PROSES KEPERAWATAN
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Perawatan adalah pelayanan esensial yang
diberikan oleh perawat terhadap individu, keluarga dan masyarakat yang
mempunyai masalah kesehatan. Berdasarkan ilmu, artinya perawatan harus
dilandasi dan menggunakan ilmu perawatan dan kiat keperawatan yang mempelajari
bentuk dan sebab tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia suatu upaya
keperawatan dan penyembuhan. Berdasarkan kiat artinya perawat lebih difokuskan
pada kemampuan perawat untuk memberikan asuhan keperawatan secara komperehensip
dengan sentuhan seni.
Keperawatan adalah bentuk pelayanan
profesional sebagai bagian integral pelayan kesehatan yang berdasarkan ilmu dan
kiat keperawatan meliputi aspek biologis, psikologis, sosial, dan spiritual yang
bersifat kompherensip, ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat yang
sehat maupun yang sakit mencakup hidup manusia untuk mencapai derajat kesehatan
yang optimal. Keperawatan bersifat kompherensip artinya elayanan keperawatan
brsifat menyeluruh, meliputi aspek “ Manusia biopsiko sosial dan spiritua ”.
Secara umum keperawatan adalah merupakan
suatau indentifikasi seni. Istilah seni berarti ketrampilan praktik yang
diperoleh melalui pengamatan/ pengalaman.
B.
Tujuan
1. Memperoleh
hasil asuhan keperawatan yang bermutu efektif, efisien, sesuai dengan kebutuhan
untuk pemecahan masalah kesehatan atau keperawatan pasien.
2. Memperoleh
mekanisme asuhan keperawatan yang sistematis, dinamis, terus menerus dan
berkelanjutan dan bertanggung jawab demi meningkatkan status kesehatan pasien
yang optimal.
BAB
II
PEMBAHASAN
Sebelum
menyusun suatu asuhan keperawatan yang baik, kita harus memahami langkah
lanzgkah dari proses keperawatan. Proses perawatan merupakan suatu metode bagi
perawat untuk Memberikan asuhan keperawatan kepada klien. Beberapa pengertian
proses kaperawatan adalah sebagai berikut :
·
Suatu metoda pemberian asuhan
keperawatan yang sistematis dan rasional (Kozier, 1991)
·
Metoda pemberian asuhan keperawatan yang
terorganisir dan sistematis, berfokus pada respon yang unik dari individu
terhadap masalah kesehatan yang actual dan potensial (Rosalinda,1986)
·
Suatu aktifitas yang dinamika dan
berkelanjutan yang meliputi interaksi perawat klien dan proses pemecahan
masalah (Schultz dan Videbeck).
Proses
keperawatan bukan hanya sekedar pendekatan sistematik dan terorganisir melalui
enam langkah dalam mengenali masalah-masalah klien, namun merupakan suatu
metode pemecahan masalah baik secara episodic maupun secara linier. Kemudian
dapat dirumuskan diagnosa keparawatannya, dan cara pemecahan masalah. Dan
proses keperawatan secara umum diartikan sebagai pendekatan dalam pemecahan
masalah yang sistematis untuk memberikan asuhan keperawatan terhadap setiap
orang.
Adapun karakteristik dari proses
keperawatan antara lain:
·
Merupakan kerangka berpikir dalam
memberikan asuhan keperawatan kepada klien, keluarga, dan komunitas.
·
Bersifat teratur dan sistematis.
·
Bersifat saling bergantung satu dengan
yang lain
·
Memberikan asuhan keperawatan secara
individual
·
klien menjadi pusat dan menghargai
kekuatan klien
·
Dapat digunakan dalam keadaan apapun
Tujuan proses keperawatan :
·
Memperoleh hasil askep yang mutu
efektif, efisien, sesuai dengan kebutuhan untuk pemecahan masalah
kesehatan/keperawatan pasien.
·
Memperoleh mekanisme askep yang
sistematis, dinamis, terus menerus dan berkelanjutan dan bertanggung jawab demi
meningkatkan status kesehatan pasien yang optimal.
Fungsi proses keperawatan ;
·
Member arahan pedoman dan bimbingan yang
sistematis dan ilmiah bagi tenaga keperawatan dalam memecahkan masalah pasien
melalui askep.
·
Member cirri profesionalisasi askep
melalui pendekatan pemecahan masalah dan komunikasi efektif dan efesien.
·
Member kebebasan dari pasien mendapat
pelayanan yang optimal sesuai dengan kebutuhannya dalam kemandiriannya dibidang
kesehatan.
Manfaat prosek keperawatan ;
·
Manfaat untuk pasien :
§
Mendapatkan pelayanan keperawatan yang
bermutu, efektif, efisien
§
Mempercepat proses kesembuhan
§
Mendapat kepuasan
·
Manfaat bagi tenaga keperawatan:
§
Pengembangan ketrampilan intelektual dan
teknis keperawatan
§
Meningkatkan kemandirian tenaga
keperawatan
§
Memperoleh kepuasan bila berhasil
merawat pasien dengan baik dan cepat sembuh.
·
Manfaat bagi institusi RS:
§
Pasien merasa puas kunjungan meningkat
§
Citra RS akan bertambah baik dimata
masyarakat
·
Manfaat bagi masyarakat :
§
Masyarakat mendapat pelayanan bermutu
§
Masyarakat bangga dengan prestasi tenaga
keperawatan yang juga merupakan bagian dari masyarakat.
5 langkah proses keperawatan :
Pengkajian, Diagnosa keperawatan, Intervensi, Implementasi, dan Evaluasi.
1.
Pengkajian
Pada dasarnya tujuan pengkajian adalah mengumpulkan data objektif dan subjektif dari klien. Adapun data yang terkumpul mencakup klien, keluarga, masyarakat, lingkungan, atau kebudayaan. (Mc Farland & mc Farlane, 1997)
Pada dasarnya tujuan pengkajian adalah mengumpulkan data objektif dan subjektif dari klien. Adapun data yang terkumpul mencakup klien, keluarga, masyarakat, lingkungan, atau kebudayaan. (Mc Farland & mc Farlane, 1997)
Adapun hal-hal yang perlu
diperhatikan selama pengkajian antara lain:
· Memahami secara
keseluruhan situasi yang sedang dihadapi oleh klien dengan cara memperhatikan
kondisi fisik, psikologi, emosi, sosialkultural, dan spiritual yagn bisa
mempengaruhi status kesehatannya.
· Mengumpulkan
semua informasi yang bersangkutan dengan masa lalu, saat ini bahkan bahkan
sesuatu yang berpotensi menjadi masalah bagi klien guna membuat suatu database
yang lengkap. Data yang terkumpul berasal dari perawat-klien selama berinteraksi
dan sumber yang lain. (Gordon, 1987;1994)
· Memahami bahwa
klien adalah sumber informasi primer.
· Sumber informasi
sekunder meliputi anggota keluarga, orang yang berperan penting dan catatan
kesehatan klien.
Metode pengumpulan data meliputi
:
· Melakukan
interview/wawancara.
· Riwayat
kesehatan/keperawatan
· Pemeriksaan
fisik
Mengumpulkan data
penunjang hasil laboratorium dan diagnostik lain serta catatan kesehatan (rekammedik).
Ada dua Tipe Data :
a.
Data subjektif
Data yang didapatkan
dari pasien sebagai pendpat terhadap situasi atau kejadian apa yang di
laporkan,diyakini atau di rasakan
b.
Data objektiv
Data yang yang dapat di
observasi dan di ukur misalnya : TTV,tingkah laku,pemeriksaan diagnostik.
Berikut ini adalah
sumber data yang mana berfungsi sebagai sumber informasi untuk memperoleh data
pasien :
1) Klien
2) Teman
3) Keluarga
4) Petugas
kesehatan
5) Catatan
medis
6) Catatan
lainya
7) Tinjauan
literature
Untuk menganalisis
gejala di gunakan metode PQRST.
P : provokativ
/ paliativ
Apa
yang menyebabkan gejala ? Apa yang membuatnya menjadi lebih baik atau lebih buruk ?
Q : Quality/Quantity
Bagaimana
rasanya gejala,kelihatanya dan suaranya ?
Seberapa
sering anda mengalaminya sekarang.
R : Religion/radiation
Di
mana timbul gejala ? apakah menyebar ?
S : Severity
(keparahan)
Berapa
tingkat keparahan gejala pada skala keparahan 1 samapai 10 menggambarkan keadaan yang paling parah.
T : Timing
Kapankah
gejala ini dimulai ? seberapa sering terjadinya ? apakah terjadi tiba-
tiba atau bertahap.
2.
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa
keperawatan melibatkan proses berpikir kompleks tentang data yang dikumpulkan
dari klien, keluarga, rekam medik, dan pemberi pelayanan kesehatan yang lain.
Diagnosa
keperawatan menggambarkan tanda dan gejala yang menunjukan masalah kesehatan
yang dirasakan klien dimana perawat berdasarkan pendidikan dan pengalaman mampu
menolong klien.
Diagnose
merupakan pernyataan/kesimpulan yang diambil dari pengkajian tentang status
kesehatan pasien (Yura)
Pernyataan
yang menjelaskan status atau masalah kesehatan actual atau potensial (resiko
tinggi)
Pernyataan
yang jelas, singkat dan pasti tentang masalah pasien serta penyebabnya, yang
dapat dipecahkan atau diubah melalui tindakan keperawatan (Gordon,1979)
Perumusan
pernyataan diagnosa keperawatan memiliki beberapa syarat yaitu mempunyai
pengetahuan yang dapat membedakan antara sesuatu yang aktual, risiko, dan
potensial dalam diagnosa keperawatan.
Tipe
Diagnosa keperawatan Ada tiga tipe diagnosa keperawatan
menurut NANDA yaitu:
a.
Diagnosa
keperawatan actual, yaitu respon manusian terhadap kondisi
kesehatan atau proses kehidupan
yang didukung oleh sekelompok batasan karakteristik dan termasuk factor yang
berhubungan (etiologi) yang mempunyai kontribusi terhadap perkembangan atau
pemeliharaan kesehatan.
b.
Diagnosa
keperawatan resiko, yaitu menunjukan respon manusia yang
dapat timbul pada seseorang atau kelompok yang rentan dan ditunjang dengan
factor resiko yang memberi konstribusi pada peningkatan kerentanan.
c.
Diagnosa
keperawatan kesejahteraan, yaitu menguraikan respon manusian
terhadap tingkat kesehatan pada individu atau kelompok yang mempunyai potensi
peningkatan derajat kesehatan lebih tinggi.
Perumusan masalah
Setelah perawat
menyelesaikan pengkajian, perawat kemudian menyeleksi outkom menggunakan skala
pengukuran dan pengidentifikasi rating yang diinginkan untuk bisa dicapai melalui
intervensi. Tujuan dalam kriteria hasil akan memberikan petunjuk bagi perawat
untuk menentukan tindakan keperawatan dan untuk meningkatkan evaluasi dari
perawat. Tujuan seharusnya ditulis dalam terminology tingkah laku. Ini berarti
kata kerja digunakan untuk menunjukan tujuan yang menggambarkan tingkah laku
yang mungkin diobservasi dan harus mempunyai sedikit interpretasi. Tujuan harus
realistic menggambarkan apa yang perawat ingin selesaikan dengan waktu yang
spesifik. (Stuart dan Sundeen, 1995)
Cara merumuskan diagnose keperawatan
Menggunakan pola P + E + S , yaitu :
Problem :
Masalah
Etiologi :
Penyebab
Sign & Symptom :
Tanda dan gejala
a. Problem
( Masalah/kebutuhan)
Menjelaskan
status kesehatan atau masalah kesehatan klien secara jelas dan sesingkat
mungkin.
b. Etiologi
Etiologi
adalah factor klinik dan personal yang dapat merubah status kesehatan atau
mempengaruhi perkembangan masalah. Hal ini biasa disebut related to dari pernyataan diagnose keperawatan (Carpenito,2000)
Penulisan
etiologi dari diagnose keperawatan meliputi unsure PSMM.
P = Patofisiologi dari penyakit
S
= Situational ( keadaan lingkungan
perawatan )
M
= Medication ( pengobatan yang diberikan )
M
= Maturasi ( tingkat kematangan kedewasaan klien.
3.
Intervensi
Perencanaan
keperawatan merupakan penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan
dilaksanakan untuk penanggulangan masalah sesuai dengan Dx.Kep yang telah
ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan pasien ( Pusdiklat DJJ
keperawatan ).
Langkah-langkah
perencanaan :
a. menentukan
prioritas masalah
b. menentukan
criteria hasil
c. mnentukan
rencana tindakan
d. dokumentasi
4.
Implementasi
Implementasi adalah pengolahan dan
perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan
(Effendi, 1995). Jenis tindakan pada implementasi ini terdiri dari tindakan
mandiri, saling ketergantungan / kolaborasi,
Implementasi tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan keperawatan. Pada situasi nyata sering implementasi jauh berbeda dengan rencana. Hal ini terjadi karena parawat belum terbiasa menggunakan rencana tertulis dalam melaksanakan tindakan keperawatan. Yang biasa adalah rencana tidak tertulis yaitu apa yang dipikirkan, dirasakan, itu yang dilaksanakan. Hal ini sangat membahayakan klien dan perawat jika berakibat fatal, dan juga tidak memenuhi aspek legal.
Sebelum meleksanakan tindakan yang sudah direncanakan, perawat perlu memvalidasi dengan singkat apakah rencana tindakan masih sesuai dan dibutuhkan klien sesuai dengan kondisi saat ini. Perawat juga menilai diri sendiri, apakah mempunyai kemampuan interpersonal, intelektual, teknik sesuai dengan tindakan yang akan dilaksanakan.
Implementasi tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan keperawatan. Pada situasi nyata sering implementasi jauh berbeda dengan rencana. Hal ini terjadi karena parawat belum terbiasa menggunakan rencana tertulis dalam melaksanakan tindakan keperawatan. Yang biasa adalah rencana tidak tertulis yaitu apa yang dipikirkan, dirasakan, itu yang dilaksanakan. Hal ini sangat membahayakan klien dan perawat jika berakibat fatal, dan juga tidak memenuhi aspek legal.
Sebelum meleksanakan tindakan yang sudah direncanakan, perawat perlu memvalidasi dengan singkat apakah rencana tindakan masih sesuai dan dibutuhkan klien sesuai dengan kondisi saat ini. Perawat juga menilai diri sendiri, apakah mempunyai kemampuan interpersonal, intelektual, teknik sesuai dengan tindakan yang akan dilaksanakan.
5.
Evaluasi
Evaluasi mengacu kepada penilaian,
tahapan, dan perbaikan. Pada tahap ini perawat menemukan penyebab mengapa suatu
proses keperawatan dapat berhasil atau gagal.(Alfaro-LeFevre,1994)
Evaluasi adalah suatu proses terencana dan sistematis dalam mengumpulkan, mengorganisasi, menganalisis dan membandingkan status kesehatan klien dengan criteria hasil yang diinginkan serta menilai derajat pencapaian hasil klien.
Evaluasi adalah suatu proses terencana dan sistematis dalam mengumpulkan, mengorganisasi, menganalisis dan membandingkan status kesehatan klien dengan criteria hasil yang diinginkan serta menilai derajat pencapaian hasil klien.
Tujuan evaluasi
keperawatan :
·
menentukan kemajuan klien dalam mencapai
criteria hasil yang sudah dirancang.
·
Menilai efektifan komponen proses keperawatan
dalam membantu klien mencapai criteria hasil.
·
Menentukan kualitas asuhan keseluruhan
yang sudah diberikan kepada klien, melalui program perbaikan kualitas dan
program manajemen kualitas.
Macam-macam evaluasi :
·
Evaluasi Prose ( FORMATIF )
¨ Evaluasi
yang dilakukan setiap selesai tindakan
¨ Berorientasi
pada etiologi
¨ Dilakukan
secara terus menerus sampai tujuan yang ditentukan tercapai
·
Evaluasi Hasil ( SUMATIF )
¨ Evaluasi
yang dilakukan setelah akhir tindakan keperawatan secara paripurna
¨ Berorientasi
pada masalah keperawatan
¨ Menjelaskan
keberhasilan/ ketidakberhasilan
¨ Rekapitulasi
dan kesimpulan status kesehatan klien sesuai dengan kerangka waktu yang
ditetapkan.
Komponen
SOAP / SOPIER
S
= data subjektif “ perawat menuliskan keluhan klien yang masih dirasakan
setelah dilakukan tindakan keperawatan “.
O
= data objektif “ data berdasarkan hasil pengukuran atau observasi perawat
secara langung kepada klien dan yang dirasakan klien setelah dilakukan tindakan
keperawatan.
A
= analisis “ interpretasi dari data subjektif dan data objektif.
P
= planning ‘ perencanaan keperawatan yang akan dilanjutkan, dihentikan,
dimodifikasi atau ditambahkan dari rencana tindakan keperawatan yang telah
dilakukan sebelumnya”.
I
= implementasi “ tindakan keperawatan yang dilakukan sesuai dengan instruksi
yang telah terindentifikasi dalam komponen perencanaan. Jangan lupa menuliskan
komponen tanggal dan jam “.
E=
evaluasi “ respon klien setelah dilakukan tindakan keperawatan”.
R
= reassessment “ pengkajian ulang yang dilakukan terhadap perencanaan setelah
diketahui hasil evaluasi, apakah dari rencana tindakan perlu dilanjutka,
dimodifikasi, atau dihentikan”.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Suatu pendekatan
sistematik untuk mengenal masalah-masalah pasien dan mencari alternatif
pemecahan masalah dalam memenuhi kebutuhan pasien.
Merupakan
proses pemecahan masalah yang dinamis dalam memperbaiki dan meningkatkan
kesehatan pasien sampai ketahap maksimum.
Merupakan
pendekatan ilmiah.
Terdiri
dari lima tahap yaitu : pengkajian, diagnose keperawatan, perencanaan,pelaksanaan
dan evaluasi.
Ilmu
keperawatan adalah sintesa dari ilmu keperawatan dasar, ilmu keperawatan
klinik, ilmu biomedik, ilmu psikologi dan sosial.
Ilmu
keperawatan adalah berasal dari berbagai macam buku dan berbagai pendapat dari
para ahli keperawatan.
Keperawatan
dasar adalah hal yang penting dalam perawatan manusia yang saling berhubungan.
DAFTAR PUSTAKA
Chase,
S. (1994). Clinical Judgement by critical care nurse: An ethnographic study. In
R. M. Carroll-Johnson 7 Pacquette (Eds), Classification of nursing
diagnosis: Proceedingof the ninth conference, North American Nursing Diagnosis
Association (pp. 367-368). Philadelphia: J.B. Lippincott.
Lunney;
M. (1992). Divergent productie thinking factors and accuracy of nursing
diagnoses. Research in Nursing and Health, 15(4), 303-312.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar