampuan rohani. Oleh karena itu, jia dapat berdiri sendiri serta bisa menghadapi diri sendiri serta benda lain dengan sadar.
Tubuh tidak boleh dipandang sebagai sesuatu yang berdiri sendiri, maka akan muncul 3 pendapat yang salah, yaitu :
1.      Pendapat idealistis
Pada pandangan ini roh adalah sesuatu semacam listrik. Tubuh dan roh tidak pernah bertentangan, namun tubh seolah-olah tidak ada, yang ada hanyalah roh.
2.      Pandangan materialistis
Bahwa orang tidak perlu berpikir lebih lanjut karena yang ada hanyalah tubuh. Pendapat ini tidak riil, karena didalam manusia ada beberapa hal yang tidak bisa dijelaskan, misalnya cinta kasih / kemampuan untuk memandang realitas atas dirinya.
3.      Pendapat yang memandang tubuh semata-mata sebagai lawan yang jahat dari roh.
Tubuh dianggap sebagai penggerak kearah kejahatan. Pandangan ini bersifat dualistis, karena memandang tubuh dan jiwa sebagai 2 hal yang berdiri sendiri-sendiri.
( Sarwoko Soemowinoto. 2008. Hal:63 )

D.    Beberapa Pandangan tentang Manusia

Pandangan tentang manusia di dalam pemikiran filsafat berkisar pada 4 kelompok besar, yaitu :
1.      Materialisme
2.      Idealisme
3.      Rasionalisme
Manusia itu terdiri dari jasmaninya dengan keluasannya ( extension ) serta budi dengan kesadaranya.
4.      Irrasionalistis
a.       Yang mengikari adanya resiko
b.      Yang kurang menggunakan rasio walaupun tidak mengingkarinya, dan
c.       Terutama pandangan yang mencoba mendekati manusia dari lain pihak serta, kalau dapat dari keseluruhan pribadinya.
( Drs. Sudarsono,SH.,M.Si.. 2008. Hal:235 )

E.     Rasio Vitalisme

1.      Socrates ( 470-399 )
Pengetahuan sejati, yaitu filsafat. Pengetahuan sejati didapatkan lebih dari satu orang.
2.      Pascal ( 1623-1662 )
Manusia adalh makhluk yang penuh kontradiksi. Filsafat tidak mampu memahami manusia, hanya dengan melalui pendekatan agama kita akan dapat memahami manusia.
3.      Schopenhauer ( 1788-1860 )
Manusia mengetahui dirinya sebagai fenomena, bagian dari alam, dan sebagai badan organic yang meluas.
4.      Nietsche ( 1844-1900 )
a.       Kehendak adalah asas dari eksistensi manusia, yaitu kehendak untuk berkuasa.
b.      Kehidupan adalah perjuangan untuk memperoleh kekuasaan.
c.       Pikiran mengendalikan naluri untuk hidup dan berkuasa.
5.      Yose Ortega Y. gasset ( 1883-1955 )
Berpendapat bahwa manusia bukan hanya vitalis sperti hewan, manusia tidak identik dengan organisme. Kehidupannya tidak sekedar kehidupan biologis semata.
6.      Phythagoras membagi kualitas manusia:
a.       Kebijakan ( lover of wisdom )
b.      Pencinta keberhasilan ( lover of success )
c.       Pencinta kenikmatan ( lover of pleasure )
7.      Alferd Alter ( 1870-1937 )
Setiap manusia pada dasarnya mempunyai kelemahan organis.
8.      Maurice Blondel ( 1861-1939 )
Manusia dikatakan bernilai penuh bila ia dapat mengungkapkan pemikirinya menjadi tindakan berarti yang bertanggung jawab.
( Sarwoko Soemowinoto. 2008. Hal:67 )

F.     Pandangan Islam mengenai manusia secara filsafat

1.      Al-Farabi
Tuhan menciptakan sesuatu dari bahan yang sudah ada dan secara pancaran emanasi. Emanasi itu adalah untuk menegaskan keesaan Tuhan mengenai jiwa.
2.      Ibnu Miskawaih
Tuhan adalah zat yang jelas atau tidak jelas. Jelas karena Tuhan adalah yang Haq (benar) berarti terang, tidak jelas karena kelemahan akal manusia untuk mengungkapkannya dan banyaknya kendala kebendaan yang menutupinya.
3.      Ibnu Sina
Kesenangan mental lebih tinggi dan lebih kuat derajat atau kualitasnya. Kesenangan membuat manusia lebih sempurna spiritual, kebajikan membuat manusia lebih sempurna dalam satu hal.
4.      Teori hedonisme
Mengajarkan bahwa segala sesuatu dianggap baik apabila mengandung kepuasan atau kenikmatan.
5.      Pragmatisme
Mengajarkan bahwa segala sesuatu yang baik dalam kehidupan adalah yang berguna secara praktis.
6.      Utilitarianisme
Mengajarkan bahwa yang baik adalah yang berguna.

( Sarwoko Soemowinoto. 2008. Hal:76 )






BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Pertanyaan yang berkaitan dengan filsafat merupakan pertanyaan yang bersifat metafisik atau hakiki. Maka pertanyaan filsafat yang berkaitan dengan manusia adalah pertanyaan mengenai hakikat manusia.
Dalam perkembangannya, filsafat mempunyai peradaban manusia yang berawal dari peradaban masa purba, abad pertengahan, abad modern, dan masa dewasa ini, serta filsafat pada masing-masing tiap bagian bumi ini.
Dimasing-masing peradaban memunculkan berbagai macam tokoh dengan hasil pemikirannya, seperti :  perkembangan geometri, matematika, teori materi, ilmu kedokteran, geometri deduktif,  moral, teori tentang ide.
Beberapa tokoh dapat menggambungkan antara filsafat dengan agama, juga filsafat harus didasarkan pada akal fikir dan pengalaman. Dan dimasa dewasa ini muncul sebuah pemikiran desentralisasi manusia adalah perhatian khusus terhadap bahasa sebagai subjek kenyataan kita.

B.     Kritik dan Saran
Dengan ketidaksempurnaan makalah kami ini, maka kami harapkan saran dan kritik dari para pembaca. Demi mewujudkan makalah yang lebih baik lagi.



DAFTAR PUSTAKA

Sudarsono. 2008. ILMU FILSAFAT Suatu Pengantar. Jakarta : Rineka Cipta.
Soemowinoto, Sarwoko. 2008. Pengantar Filsafat Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Salam, Burhanuddin. 2008. PENGANTAR FILSAFAT. Jakarta : Bumi Aksara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar