Selasa, 31 Juli 2012

Prosedur Prngaturan Posisi



MAKALAH
PROSEDUR PENGATURAN POSISI DAN
PROSEDUR PERAWATAN LUKA KERING / POST OPERASI
Disusun untuk memenuhi tugas persyaratan Ujian OSCA matakuliah Ketrampilan Dasar Keperawatan
Dosen : Rita Dwi Hartanti, S.Kep,Ns.


Kelas 1C
Disusun oleh :
LULUK ALFAINI FIKRIYATI  ( 10.0545.S )



PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN  PEKAJANGAN PEKALONGAN TAHUN AJARAN 2010/2011

PENGESAHAN

Makalah yang berujudul PROSEDUR PENGATURAN POSISI DAN PROSEDUR PERAWATAN LUKA KERING / POST OPERASI telah di konsultasikan untuk memenuhi tugas persyaratan  mengikuti ujian OSCA mata kuliah Ketrampilan Dasar Keperawatan.




Pekajangan, 28 Juni 2011

Mengetahui



Rita Dwi Hartanti, S.Kep,Ns











BAB I
PENDAHULUAN

Banyak kondisi patologi yang mempengaruhi kesejajaran dan mobilitas tubuh. Abnormalitas postur congenital atau didapat memengaruhi efisiensi system musculoskeletal, serta kesejajaran, keseimbangan, dan penampilan tubuh.Selama pengkajian fisik, perawat mengobservasi kesejajaran tubuh dan rentang gerak abnormalitas postur dapat menghambat kesejajaran, mobilitas, atau kedua-duanya.
( Aziz Alimul Hidayat, 2002 )
Batasan karakteristik:
Hambatan kemampuan untuk berbalik dari sisi ke sisi lain. Hambatan kemampuan untuk bergerak dari terlentang menjadi duduk atau duduk menjadi terlentang. Hambatan kemampuan mengubah posisi sendiri ditempat tidur. Hambatan kemampuan untuk bergerak dari terlentang menjadi telungkup atau telungkup menjadi telentang. Hambatan kemampuan untuk bergerak dari telentang menjadi duduk memanjang atau duduk memanjang menjadi telentang.
( Lynda Juall, 2003 )



BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN
Untuk mempertahankan kesejajaran ( alignment ) tubuh yang tepat, perawat harus dengan tepat mengangkat klien, menggunakan teknik pemberian posisi yang tepat, dan memindahkan klien dengan aman. Klien dengan gangguan saraf, skelet, atau fungsi system muscular serta peningkatan kelemahan dan keletihan sering memerlukan bantuan dari perawat untuk pemberian posisi dan pemindahan. Penggunaan mekanika tubuh yang tepat dan teknik pemindahan melindungi perawat atau pemberi asuhan dari cidera pada system musculoskeletal.
( Perry,Peterson,Potter, 2003 )
Hambatan mobilitas ditempat tidur : keadaan ketika individu mengalami, atau berisiko mengalami, keterbatasan gerak di tempat tidur.
( Lynda Juall, 2003 )
Ada beberapa macam posisi :
1.      Posisi semi Fowler dengan sandaran
Meningkatka curah jantung dan ventilasi serta mempermudah eliminasi fekal dan berkemih. Dalam posisi ini tempat tidur klien ditinggikan 45-60 derajat, dan lutut klien agak diangkat sehingga tidak ada hambatan sirkulasi pada ekstremitas bawah.
2.      Posisi terlentang dengan sokongan
Mungkin diperlukan setelah bedah spinal dan pemberian anestetik spinal tertentu. Pada posisi ini hubungan bagian tubuh secara mendasar sama dengan posisi tubuh berdiri, kecuali tubuh dalam posisi horizontal.
3.      Posisi telungkup dengan sokongan
Penggunaana utama posisi telentang terapeutik adalah memberikan pilihan bagi klien yang mengalami penurunan mobilitas. Ini buka posisi yang ddapat ditoleransi dengan baik dan jarang digunakan.
4.       Posisi miring ( lateral ) dengan sokongan
Posisi miring menghilangkan tekanan ari tonjolan tulang pada punggun klien dan mendistribusikan bagian utama berat badan klien pada panggula dan bahu dibawah. Pada posisis ini, batang tubuh klien harus sama dengan postur berdiri.
5.      Posisi Sim’s ( semitengkurap ) dengan sokongan
Posisi sim’s sering kali digunakan untuk klien tidak sadar untuk meningkatkan drainase lender dari mulut. Selain itu, tindakan ini memberikan pilihan untuk klien yang imobilisasi atau tirah baring. Pada posisi ini, berat badan klien ditempatkan pada ilium anterior dan humerus dan klavicula.
(  Perry,Potter,Peterson, 2003 )
6.      Posisi Dorsal Recumbent
Pada posisi ini klien ditempatkan pada posisi terlentang dengan kedua lutut fleksi diatas tempat tidur.
( Aziz Alimul Hidayat, 2002 )

B.     PRINSIP TINDAKAN
1.      Pada saat menempatkan pasien ditempat tidur, pertahankan agar kasur yang digunakan dapat mendukung tubuh dengan baik.
2.      Yakinkan bahwa alas tidur tetap bersih dan kering karena alas tidur yang lembab atau terlipat akan meningkatkan risiko terjadinya ulkus dekubitus.
3.      Letakkan alat-alat bantu ditempat-tempat yang membutuhkan, sesuai dengan jenis posisi.
4.      Jangan meletakkan satu bagian tubuh diatas bagian tubuh yang lain, terutama dengan daerah penonjolan tulang.
5.      Rencanakan perubahan posisi selama 24 jam dan lakukan secara teratur.
( Yulia Suparmi, 2008 )

C.     TUJUAN
1.      Mengajarkan baik perawat dan anggota keluarga bagaimana mengangkat dan memindahkan dengan aman dan tepat pada klien yang mengalami hambatan mobilitas.
( Perry,Potter,Peterson, 2003 )
2.      Mempertahankan kenyamanan
3.      Memfalitasi fungsi pernapasan
4.      Melakukan huknah
5.      Member obat per anus (supositoria)
6.      Melancarkan peredaran darah ke otak
7.      Perawatan daerah genetalia
8.      Posisi pada proses persalinan
( Aziz Alimul Hidayat, 2002 )

D.    KONSEP TEORI
Sebelum melakukan semua tindakan, perawat harus melakukan persiapan termasuk mengkaji kesejajaran tubuh dan tingkat kenyamanan pasien, perawat harus menyiapkan alat dan bahan. Bila perawat memerlukan bantuan, harus menyiapkan teman sejawatnya untuk membantu, perawat juga harus menginformasikan kepada pasien, memberikan privasi pada pasien.
( Aziz Alimul Hidayat, 2002 )

E.     INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI
1.      Pada klien yang mengalami gangguan mobilitas
2.      Klien yang setelah pembedahan spinal
3.      Setelah pemberian anestesi spinal
4.      Klien yang tidak sadar
( Perry,Potter,Peterson, 2003 )

F.      PERSIAPAN ALAT
1.      Penopang/bantal
2.      Balok penopang kaki tempat tidur (opsional)
3.      Selimut
4.      Sarung Tangan
5.      Gulungan handuk/bantal kecil
( Perry,Potter, 1995 )

G.    RASIONALISASI

No.
Langkah-Langkah
Rasional
1.
Kaji “empat dasar” tindakan mengangkat:
a.       Posisi berat badan : berat badan yang akan diangkat harus sedekat mungkin dengan pengangkat.
b.      Tinggi objek : tinggi terbaik untuk mengankat kearah vertical adalah sedikit diatas setinggi jari tengah orang dengan tangan menjuntai kesamping (Owen dan Garg, 1991).
c.       Posisi tubuh : pengangkat harus pada posisi dengan batang tubuh tegak sehingga kelompok otot multipel bekerja bersama-sama.
d.      Berat maksimum : objek terlalu berat bila beratnya 35% lebih besar dari berat badan pengangkat.
Menempatkan objek yang akan diangkat pada bidang yang sam dengan pengangkat ( Stamps,1989 )







Menentukan kebutuhan untuk bantuan dari petugas lain selama mengangkat.
2.
Dekati objek yang akan dipindahkan
Memindahkan pusat grafitasi pengangkat lebih dengan objek.
3.
Perbesar landasan pendukung anda, regangkan kedua kaki anda.
Mempertahankan keseimbangan tubuh lebih baik, menurunkan resiko anda untuk jatuh.
4.
Rendahkan pusat gravitasi anda pada objek yang akan diangkat
Meningkatkan keseimbangan tubuh lebih baik dan memampukan kelompok otot anda untuk bekerjasama dengan cara yang tersinkronisasi.
5.
Pertahankan kelurusan kepala dan leher dengan vertebra, pertahankan batang tubuh lurus.
Menurunkan resiko pada vertebra lumbal dan kelompok otot ( Owen dan Garg, 1991 )

1.      Posisi semi Fowler dengan sandaran
No.
Langkah-Langkah
Rasional
1.
Cuci tangan dan gunakan sarung tangan ( bila diperlukan)
Menurunkan transmisi mikroorganisme.
2.
Baringkan klien terlentang dengan kepalanya dekat papan kepala.
Mencegah klien meluncur kearah kakin tempat tidur ketika bagian kepala tempat tidur ditinggikan.
3.
Tinggikan kepala tempat tidur 45 sampai 60 derajat.
Meningkatkan kenyamanan klien memperbaiki pernafasan, dan meningkatka kesempatan untuk bersosialisasi, rileks atau menonton televisi.
4.
Letakan kepala klien diatas kasur atau bantal yang sangat kecil.
Mencegah kontraktur fleksi pada servikal vertebra klien.
5.
Gunakan bantal untuk menyangga tangan dan lengan klien bila klien tidak mempunyai control volunteer atau menggunakan lengan dan tangan.
Mencegah dislokasi bahu kebawah karena tarikan gravitasi dari lengan yang tidak disangga, meningkatkan sirkulasi dengan mencegah pengumpulan darah dalam vena, menurunkan edema pada lengan dan tangan, dan mencegah kontraktur fleksi pergelangan tangan.
6.
Letakkan bantal pada punggung bawah klien.
Menyangga vertebra lumbar dan menurunkan fleksi vertebra.
7.
Tempatkan bantal kecil atau gulangan handuk dibawah paha klien,. Bila ekstremitas bawah pasien mengalami paralisa atau ia tidak mampu untuk mengontrol ekstremitas bawah, gunakan gulungan trokanter selain tambahan bantal dibawah panggulnya.
Mencegah hiperekstensi lututdan oklusi arteri popliteal yang disebabkan oleh tekanan dari berat badan. Gulungan trokanter untuk mencegah rotasi tungkai.
8.
Tempatkan bantal kecil atau gulungan handuk dibawah pergelangan kaki.
Mencegah tekanan tumit terhadap kasur yang berkepanjangan.
9.
Tempatkan papan kaki pada dasar kaki pasien.
Mempertahankan kaki dorsofleksi. Menurunkan resiko drop-floot.
10.
Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan anda.
Menurunkan transmisi mikroorganisme.
11.
Catat pada catatan perawat klien tentang posisi baru klien.
Mendokumentasikan bahwa prosedur telah dilakukan.

2.      Posisi terlentang dengan sokongan
No.
Langkah-Langkah
Rasional
1.
Cuci tangan dan gunakan sarung tangan ( bila diperlukan).
Menurunkan transmisi mikroorganisme.

2.
Baringkan klien terlentang mendatar ditengah tempat tidur.
Menyiapkan klien dengan posisi yang tepat.
3.
Letakkan bantal kecil/ gulungan handuk pada spinal lumbar klien.

Memberikan sanggaan pada vertebra lumbar.
4.
Letakkan bantal dibawah bahu atas, leher, dan kepala klien.
Mempertahankan kelurusan yang benar dan mencegah kontraktur fleksi pada vertebra servikal.
5.
Bila perlu, letakkan gulungan trokanter atau bantal pasir sejajar dengan permukaan lateral paha klien.
Mengurangi rotasi eksternal pinggul.
6.
Letakkan bantal kecil atau gulungandibawah mata kaki klien untuk meninggikan tumit.
Meningkatkan tumit dari permukaan tempat tidur menurunkan tekanan pada tempat tidur tersebut.
7.
Letakkan papan kaki atau penahan foot-drop diatas telapak kaki klien.
Mempertahankan telapak kaki pada dorsifleksi. Mengurangi resiko drop-foot.
8.
Letakkan bantal dibawah lengan bawah pronasi, mempertahankan lengan atas sejajar dengan tubuh.
Menurunkan rotasi internal pada bahu dan mencegak ekstensi siku.
9.
Letakkan gulungan tangan/handuk pada tangan klien atau menggunakan bebat bila tersedia.
Menurunkan ekstensi jari-jari dan abduksi ibu jari. Mempertahankan ibu jari agak adduksi dan dalam posisi berlawanan dengan jari-jari.
10.
Lepaskan sarung tangan dan cuci tanagan anda.
Menurunkan transmisi mikroorganisme.
11.
Catat pada catatan perawat klien tentang posisis baru klien.
Mendokumentasikan bahwa prosedur telah dilakukan.

3.      Posisi telungkup dengan sokongan

No.
Langkah-Langkah
Rasional
1.
Cuci tangan dan gunakan sarung tangan ( bila diperlukan).
Menurunkan transmisi mikroorganisme.

2.
Baringkan klien pada posisi terlentang ditengah tempat tidur.
Memberikan akses ke klien yang mudah dan menghilangkan perubahan posisi klien tanpa melawan gaya gravitasi.
3.
Gulingkan klien dengan lengan diposisikan dekat ketubuhnya dengan siku lurus dan tangan diatas pahanya. Posisikan tengkurap ditengah tempat tidur yang datar.
Memberikan posisi pada klien sehingga kelurusan tubuh dapat dipertahankan.
4.
Putar kepala klien kesalah satu sisi dan sokong dengan bantal kecil,. Bila banyak drainase dari mulut, maka pemasangan bantal mungkin di kontraindikasikan.
            
Menrurunkan fleksi atau hiperekstensi vertebra servikal.
5.
Letakkan bantal kecil dibawah abdomen klien dibawah ketinggian diafragma.
Mengurangi tekanan pada payudara pada beberapa klien wanita, menurunkan hiperekstensi vertebra lumbar, dan memperbaiki pernapasan dengan menurunkan tekanan pada diafragma karena kasur.
6.
Posisikan kaki pada sudut yang tepat, gunakan bantal untuk meninggikan ibu jari.
Mencegah foot-drop dan menurunkan rotasi eksternal kaki dan tekanan pada ibu jari karena kasur.
7.
Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan anda.
Mengurangi transmisi mikroorganisme.
8.
Catat pada catatan perawat klien tentang posisis baru klien.
Mendokumentasikan bahwa prosedur telah dilakukan.

4.       Posisi miring ( lateral ) dengan sokongan

No.
Langkah-Langkah
Rasional
1.
Cuci tangan dan gunakan sarung tangan ( bila diperlukan).
Menurunkan transmisi mikroorganisme.
2.
Baringkan klien pada posisi terlentang ditengah tempat tidur.

Memberikan akses ke klien yang mudah dan menghilangkan perubahan posisi klien tanpa melawan gaya gravitasi
3.
Gulingkan klien hingga ke posisi miring.
Menyiapkan klien untuk posisi yang tepat.
4.
Letakkan bantal dibawah kepala dan leher klien.
Mempertahankan kelurusan, mengurangi fleksi lateral leher. Menurunkan regangan otot pada otot sternokleidomastoideus.
5.
Arahkan bilah bahu kedepan.
Mencegah berat badan klien tertahan langsung pada sendi bahu.
6.
Posisikan kedua lengan pada posisi sedikit fleksi: lengan atas didukung dengan bantal setinggi bahu.
Menurunkan rotasi internal dan adduksi bahu, mencegah dislokasi. Menyangga kedua lengan pada posisi agak fleksi melindungi sendi dan memperbaiki ventilasi karena dada dapat berekspansi lebih mudah.
7.
Letakkan gulungan bantal sejajar pada punggung klien.
Mempertahankan sanggaan dan kesejajaran vertebra. Juga menjaga klien dari terguling kebelakang dan mencegah rotasi tulang belakang.
8.
Letakkan satu atau dua bantal dibawah tungkai atas klien. Bantal harus menyangga tungkai dengan baik dari lipat paha ke kaki.

Mencegah rotasi internal dan adduksi paha dan mengurangi tekanan pada tonjolan tulang tungkai dari kasur.
9.
Letakkan penyangga, seperti kantung pasir atau penghenti foot-drop, pada kaki klien.
Mempertahankan kaki dalam posisi dorsofleksi. Menurunkan resiko foot-drop.
10.
Lepaskan sarung tangan dan cuci tanagan anda.
Menurunkan transmisi mikroorganisme.
11.
Catat pada catatan perawat klien tentang posisis baru klien.
Mendokumentasikan bahwa prosedur telah dilakukan.

5.      Posisi Sim’s ( semitengkurap ) dengan sokongan

1.
Cuci tangan dan gunakan sarung tangan ( bila diperlukan).
Menurunkan transmisi mikroorganisme.

2.
Baringkan klien pada posisi terlentang ditengah tempat tidur.
Memberikan akses ke klien yang mudah dan menghilangkan perubahan posisi klien tanpa melawan gaya gravitasi.
3.
Baringkan pasien dalam posisi lateral sebagian berbaring pada abdomennya.
Menyiapkan pasien untuk pengubahan posisi yang tepat.
4.
Letakkan bantal kecil dibawah kepala.
Mempertahankan kelurusan yang tepat dan mencegah fleksi lateral leher.
5.
Letakkan bantal dibawah lengan klien yang fleksi, bantal harus melebihi dari tangan sampai sikunya.
Mencegah rotasi internal bahu.
6.
Letakkan bantal dibawah tungkai yang fleksi, dengan menyangga tungkai setinggi pinggul.
Mencegah rotasi internal pinggul dan adduksi tungkai. Mencegah tekanan pada lutut dan pergelangan kaki pada kasur.
7.
Tempatkan kantung pasir diatas kaki klien.
Mempertahankan kaki pada posisi dorsofleksi. Menurunkan resiko foot-drop.
8.
Lepaskan sarung tangan dan cuci tanagan anda.
Menurunkan transmisi mikroorganisme.
9.
Catat pada catatan perawat klien tentang posisis baru klien.
Mendokumentasikan bahwa prosedur telah dilakukan.
( Perry,Potter, 1995 )

6.      Posisi Dorsal Recumbent
Prosedur Kerja.
a.       Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
b.      Cuci tangan
c.       Pasien dalam keadaan berbaring ( terlentang )
d.      Pakaian bawah dibuka
e.       Tekuk lutut dan diregangkan
f.       Pasang selimut untuk menutupi daerah genital
g.      Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
( Aziz Alimul Hidayat, 2002 )

H.    HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN OLEH PERAWAT
1.      Sebelum mengangkat objek perawat harus memutuskan apakah objek dapat dengan aman diangkat oleh satu orang. Bila perawat merasa bahwa objek terlalu besar atau terlalu berat, harus dicari petugas tambahan untuk membantu.
2.      Klien pada posisi fowler berisiko terhadap kontraktur fleksi servikal bila bantal terlalu tebal. Komplikasi tambahan dapat meliputi rotasi eksternal pinggul, foot-drop, dan kerusakan pada sacrum dan tumit.
3.      Klien pada posisi terlentang, berisiko terhadap rotasi internal pada bahu, rotasi eksternal pibggul, drop-foot, dan luka-tekan pada vertebra lumbar, tumit, dan scapula.
4.      Ketika membaringkan klien pada posisi tengkurap, perawat harus yakin bahwa bantal telah berada dibawah tungkai bawah klien untuk meningkatkan dorsofleksi pergelangan kaki dan fleksi lutut. Kelurusan tubuh tidak baik bila pergelangan kaki secara terus menerus pada posisi fleksi olantar dan spinal lumbar tetap dalam posisi hiperekstensi. Selain itu, perawat harus sering mengkaji pola napas klien, untuk mendeteksi adanya perubahan yang dapat mengakibatkan posisi tengkurap.
5.      Saat membaringkan klien pada posisi miring, perawat harus menggunakan tindak pencegahan untuk menghindari fleksi lateral leher, ketidaktepatan kelurusan spinal, rotasi internal sendi pinggul dan bahu, floot-drop, dan tekanan pada ilium, lutut, dan mata kaki.
( Perry,Potter, 1995 )



BAB III
PENUTUP

Pemberian posisi dan pemindahan ini untuk mempertahankan kesejajaran ( alignment ) tubuh yang tepat, perawat harus dengan tepat mengangkat klien, menggunakan teknik pemberian posisi yang tepat, dan memindahkan klien dengan aman. Tujuan dari ketrampilan ini adalah untuk mengajarkan perawat dan anggota keluarga bagaimana mengangkat dan memindahkan klien yang mengalami kerusakan mobilitas dengan aman dan tepat. Dan ada beberapa macam posisi seperti :
1.      Posisi semi Fowler dengan sandaran
2.      Posisi terlentang dengan sokongan
3.      Posisi telungkup dengan sokongan
4.       Posisi miring ( lateral ) dengan sokongan
5.      Posisi Sim’s ( semitengkurap ) dengan sokongan
6.      Posisi dorsal recumbent

( Perry,Peterson,Potter, 2003 )




DAFTAR PUSTAKA

Juall, Lynda, Buku Saku Diagnosis Keperawatan,EGC, Jakarta : 2003
Potter, Patricia A, Buku Saku Ketrampilan dan Prosedur Dasr, EGC, Jakarta : 2003
Marrelli, Buku Saku Dokumentasi Keperawatan, EGC, Jakarta : 2000
Hidayat, Aziz Alimul, Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia, EGC, Jakarta : 2002
Jitowiyono, Sugeng, Asuhan Keperawatan Post Operasi, Muha Medika, Yogyakarta : 2010
Perry, Anne Griffin, Buku Saku Ketrampilan Dan Prosedur Dasar, EGC, Jakarta :1995

Tidak ada komentar:

Posting Komentar