MAKALAH
PROSEDUR PENGATURAN POSISI DAN
PROSEDUR PERAWATAN LUKA KERING /
POST OPERASI
Disusun
untuk memenuhi tugas persyaratan Ujian OSCA matakuliah Ketrampilan Dasar
Keperawatan
Dosen
: Rita Dwi Hartanti, S.Kep,Ns.
Kelas
1C
Disusun
oleh :
LULUK
ALFAINI FIKRIYATI ( 10.0545.S )
PROGRAM
STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN PEKAJANGAN PEKALONGAN
TAHUN AJARAN 2010/2011
PENGESAHAN
Makalah
yang berujudul PROSEDUR PENGATURAN POSISI DAN PROSEDUR PERAWATAN LUKA KERING /
POST OPERASI telah di konsultasikan untuk memenuhi tugas persyaratan mengikuti ujian OSCA mata kuliah Ketrampilan
Dasar Keperawatan.
Pekajangan, 28
Juni 2011
Mengetahui
Rita
Dwi Hartanti, S.Kep,Ns
BAB
I
PENDAHULUAN
Banyak kondisi patologi yang mempengaruhi
kesejajaran dan mobilitas tubuh. Abnormalitas postur congenital atau didapat
memengaruhi efisiensi system musculoskeletal, serta kesejajaran, keseimbangan,
dan penampilan tubuh.Selama pengkajian fisik, perawat mengobservasi kesejajaran
tubuh dan rentang gerak abnormalitas postur dapat menghambat kesejajaran,
mobilitas, atau kedua-duanya.
( Aziz Alimul Hidayat, 2002 )
Batasan karakteristik:
Hambatan kemampuan untuk berbalik dari sisi ke sisi
lain. Hambatan kemampuan untuk bergerak dari terlentang menjadi duduk atau
duduk menjadi terlentang. Hambatan kemampuan mengubah posisi sendiri ditempat
tidur. Hambatan kemampuan untuk bergerak dari terlentang menjadi telungkup atau
telungkup menjadi telentang. Hambatan kemampuan untuk bergerak dari telentang
menjadi duduk memanjang atau duduk memanjang menjadi telentang.
( Lynda Juall, 2003 )
BAB
II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Untuk mempertahankan kesejajaran (
alignment ) tubuh yang tepat, perawat harus dengan tepat mengangkat klien,
menggunakan teknik pemberian posisi yang tepat, dan memindahkan klien dengan
aman. Klien dengan gangguan saraf, skelet, atau fungsi system muscular serta
peningkatan kelemahan dan keletihan sering memerlukan bantuan dari perawat
untuk pemberian posisi dan pemindahan. Penggunaan mekanika tubuh yang tepat dan
teknik pemindahan melindungi perawat atau pemberi asuhan dari cidera pada
system musculoskeletal.
( Perry,Peterson,Potter, 2003 )
Hambatan mobilitas ditempat tidur :
keadaan ketika individu mengalami, atau berisiko mengalami, keterbatasan gerak
di tempat tidur.
( Lynda Juall, 2003 )
Ada beberapa macam posisi :
1. Posisi
semi Fowler dengan sandaran
Meningkatka
curah jantung dan ventilasi serta mempermudah eliminasi fekal dan berkemih.
Dalam posisi ini tempat tidur klien ditinggikan 45-60 derajat, dan lutut klien
agak diangkat sehingga tidak ada hambatan sirkulasi pada ekstremitas bawah.
2. Posisi
terlentang dengan sokongan
Mungkin
diperlukan setelah bedah spinal dan pemberian anestetik spinal tertentu. Pada
posisi ini hubungan bagian tubuh secara mendasar sama dengan posisi tubuh
berdiri, kecuali tubuh dalam posisi horizontal.
3. Posisi
telungkup dengan sokongan
Penggunaana
utama posisi telentang terapeutik adalah memberikan pilihan bagi klien yang
mengalami penurunan mobilitas. Ini buka posisi yang ddapat ditoleransi dengan
baik dan jarang digunakan.
4. Posisi miring ( lateral ) dengan sokongan
Posisi miring
menghilangkan tekanan ari tonjolan tulang pada punggun klien dan mendistribusikan
bagian utama berat badan klien pada panggula dan bahu dibawah. Pada posisis
ini, batang tubuh klien harus sama dengan postur berdiri.
5. Posisi
Sim’s ( semitengkurap ) dengan sokongan
Posisi sim’s
sering kali digunakan untuk klien tidak sadar untuk meningkatkan drainase
lender dari mulut. Selain itu, tindakan ini memberikan pilihan untuk klien yang
imobilisasi atau tirah baring. Pada posisi ini, berat badan klien ditempatkan
pada ilium anterior dan humerus dan klavicula.
( Perry,Potter,Peterson, 2003 )
6. Posisi
Dorsal Recumbent
Pada posisi ini
klien ditempatkan pada posisi terlentang dengan kedua lutut fleksi diatas
tempat tidur.
( Aziz Alimul
Hidayat, 2002 )
B. PRINSIP
TINDAKAN
1. Pada
saat menempatkan pasien ditempat tidur, pertahankan agar kasur yang digunakan
dapat mendukung tubuh dengan baik.
2. Yakinkan
bahwa alas tidur tetap bersih dan kering karena alas tidur yang lembab atau
terlipat akan meningkatkan risiko terjadinya ulkus dekubitus.
3. Letakkan
alat-alat bantu ditempat-tempat yang membutuhkan, sesuai dengan jenis posisi.
4. Jangan
meletakkan satu bagian tubuh diatas bagian tubuh yang lain, terutama dengan
daerah penonjolan tulang.
5. Rencanakan
perubahan posisi selama 24 jam dan lakukan secara teratur.
( Yulia
Suparmi, 2008 )
C. TUJUAN
1. Mengajarkan
baik perawat dan anggota keluarga bagaimana mengangkat dan memindahkan dengan
aman dan tepat pada klien yang mengalami hambatan mobilitas.
(
Perry,Potter,Peterson, 2003 )
2. Mempertahankan
kenyamanan
3. Memfalitasi
fungsi pernapasan
4. Melakukan
huknah
5. Member
obat per anus (supositoria)
6. Melancarkan
peredaran darah ke otak
7. Perawatan
daerah genetalia
8. Posisi
pada proses persalinan
( Aziz Alimul
Hidayat, 2002 )
D. KONSEP
TEORI
Sebelum melakukan semua tindakan,
perawat harus melakukan persiapan termasuk mengkaji kesejajaran tubuh dan
tingkat kenyamanan pasien, perawat harus menyiapkan alat dan bahan. Bila
perawat memerlukan bantuan, harus menyiapkan teman sejawatnya untuk membantu,
perawat juga harus menginformasikan kepada pasien, memberikan privasi pada
pasien.
( Aziz Alimul Hidayat, 2002 )
E. INDIKASI
DAN KONTRAINDIKASI
1. Pada
klien yang mengalami gangguan mobilitas
2. Klien
yang setelah pembedahan spinal
3. Setelah
pemberian anestesi spinal
4. Klien
yang tidak sadar
(
Perry,Potter,Peterson, 2003 )
F. PERSIAPAN
ALAT
1. Penopang/bantal
2. Balok
penopang kaki tempat tidur (opsional)
3. Selimut
4. Sarung
Tangan
5. Gulungan
handuk/bantal kecil
( Perry,Potter,
1995 )
G. RASIONALISASI
No.
|
Langkah-Langkah
|
Rasional
|
1.
|
Kaji “empat dasar” tindakan
mengangkat:
a. Posisi
berat badan : berat badan yang akan diangkat harus sedekat mungkin dengan
pengangkat.
b. Tinggi
objek : tinggi terbaik untuk mengankat kearah vertical adalah sedikit diatas
setinggi jari tengah orang dengan tangan menjuntai kesamping (Owen dan Garg,
1991).
c. Posisi
tubuh : pengangkat harus pada posisi dengan batang tubuh tegak sehingga
kelompok otot multipel bekerja bersama-sama.
d. Berat
maksimum : objek terlalu berat bila beratnya 35% lebih besar dari berat badan
pengangkat.
|
Menempatkan
objek yang akan diangkat pada bidang yang sam dengan pengangkat ( Stamps,1989
)
Menentukan
kebutuhan untuk bantuan dari petugas lain selama mengangkat.
|
2.
|
Dekati objek
yang akan dipindahkan
|
Memindahkan
pusat grafitasi pengangkat lebih dengan objek.
|
3.
|
Perbesar
landasan pendukung anda, regangkan kedua kaki anda.
|
Mempertahankan
keseimbangan tubuh lebih baik, menurunkan resiko anda untuk jatuh.
|
4.
|
Rendahkan
pusat gravitasi anda pada objek yang akan diangkat
|
Meningkatkan
keseimbangan tubuh lebih baik dan memampukan kelompok otot anda untuk
bekerjasama dengan cara yang tersinkronisasi.
|
5.
|
Pertahankan
kelurusan kepala dan leher dengan vertebra, pertahankan batang tubuh lurus.
|
Menurunkan
resiko pada vertebra lumbal dan kelompok otot ( Owen dan Garg, 1991 )
|
1. Posisi
semi Fowler dengan sandaran
No.
|
Langkah-Langkah
|
Rasional
|
1.
|
Cuci tangan
dan gunakan sarung tangan ( bila diperlukan)
|
Menurunkan
transmisi mikroorganisme.
|
2.
|
Baringkan
klien terlentang dengan kepalanya dekat papan kepala.
|
Mencegah
klien meluncur kearah kakin tempat tidur ketika bagian kepala tempat tidur
ditinggikan.
|
3.
|
Tinggikan
kepala tempat tidur 45 sampai 60 derajat.
|
Meningkatkan
kenyamanan klien memperbaiki pernafasan, dan meningkatka kesempatan untuk
bersosialisasi, rileks atau menonton televisi.
|
4.
|
Letakan
kepala klien diatas kasur atau bantal yang sangat kecil.
|
Mencegah
kontraktur fleksi pada servikal vertebra klien.
|
5.
|
Gunakan
bantal untuk menyangga tangan dan lengan klien bila klien tidak mempunyai
control volunteer atau menggunakan lengan dan tangan.
|
Mencegah
dislokasi bahu kebawah karena tarikan gravitasi dari lengan yang tidak
disangga, meningkatkan sirkulasi dengan mencegah pengumpulan darah dalam
vena, menurunkan edema pada lengan dan tangan, dan mencegah kontraktur fleksi
pergelangan tangan.
|
6.
|
Letakkan
bantal pada punggung bawah klien.
|
Menyangga
vertebra lumbar dan menurunkan fleksi vertebra.
|
7.
|
Tempatkan
bantal kecil atau gulangan handuk dibawah paha klien,. Bila ekstremitas bawah
pasien mengalami paralisa atau ia tidak mampu untuk mengontrol ekstremitas
bawah, gunakan gulungan trokanter selain tambahan bantal dibawah panggulnya.
|
Mencegah
hiperekstensi lututdan oklusi arteri popliteal yang disebabkan oleh tekanan
dari berat badan. Gulungan trokanter untuk mencegah rotasi tungkai.
|
8.
|
Tempatkan
bantal kecil atau gulungan handuk dibawah pergelangan kaki.
|
Mencegah
tekanan tumit terhadap kasur yang berkepanjangan.
|
9.
|
Tempatkan
papan kaki pada dasar kaki pasien.
|
Mempertahankan
kaki dorsofleksi. Menurunkan resiko drop-floot.
|
10.
|
Lepaskan
sarung tangan dan cuci tangan anda.
|
Menurunkan
transmisi mikroorganisme.
|
11.
|
Catat pada
catatan perawat klien tentang posisi baru klien.
|
Mendokumentasikan
bahwa prosedur telah dilakukan.
|
2. Posisi
terlentang dengan sokongan
No.
|
Langkah-Langkah
|
Rasional
|
1.
|
Cuci tangan
dan gunakan sarung tangan ( bila diperlukan).
|
Menurunkan
transmisi mikroorganisme.
|
2.
|
Baringkan
klien terlentang mendatar ditengah tempat tidur.
|
Menyiapkan
klien dengan posisi yang tepat.
|
3.
|
Letakkan
bantal kecil/ gulungan handuk pada spinal lumbar klien.
|
Memberikan
sanggaan pada vertebra lumbar.
|
4.
|
Letakkan
bantal dibawah bahu atas, leher, dan kepala klien.
|
Mempertahankan
kelurusan yang benar dan mencegah kontraktur fleksi pada vertebra servikal.
|
5.
|
Bila perlu,
letakkan gulungan trokanter atau bantal pasir sejajar dengan permukaan
lateral paha klien.
|
Mengurangi
rotasi eksternal pinggul.
|
6.
|
Letakkan
bantal kecil atau gulungandibawah mata kaki klien untuk meninggikan tumit.
|
Meningkatkan
tumit dari permukaan tempat tidur menurunkan tekanan pada tempat tidur
tersebut.
|
7.
|
Letakkan papan
kaki atau penahan foot-drop diatas telapak kaki klien.
|
Mempertahankan
telapak kaki pada dorsifleksi. Mengurangi resiko drop-foot.
|
8.
|
Letakkan
bantal dibawah lengan bawah pronasi, mempertahankan lengan atas sejajar
dengan tubuh.
|
Menurunkan
rotasi internal pada bahu dan mencegak ekstensi siku.
|
9.
|
Letakkan
gulungan tangan/handuk pada tangan klien atau menggunakan bebat bila
tersedia.
|
Menurunkan
ekstensi jari-jari dan abduksi ibu jari. Mempertahankan ibu jari agak adduksi
dan dalam posisi berlawanan dengan jari-jari.
|
10.
|
Lepaskan
sarung tangan dan cuci tanagan anda.
|
Menurunkan
transmisi mikroorganisme.
|
11.
|
Catat pada
catatan perawat klien tentang posisis baru klien.
|
Mendokumentasikan
bahwa prosedur telah dilakukan.
|
3. Posisi
telungkup dengan sokongan
No.
|
Langkah-Langkah
|
Rasional
|
1.
|
Cuci tangan
dan gunakan sarung tangan ( bila diperlukan).
|
Menurunkan
transmisi mikroorganisme.
|
2.
|
Baringkan
klien pada posisi terlentang ditengah tempat tidur.
|
Memberikan
akses ke klien yang mudah dan menghilangkan perubahan posisi klien tanpa
melawan gaya gravitasi.
|
3.
|
Gulingkan
klien dengan lengan diposisikan dekat ketubuhnya dengan siku lurus dan tangan
diatas pahanya. Posisikan tengkurap ditengah tempat tidur yang datar.
|
Memberikan
posisi pada klien sehingga kelurusan tubuh dapat dipertahankan.
|
4.
|
Putar kepala
klien kesalah satu sisi dan sokong dengan bantal kecil,. Bila banyak drainase
dari mulut, maka pemasangan bantal mungkin di kontraindikasikan.
|
Menrurunkan
fleksi atau hiperekstensi vertebra servikal.
|
5.
|
Letakkan
bantal kecil dibawah abdomen klien dibawah ketinggian diafragma.
|
Mengurangi
tekanan pada payudara pada beberapa klien wanita, menurunkan hiperekstensi
vertebra lumbar, dan memperbaiki pernapasan dengan menurunkan tekanan pada diafragma
karena kasur.
|
6.
|
Posisikan
kaki pada sudut yang tepat, gunakan bantal untuk meninggikan ibu jari.
|
Mencegah
foot-drop dan menurunkan rotasi eksternal kaki dan tekanan pada ibu jari
karena kasur.
|
7.
|
Lepaskan
sarung tangan dan cuci tangan anda.
|
Mengurangi
transmisi mikroorganisme.
|
8.
|
Catat pada
catatan perawat klien tentang posisis baru klien.
|
Mendokumentasikan
bahwa prosedur telah dilakukan.
|
4. Posisi miring ( lateral ) dengan sokongan
No.
|
Langkah-Langkah
|
Rasional
|
1.
|
Cuci tangan
dan gunakan sarung tangan ( bila diperlukan).
|
Menurunkan
transmisi mikroorganisme.
|
2.
|
Baringkan
klien pada posisi terlentang ditengah tempat tidur.
|
Memberikan
akses ke klien yang mudah dan menghilangkan perubahan posisi klien tanpa
melawan gaya gravitasi
|
3.
|
Gulingkan
klien hingga ke posisi miring.
|
Menyiapkan
klien untuk posisi yang tepat.
|
4.
|
Letakkan
bantal dibawah kepala dan leher klien.
|
Mempertahankan
kelurusan, mengurangi fleksi lateral leher. Menurunkan regangan otot pada
otot sternokleidomastoideus.
|
5.
|
Arahkan bilah
bahu kedepan.
|
Mencegah
berat badan klien tertahan langsung pada sendi bahu.
|
6.
|
Posisikan
kedua lengan pada posisi sedikit fleksi: lengan atas didukung dengan bantal
setinggi bahu.
|
Menurunkan
rotasi internal dan adduksi bahu, mencegah dislokasi. Menyangga kedua lengan
pada posisi agak fleksi melindungi sendi dan memperbaiki ventilasi karena
dada dapat berekspansi lebih mudah.
|
7.
|
Letakkan
gulungan bantal sejajar pada punggung klien.
|
Mempertahankan
sanggaan dan kesejajaran vertebra. Juga menjaga klien dari terguling
kebelakang dan mencegah rotasi tulang belakang.
|
8.
|
Letakkan satu
atau dua bantal dibawah tungkai atas klien. Bantal harus menyangga tungkai
dengan baik dari lipat paha ke kaki.
|
Mencegah
rotasi internal dan adduksi paha dan mengurangi tekanan pada tonjolan tulang
tungkai dari kasur.
|
9.
|
Letakkan
penyangga, seperti kantung pasir atau penghenti foot-drop, pada kaki klien.
|
Mempertahankan
kaki dalam posisi dorsofleksi. Menurunkan resiko foot-drop.
|
10.
|
Lepaskan
sarung tangan dan cuci tanagan anda.
|
Menurunkan
transmisi mikroorganisme.
|
11.
|
Catat pada
catatan perawat klien tentang posisis baru klien.
|
Mendokumentasikan
bahwa prosedur telah dilakukan.
|
5. Posisi
Sim’s ( semitengkurap ) dengan sokongan
1.
|
Cuci tangan
dan gunakan sarung tangan ( bila diperlukan).
|
Menurunkan
transmisi mikroorganisme.
|
2.
|
Baringkan
klien pada posisi terlentang ditengah tempat tidur.
|
Memberikan
akses ke klien yang mudah dan menghilangkan perubahan posisi klien tanpa
melawan gaya gravitasi.
|
3.
|
Baringkan
pasien dalam posisi lateral sebagian berbaring pada abdomennya.
|
Menyiapkan
pasien untuk pengubahan posisi yang tepat.
|
4.
|
Letakkan
bantal kecil dibawah kepala.
|
Mempertahankan
kelurusan yang tepat dan mencegah fleksi lateral leher.
|
5.
|
Letakkan
bantal dibawah lengan klien yang fleksi, bantal harus melebihi dari tangan
sampai sikunya.
|
Mencegah
rotasi internal bahu.
|
6.
|
Letakkan
bantal dibawah tungkai yang fleksi, dengan menyangga tungkai setinggi
pinggul.
|
Mencegah
rotasi internal pinggul dan adduksi tungkai. Mencegah tekanan pada lutut dan
pergelangan kaki pada kasur.
|
7.
|
Tempatkan
kantung pasir diatas kaki klien.
|
Mempertahankan
kaki pada posisi dorsofleksi. Menurunkan resiko foot-drop.
|
8.
|
Lepaskan
sarung tangan dan cuci tanagan anda.
|
Menurunkan
transmisi mikroorganisme.
|
9.
|
Catat pada
catatan perawat klien tentang posisis baru klien.
|
Mendokumentasikan
bahwa prosedur telah dilakukan.
|
( Perry,Potter,
1995 )
6. Posisi
Dorsal Recumbent
Prosedur Kerja.
a. Jelaskan
prosedur yang akan dilakukan
b. Cuci
tangan
c. Pasien
dalam keadaan berbaring ( terlentang )
d. Pakaian
bawah dibuka
e. Tekuk
lutut dan diregangkan
f. Pasang
selimut untuk menutupi daerah genital
g. Cuci
tangan setelah prosedur dilakukan.
( Aziz Alimul
Hidayat, 2002 )
H. HAL
YANG PERLU DIPERHATIKAN OLEH PERAWAT
1. Sebelum
mengangkat objek perawat harus memutuskan apakah objek dapat dengan aman
diangkat oleh satu orang. Bila perawat merasa bahwa objek terlalu besar atau
terlalu berat, harus dicari petugas tambahan untuk membantu.
2. Klien
pada posisi fowler berisiko terhadap kontraktur fleksi servikal bila bantal
terlalu tebal. Komplikasi tambahan dapat meliputi rotasi eksternal pinggul,
foot-drop, dan kerusakan pada sacrum dan tumit.
3. Klien
pada posisi terlentang, berisiko terhadap rotasi internal pada bahu, rotasi
eksternal pibggul, drop-foot, dan luka-tekan pada vertebra lumbar, tumit, dan
scapula.
4. Ketika
membaringkan klien pada posisi tengkurap, perawat harus yakin bahwa bantal
telah berada dibawah tungkai bawah klien untuk meningkatkan dorsofleksi
pergelangan kaki dan fleksi lutut. Kelurusan tubuh tidak baik bila pergelangan
kaki secara terus menerus pada posisi fleksi olantar dan spinal lumbar tetap
dalam posisi hiperekstensi. Selain itu, perawat harus sering mengkaji pola
napas klien, untuk mendeteksi adanya perubahan yang dapat mengakibatkan posisi
tengkurap.
5. Saat
membaringkan klien pada posisi miring, perawat harus menggunakan tindak
pencegahan untuk menghindari fleksi lateral leher, ketidaktepatan kelurusan
spinal, rotasi internal sendi pinggul dan bahu, floot-drop, dan tekanan pada
ilium, lutut, dan mata kaki.
( Perry,Potter,
1995 )
BAB III
PENUTUP
Pemberian posisi dan pemindahan ini
untuk mempertahankan kesejajaran ( alignment ) tubuh yang tepat, perawat harus
dengan tepat mengangkat klien, menggunakan teknik pemberian posisi yang tepat,
dan memindahkan klien dengan aman. Tujuan dari ketrampilan ini adalah untuk
mengajarkan perawat dan anggota keluarga bagaimana mengangkat dan memindahkan
klien yang mengalami kerusakan mobilitas dengan aman dan tepat. Dan ada
beberapa macam posisi seperti :
1. Posisi
semi Fowler dengan sandaran
2. Posisi
terlentang dengan sokongan
3. Posisi
telungkup dengan sokongan
4. Posisi miring ( lateral ) dengan sokongan
5. Posisi
Sim’s ( semitengkurap ) dengan sokongan
6. Posisi
dorsal recumbent
( Perry,Peterson,Potter, 2003 )
DAFTAR PUSTAKA
Juall,
Lynda, Buku Saku Diagnosis Keperawatan,EGC,
Jakarta : 2003
Potter,
Patricia A, Buku Saku Ketrampilan dan
Prosedur Dasr, EGC, Jakarta : 2003
Marrelli,
Buku Saku Dokumentasi Keperawatan, EGC,
Jakarta : 2000
Hidayat,
Aziz Alimul, Buku Saku Praktikum
Kebutuhan Dasar Manusia, EGC, Jakarta : 2002
Jitowiyono,
Sugeng, Asuhan Keperawatan Post Operasi, Muha
Medika, Yogyakarta : 2010
Perry,
Anne Griffin, Buku Saku Ketrampilan Dan
Prosedur Dasar, EGC, Jakarta :1995
Tidak ada komentar:
Posting Komentar