BAB II
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Sklerois
multipel lebih sering ditemukan pada area dengan suhu sedang dibandingkan
daerah iklim tropis. Perbedaan etnis pada insidensi penyakit merupakan argument
kerentanan genetic terhadap kondisi ini. Akan tetapi, variasi geografis juga
memperlihatkan peran factor lingkungan, misalnya virus. Hal ini terutama
terlihat dari ‘ epidemi ‘ munculnya sklerosis multiple, misalnya pada kepulauan
Faroe dan Islandia. Terdapat juga bukti bahwa orang yang dilahirkan pada area berisiko
tinggi untuk sklerosis multiple akan membawa risiko tersebut jika mereka pindah
ke area dengan resiko rendah dan sebaliknya, tetapi hanya jika perpindahan
terjadi pada usia remaja. Hal ini menunjukan bahwa virus yang berdasarkan
hipotesis bekerja pada decade pertama atau kedua kehidupan.
Penyakit
ini lebih sering terjadi pada perempuan daripada laki-laki ( kira-kira 1,5 : 1
). Penyakit dapat terjadi pada segala umur, walaupun onset pertama jarang
terjadi pada anak-anak dan orang usia lanjut. Biasanya usia munculnya gejala
antara 20-40 tahun. di Inggris, prevalensinya diperkirakan 1 dari 1000.
( Lionel Ginsberg, 2008, hal 144 )
B.
RUMUSAN
MASALAH
1. Bagaimana
dengan konsep teori dari Multipel Sklerosis ?
2. Bagaimana
dengan asuhan keperawatan pada Multipel Sklerosis ?
C.
TUJUAN
1. Tujuan
Umum
Makalah ini disusun
sebagai salah satu tugas yang diberikan untuk memenuhi mata kuliah system
neurobehavior. Diharapkan setelah membaca makalah ini mahasiswa dapat
mengetahui lebih dalam tentang Multipel Sklerosis yang akan dibahas dalam
makalah ini.
2. Tujuan
Khusus
Diharapkan setelah
membaca makalah ini, pembaca dapat :
a. Mengetahui
definisi Multipel Sklerosis dari beberapa teori yang ada.
b. Mengetahui
hal-hal yang berhubungan dengan Multipel Sklerosis seperti etiologi,
manifestasi klinis, pemeriksaan diagnosis, penatalaksanaan dan patofisiologis
dari Multipel Sklerosis.
c. Mengetahui
pengkajian yang dilakukan untuk klien dengan gangguan Multipel Sklerosis .
d. Mengetahui
diagnose keperawatan yang muncul berdasarkan manifestasi klinis.
e. Mengetahui
intervensi beserta evaluasi keperawatan pada klien dengan Multipel Sklerosis.
BAB I
KONSEP TEORI
A.
PENGERTIAN
Sklerosis Multipel ( multiple sklerosis, MS )
merupakan gangguan yang dalam bentuk paling khasnya ditandai oleh lesi pada SSP
yang terpisah dalam hal waktu dan lokasi. Penyakit ini merupakan salah satu
kondisi neurologis kronik yang paling sering mengenai orang muda.
( Lionel Ginsberg, 2008, hal 143 )
Sklerosis Multipel adalah penyakit
autoimun yang ditandai dengan respon imun yang dimediasi sel dan respon imun
humoral dengan anti bodi dan sel T yang diaktifasi, yang keduanya diproduksi
melawan antigen sendiri.
( Elizabeth J Corwin, 2009, hal 261 )
Sklerosis Multipel merupakan penyakit kronis,
degenerative, kronis dari system saraf pusat yang ditandai dengan bercak kecil
demielinisasi pada otak dan medulla spinalis.
( Brunner & Suddarth, 2000, hal 159 )
Multiple seklerosis- MS adalah
penyakit kronis pada system saraf pusat yang dikarakteristikan oleh sedikit
lapisan dari batas subtansia alba pada saraf optic, otak, dan medulla
spinalais.
( Fransisca Batticaca, 2008,hal 154 )
B.
ETILOGI
Multipel
sklerosis biasanya disebabkan oleh beberapa hal seperti :
1. Lapisan
merujuk pada destruksi myelin, lemak, dan material protein yang menutupi
lapisan saraf tertentu dalam otak dan medulla spinalis;
2. Lapisan
mengakibatkan gangguan transmisi impuls saraf;
3. Perubahan
inflamasi mengakibatkan jaringan parut ( scar
) yang berefek terhadap lapisan saraf;
4. Penyebab
tidak diketahui tetapi kemungkinan berhubungan dengan disfungsi autoimun,
kelainan genetic, atau proses infeksi;
5. Prevalensi
terbanyak di wilayah lintang utara dan di antara bangsa Gaucasian
. ( Fransisca Batticaca, 2008,hal 154 )
Dari
berbagai bukti, hipotesis kerja untuk penyebab sklerosis multipel saat ini
adalah agen lingkungan, misalnya virus, memicu kondisi pada individu yang
rentan secara genetic.
peran mekanisme ini pada pathogenesis sklerosis multiple didukung beberapa temuan, seperti adanya sel inflamasi kronik pada plak aktif dan hubungan kondisis ini dengan gen spesifik pada kompleks histokompatibilitas mayor ( major histocompatibility, MHC ). Banyak gangguan ‘ autoimun ‘ yang ternyata berhubungan dengan kelompok gen ini.
peran mekanisme ini pada pathogenesis sklerosis multiple didukung beberapa temuan, seperti adanya sel inflamasi kronik pada plak aktif dan hubungan kondisis ini dengan gen spesifik pada kompleks histokompatibilitas mayor ( major histocompatibility, MHC ). Banyak gangguan ‘ autoimun ‘ yang ternyata berhubungan dengan kelompok gen ini.
Hubungan
dengan MHC merupakan salah satu bukti pengarauh komponen genetic dalam etiologi
sklerosis multipel, begitu pula dengan adanaya kasus pada keluarga dan temuan
peningkatan kejadian pada kasus kembar identik ( monozigot ) dibandingkan
kembar non identik ( dizigot ). Akan tetapi , belum ditemukan gen tunggal yang
penting untuk terjadinya sklerosis multipel.
( Lionel Ginsberg, 2008, hal 143 )
C.
KLASIFIKASI
Terdapat
empat kategori sklerosis multipel, yang disebut sindrom, berdasarkan jaras
saraf awal yang terkena, sindrom ini adalah :
1. Sindrom
kortikospinal
2. Sindrom
batang otak
3. Sindrom
serebelar, dan
4. Sindrom
serebral.
Gejala
awalnya biasanya cocok untuk salah satu sindrom tersebut. Ketika penyakit
berkembang, jaras yang berbeda terkena dan gejala menjadi lebih meluas.
Disamping
memisahkan jaras yang terkena, sklerosis multipel juga dapat mengambil bentuk
yang berbeda berdasarkan kecepatan perkembangan penyakit.
1. Bentuk
relaps-remisi
Proses penyakit
ditandai dengan eksaserbasi gejala, yang diikuti oleh remisi sebagian atau
penuh kembali ke keadaan sebelumnya.
2. Bentuk
progresif primer
Ditandai dengan proses
menurun yang cepat, tanpa remisi, dari awal penyakit.
3. Bentuk
progresif sekunder
Dimulai seperti jenis
relaps-remisi, dan kemudian berubah menjadi perkembangan yang cepat tanpa
remisi.
( Elizabeth J Corwin, 2009, hal 261 )
D.
PATOFISIOLOGI
Penyakit
ini terutama mengenai subtansial alba otak dan medulla spinalis, serta nervus
opticus. Ditemukan sel inflamasi kronik dan kerusakan myelin dengan akson yang
relative masih baik. Pada subtansia alba terdapat area yang relative tampak
normal yang berselang seling dengan focus inflamasi dan demielinesasi yang
disebut juga plak,yang
sering kali terletak dekat venula. Demielinisasi
inflamasi jalur SSP menyebabkan penurunan dan gangguan kecepatan hantar
saraf dan akhirnya hilangnya penghantaran informasi oleh jaras tertentu.
Plak
inflamasi akan mengalami evolusi seiring dengan waktu. Pada tahap awal terjadi
perombokan local sawar darah – otak, diikuti inflamasi dengan edema, hilangnya
myelin, dan akhirnya jaringan parut SSP yaitu gliosi. Hasil akhir akan menyebabkan area sklerosis mengerut, yang
berkaitan dengan deficit klinis minimal dibandingkan saat plak masih aktif. Hal
ini sebagian disebabkan oleh remielinisasi yang merupakan potensi SSP, dan juga
memperjelas kembalinya fungsi dengan resolusi inflamasi dan edema. Keadaan
patologis ini berhubungan dengan pola klinis relaps sklerosis multiple, yaitu
terjadi gejala suatau periode tertentu yang selanjutnya membaik secara parsial
atau total. Lesi inflamasi lebih lanjut yang terletak dekat lokasi kerusakan yang
sudah ada sebelumnya akan menyebabkan akumulasi defisist neurologis. Plak tidak
harus berhubungan dengan kejadian klinis spesifik, misalnya jika plak hanya
kecil dan terletak pada area SSP yang relative ‘ tenang ’.
( Lionel Ginsberg, 2008, hal 143 )
E.
MANIFESTASI
KLINIS
Manifestasi
yang sering terjadi pada sklerosis multipel yakni :
1. Gangguan
visual
2. Kelemahan
anggita gerak
3. Gangguan
sensorik.
( Lionel
Ginsberg, 2008, hal 144 )
1. Episode
gangguan motorik, visual, atau sensori yang sembuh parsial dan kemudian kambuh.
2. Disfungsi
kandung kemih dapat terjadi pada beberapa jenis sklerosis multiple.
3. Beberapa
individu dapat mengalami gangguan kognitif atau emosional.
4. Gejela
sering dicetuskan oleh stress. Stressor dapat mencakup kelahiran bayi,
penyakit, demam, keletihan, atau suhu tinggi.
( Elizabeth J
Corwin, 2009, hal 262 )
F.
PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar