Kamis, 03 Mei 2012

Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Multipel Sklerosis






BAB II
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Sklerois multipel lebih sering ditemukan pada area dengan suhu sedang dibandingkan daerah iklim tropis. Perbedaan etnis pada insidensi penyakit merupakan argument kerentanan genetic terhadap kondisi ini. Akan tetapi, variasi geografis juga memperlihatkan peran factor lingkungan, misalnya virus. Hal ini terutama terlihat dari ‘ epidemi ‘ munculnya sklerosis multiple, misalnya pada kepulauan Faroe dan Islandia. Terdapat juga bukti bahwa orang yang dilahirkan pada area berisiko tinggi untuk sklerosis multiple akan membawa risiko tersebut jika mereka pindah ke area dengan resiko rendah dan sebaliknya, tetapi hanya jika perpindahan terjadi pada usia remaja. Hal ini menunjukan bahwa virus yang berdasarkan hipotesis bekerja pada decade pertama atau kedua kehidupan.
Penyakit ini lebih sering terjadi pada perempuan daripada laki-laki ( kira-kira 1,5 : 1 ). Penyakit dapat terjadi pada segala umur, walaupun onset pertama jarang terjadi pada anak-anak dan orang usia lanjut. Biasanya usia munculnya gejala antara 20-40 tahun. di Inggris, prevalensinya diperkirakan 1 dari 1000.
( Lionel Ginsberg, 2008, hal 144 )
B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana dengan konsep teori dari Multipel Sklerosis ?
2.      Bagaimana dengan asuhan keperawatan pada Multipel Sklerosis ?

C.    TUJUAN
1.      Tujuan Umum
Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas yang diberikan untuk memenuhi mata kuliah system neurobehavior. Diharapkan setelah membaca makalah ini mahasiswa dapat mengetahui lebih dalam tentang Multipel Sklerosis yang akan dibahas dalam makalah ini.





2.      Tujuan Khusus
Diharapkan setelah membaca makalah ini, pembaca dapat :
a.       Mengetahui definisi Multipel Sklerosis dari beberapa teori yang ada.
b.      Mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan Multipel Sklerosis seperti etiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan diagnosis, penatalaksanaan dan patofisiologis dari Multipel Sklerosis.
c.       Mengetahui pengkajian yang dilakukan untuk klien dengan gangguan Multipel Sklerosis .
d.      Mengetahui diagnose keperawatan yang muncul berdasarkan manifestasi klinis.
e.       Mengetahui intervensi beserta evaluasi keperawatan pada klien dengan Multipel Sklerosis.




BAB I
KONSEP TEORI

A.    PENGERTIAN

Sklerosis Multipel ( multiple sklerosis, MS ) merupakan gangguan yang dalam bentuk paling khasnya ditandai oleh lesi pada SSP yang terpisah dalam hal waktu dan lokasi. Penyakit ini merupakan salah satu kondisi neurologis kronik yang paling sering mengenai orang muda.
( Lionel Ginsberg, 2008, hal 143 )
            Sklerosis Multipel adalah penyakit autoimun yang ditandai dengan respon imun yang dimediasi sel dan respon imun humoral dengan anti bodi dan sel T yang diaktifasi, yang keduanya diproduksi melawan antigen sendiri.
( Elizabeth J Corwin, 2009, hal 261 )
Sklerosis Multipel merupakan penyakit kronis, degenerative, kronis dari system saraf pusat yang ditandai dengan bercak kecil demielinisasi pada otak dan medulla spinalis.
( Brunner & Suddarth, 2000, hal 159 )
            Multiple seklerosis- MS adalah penyakit kronis pada system saraf pusat yang dikarakteristikan oleh sedikit lapisan dari batas subtansia alba pada saraf optic, otak, dan medulla spinalais.
( Fransisca Batticaca, 2008,hal 154 )

B.     ETILOGI

Multipel sklerosis biasanya disebabkan oleh beberapa hal seperti :
1.      Lapisan merujuk pada destruksi myelin, lemak, dan material protein yang menutupi lapisan saraf tertentu dalam otak dan medulla spinalis;
2.      Lapisan mengakibatkan gangguan transmisi impuls saraf;
3.      Perubahan inflamasi mengakibatkan jaringan parut ( scar ) yang berefek terhadap lapisan saraf;
4.      Penyebab tidak diketahui tetapi kemungkinan berhubungan dengan disfungsi autoimun, kelainan genetic, atau proses infeksi;
5.      Prevalensi terbanyak di wilayah lintang utara dan di antara bangsa Gaucasian
. ( Fransisca Batticaca, 2008,hal 154 )

Dari berbagai bukti, hipotesis kerja untuk penyebab sklerosis multipel saat ini adalah agen lingkungan, misalnya virus, memicu kondisi pada individu yang rentan secara genetic.
peran mekanisme ini pada pathogenesis sklerosis multiple didukung beberapa temuan, seperti adanya sel inflamasi kronik pada plak aktif dan hubungan kondisis ini dengan gen spesifik pada kompleks histokompatibilitas mayor ( major histocompatibility, MHC ). Banyak gangguan ‘ autoimun ‘ yang ternyata berhubungan dengan kelompok gen ini.
Hubungan dengan MHC merupakan salah satu bukti pengarauh komponen genetic dalam etiologi sklerosis multipel, begitu pula dengan adanaya kasus pada keluarga dan temuan peningkatan kejadian pada kasus kembar identik ( monozigot ) dibandingkan kembar non identik ( dizigot ). Akan tetapi , belum ditemukan gen tunggal yang penting untuk terjadinya sklerosis multipel.
( Lionel Ginsberg, 2008, hal 143 )

C.    KLASIFIKASI

Terdapat empat kategori sklerosis multipel, yang disebut sindrom, berdasarkan jaras saraf awal yang terkena, sindrom ini adalah :
1.      Sindrom kortikospinal
2.      Sindrom batang otak
3.      Sindrom serebelar, dan
4.      Sindrom serebral.
Gejala awalnya biasanya cocok untuk salah satu sindrom tersebut. Ketika penyakit berkembang, jaras yang berbeda terkena dan gejala menjadi lebih meluas.
Disamping memisahkan jaras yang terkena, sklerosis multipel juga dapat mengambil bentuk yang berbeda berdasarkan kecepatan perkembangan penyakit.
1.      Bentuk relaps-remisi
Proses penyakit ditandai dengan eksaserbasi gejala, yang diikuti oleh remisi sebagian atau penuh kembali ke keadaan sebelumnya.
2.      Bentuk progresif primer
Ditandai dengan proses menurun yang cepat, tanpa remisi, dari awal penyakit.
3.      Bentuk progresif sekunder
Dimulai seperti jenis relaps-remisi, dan kemudian berubah menjadi perkembangan yang cepat tanpa remisi.
( Elizabeth J Corwin, 2009, hal 261 )

D.    PATOFISIOLOGI

Penyakit ini terutama mengenai subtansial alba otak dan medulla spinalis, serta nervus opticus. Ditemukan sel inflamasi kronik dan kerusakan myelin dengan akson yang relative masih baik. Pada subtansia alba terdapat area yang relative tampak normal yang berselang seling dengan focus inflamasi dan demielinesasi yang disebut juga plak,yang sering kali terletak dekat venula. Demielinisasi inflamasi jalur SSP menyebabkan penurunan dan gangguan kecepatan hantar saraf dan akhirnya hilangnya penghantaran informasi oleh jaras tertentu.
Plak inflamasi akan mengalami evolusi seiring dengan waktu. Pada tahap awal terjadi perombokan local sawar darah – otak, diikuti inflamasi dengan edema, hilangnya myelin, dan akhirnya jaringan parut SSP yaitu gliosi. Hasil akhir akan menyebabkan area sklerosis mengerut, yang berkaitan dengan deficit klinis minimal dibandingkan saat plak masih aktif. Hal ini sebagian disebabkan oleh remielinisasi yang merupakan potensi SSP, dan juga memperjelas kembalinya fungsi dengan resolusi inflamasi dan edema. Keadaan patologis ini berhubungan dengan pola klinis relaps sklerosis multiple, yaitu terjadi gejala suatau periode tertentu yang selanjutnya membaik secara parsial atau total. Lesi inflamasi lebih lanjut yang terletak dekat lokasi kerusakan yang sudah ada sebelumnya akan menyebabkan akumulasi defisist neurologis. Plak tidak harus berhubungan dengan kejadian klinis spesifik, misalnya jika plak hanya kecil dan terletak pada area SSP yang relative ‘ tenang ’.
( Lionel Ginsberg, 2008, hal 143 )


E.     MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi yang sering terjadi pada sklerosis multipel yakni :
1.      Gangguan visual
2.      Kelemahan anggita gerak
3.      Gangguan sensorik.
( Lionel Ginsberg, 2008, hal 144 )

1.      Episode gangguan motorik, visual, atau sensori yang sembuh parsial dan kemudian kambuh.
2.      Disfungsi kandung kemih dapat terjadi pada beberapa jenis sklerosis multiple.
3.      Beberapa individu dapat mengalami gangguan kognitif atau emosional.
4.      Gejela sering dicetuskan oleh stress. Stressor dapat mencakup kelahiran bayi, penyakit, demam, keletihan, atau suhu tinggi.
( Elizabeth J Corwin, 2009, hal 262 )

F.     PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar