KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Sistem Pernapasan yang di berikan oleh Dosen pengajar. dalam makalah ini penulis membahas
tentang Sistem Pernafasan dengan pertimbangan materi di atas dapat membantu
untuk lebih memahami materi Anatomi fisiologi.
Dalam pembuatan makalah ini, penulis
menyadari adanya berbagai kekurangan, baik dalam isi materi maupun penyusunan
kalimat. Namun demikian, perbaikan merupakan hal yang berlanjut sehingga kritik
dan saran untuk penyempurnaan makalah
ini sangat penulis harapkan.
Akhirnya penulis menyampaikan
terima kasih kepada Bapak Sugiharto, MAN dan teman-teman sekalian yang telah membaca dan mempelajari makalah ini
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Pengertian
pernafasan atau respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen,
pengeluaran karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh. Menusia dalam
bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang karbondioksida ke
lingkungan.
1.
Sistem
pernafasan terdiri daripada hidung , trakea , peparu , tulang rusuk , otot
interkosta , bronkus , bronkiol , alveolus dan diafragma .
2. Udara disedot ke dalam paru-paru melalui hidung dan trakea .
3. Dinding trakea disokong oleh gelang rawan supaya menjadi kuat dan
sentiasa terbuka
4. Trakea bercabang kepada bronkus kanan dan bronkus kiri yang
disambungkan kepada peparu .
5. Kedua-dua bronkus bercabang lagi kepada bronkiol dan alveolus pada
hujung bronkiol .
6. Alveolus mempunyai penyesuaian berikut untuk memudahkan pertukaran
gas :
(
a ) diliputi kapilari darah yang banyak
(
b ) dinding sel yang setebal satu sel ( dinding sel yang nipis ) .
( c ) permukaan yang luas dan lembap .
Mekanisma
pernafasan
1.Mekanisma ini terbahagi kepada tarikan nafas dan hembusan nafas
.
2. Ia melibatkan perubahan kepada :
Ø Otot interkosta
Ø Tulang rusuk
Ø Diafragma
Ø Isipadu rongga toraks
Ø
Tekanan udara
di peparu
a.
Semasa tarik
nafas ,
Otot interkosta luar mengecut(
=Tulang rusuk dinaikkan ke atas ) ; otot diafragma mengecut ( =diafragma
menjadikannya leper ), isipadu rongga toraks bertambah dan tekanan udara peparu
menjadi rendah , tekanan udara di luar yang lebih tinggi menolak udara kedalam
peparu .
b.
Semasa hembus
nafas ,
Otot interkosta luar mengendur (
=Tulang rusuk dmenurun ke bawah ) ; otot diafragma mengendur ( =diafragma
melengkung ke atas ), isipadu rongga toraks berkurang dan tekanan udara peparu
menjadi tinggi , tekanan udara dalam peparu yang lebih tinggi menolak
udara keluar .
B. TUJUAN
-
Untuk
memahami struktur organ pernafasan
-
Untuk
memahami fungsi organ pernafasan dan dapat menjelaskan fungsi organ pernafasan
BAB II
Anatomi Dasar Sistem Pernafasan
Sistem pernafasan
pada dasarnya dibentuk oleh jalan atau saluran nafas dan paru-paru beserta
pembungkusnya (pleura) dan rongga dada yang melindunginya. Di dalam
rongga dada terdapat juga jantung di dalamnya. Rongga dada dipisahkan dengan
rongga perut oleh diafragma.
Saluran nafas
yang dilalui udara adalah hidung, faring, laring, trakea, bronkus,
bronkiolus dan alveoli. Di dalamnya terdapat suatu sistem yang sedemikian
rupa dapat menghangatkan udara sebelum sampai ke alveoli. Terdapat juga suatu
sistem pertahanan yang memungkinkan kotoran atau benda asing yang masuk dapat
dikeluarkan baik melalui batuk ataupun bersin.
Paru-paru
dibungkus oleh pleura. Pleura ada yang menempel langsung ke paru,
disebut sebagai pleura visceral. Sedangkan pleura parietal
menempel pada dinding rongga dada dalam. Diantara pleura visceral dan pleura
parietal terdapat cairan pleura yang berfungsi sebagai pelumas sehingga
memungkinkan pergerakan dan pengembangan paru secara bebas tanpa ada gesekan
dengan dinding dada.
Rongga dada
diperkuat oleh tulang-tulang yang membentuk rangka dada. Rangka dada ini
terdiri dari costae (iga-iga), sternum (tulang dada) tempat
sebagian iga-iga menempel di depan, dan vertebra torakal (tulang
belakang) tempat menempelnya iga-iga di bagian belakang.
Terdapat
otot-otot yang menempel pada rangka dada yang berfungsi penting sebagai otot
pernafasan. Otot-otot yang berfungsi dalam bernafas adalah sebagai berikut :
1. interkostalis
eksterrnus (antar iga luar) yang mengangkat masing-masing iga.
2. sternokleidomastoid yang
mengangkat sternum (tulang dada).
3. skalenus yang
mengangkat 2 iga teratas.
4. interkostalis
internus (antar iga dalam) yang menurunkan iga-iga.
5. otot perut
yang menarik iga ke bawah sekaligus membuat isi perut mendorong diafragma ke
atas.
6.
otot dalam diafragma yang dapat menurunkan diafragma.
Percabangan saluran nafas dimulai dari trakea yang bercabang
menjadi bronkus kanan dan kiri. Masing-masing bronkus terus bercabang sampai
dengan 20-25 kali sebelum sampai ke alveoli. Sampai dengan percabangan bronkus
terakhir sebelum bronkiolus, bronkus dilapisi oleh cincin tulang rawan untuk
menjaga agar saluran nafas tidak kolaps atau kempis sehingga aliran
udara lancar.
Bagian terakhir dari perjalanan udara adalah di alveoli. Di
sini terjadi pertukaran oksigen dan karbondioksida dari pembuluh darah kapiler
dengan udara. Terdapat sekitar 300 juta alveoli di kedua paru dengan diameter
masing-masing rata-rata 0,2 milimeter.
BAB III
Proses Sistem Pernapasan/Respirasi Pada Manusia
Pengertian pernafasan atau respirasi adalah suatu proses mulai
dari pengambilan oksigen, pengeluaran karbohidrat hingga penggunaan energi di
dalam tubuh. Menusia dalam bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan
membuang karbondioksida ke lingkungan.
Respirasi dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu :
1. Respirasi Luar yang merupakan pertukaran antara O2 dan CO2 antara darah dan udara.
2. Respirasi Dalam yang merupakan pertukaran O2 dan CO2 dari aliran darah ke sel-sel tubuh.
1. Respirasi Luar yang merupakan pertukaran antara O2 dan CO2 antara darah dan udara.
2. Respirasi Dalam yang merupakan pertukaran O2 dan CO2 dari aliran darah ke sel-sel tubuh.
Dalam mengambil nafas ke dalam tubuh dan membuang napas ke udara
dilakukan dengan dua cara pernapasan, yaitu :
1. Respirasi / Pernapasan Dada
- Otot antar tulang rusuk luar berkontraksi atau mengerut
- Tulang rusuk terangkat ke atas
- Rongga dada membesar yang mengakibatkan tekanan udara dalam dada kecil sehingga udara masuk ke dalam badan.
2. Respirasi / Pernapasan Perut
- Otot difragma pada perut mengalami kontraksi
- Diafragma datar
- Volume rongga dada menjadi besar yang mengakibatkan tekanan udara pada dada mengecil sehingga udara pasuk ke paru-paru.
Normalnya manusia
butuh kurang lebih 300 liter oksigen perhari. Dalam keadaan tubuh bekerja berat
maka oksigen atau O2 yang diperlukan pun menjadi berlipat-lipat kali dan bisa
sampai 10 hingga 15 kalilipat. Ketika oksigen tembus selaput alveolus,
hemoglobin akan mengikat oksigen yang banyaknya akan disesuaikan dengan besar
kecil tekanan udara.
Pada pembuluh
darah arteri, tekanan oksigen dapat mencapat 100 mmHg dengan 19 cc oksigen.
Sedangkan pada pembuluh darah vena tekanannya hanya 40 milimeter air raksa
dengan 12 cc oksigen. Oksigen yang kita hasilkan dalam tubuh kurang lebih
sebanyak 200 cc di mana setiap liter darah mampu melarutkan 4,3 cc
karbondioksida / CO2. CO2 yang dihasilkan akan keluar dari jaringan menuju
paruparu dengan bantuan darah.
Proses Kimiawi Respirasi Pada Tubuh Manusia :
1. Pembuangan CO2 dari paru-paru : H + HCO3 ---> H2CO3 ---> H2 + CO2
2. Pengikatan oksigen oleh hemoglobin : Hb + O2 ---> HbO2
3. Pemisahan oksigen dari hemoglobin ke cairan sel : HbO2 ---> Hb + O2
4. Pengangkutan karbondioksida di dalam tubuh : CO2 + H2O ---> H2 + CO2
BAB IV
Kelainan/Gangguan Sistem Pernapasan/Respirasi
pada Manusia
Sistem peredaran oksigen yang diperlukan oleh tubuh manusia bisa
mengalami gangguan atau kelainan disertai penjelasan pengertian atau definisi
singkat yaitu seperti:
1. Kelainan/Gangguan/Penyakit Saluran Pernapasan
a. Penyempitan saluran pernafasan akibat asma atau bronkitis.
Bronkis disebabkan oleh bronkus yang dikelilingi lendir cairan peradangan
sedangkan asma adalah penyempitan saluran pernapasan akibat otot polos pada
saluran pernapasan mengalami kontraksi yang mengganggu jalan napas.
b. Sinusitis, adalah radang pada rongga hidung bagian atas.
c. Renitis, adalah gangguan radang pada hidung.
d. Pembengkakan kelenjar limfe pada sekitar tekak dan hidung yang mempersempit jalan nafas. Penderita umumnya lebih suka menggunakan mulut untuk bernapas.
e. Pleuritis, yaitu merupakan radang pada selaput pembungkus paru-paru atau disebut pleura.
f. Bronkitis, adalah radang pada bronkus.
b. Sinusitis, adalah radang pada rongga hidung bagian atas.
c. Renitis, adalah gangguan radang pada hidung.
d. Pembengkakan kelenjar limfe pada sekitar tekak dan hidung yang mempersempit jalan nafas. Penderita umumnya lebih suka menggunakan mulut untuk bernapas.
e. Pleuritis, yaitu merupakan radang pada selaput pembungkus paru-paru atau disebut pleura.
f. Bronkitis, adalah radang pada bronkus.
2. Kelainan/Gangguan/Penyakit Dinding Alveolus
A. PNEMONIA
BAKTERI
|
Pnemonia
yaitu infeksi akut yang terjadi pada paru / saluran napas bagian bawah
Klasifikasi :
a. Berdasarkan
luas lesi dapat dibedakan
·
Bronkopnemonia .
·
Pnemonia segmental.
·
Pnemonia lobar.
·
Pleropnemonia.
b.
Berdasarkan
mekanisme terjadinya, dibedakan atas :
·
Pnemonia yang didapat diluar Rumah sakit / didalam masyarakat
("Community Acquired Pneumonia") Pada umumnya disebabkan oleh kuman
gram positip.
·
Pnemonia yang didapat di Rumah sakit (" Hospital Acquired
Pneumonia" / Nosocomial Pneumonia ) pada umumnya disebabkan oleh
kuman gram negatip.
·
Pnemonia pada penderita daya tahan tubuh menurun
(Immunocompromized Pneumonia) Pada- umumnya disebabkan oleh mikroorganisme
yang biasanya tidak patogen pada tubuh normal
|
B.
Tuberkolosis / TBC,
merupakan
penyakit yang disebabkan oleh baksil yangmengakibatkan bintil-bintil pada
dinding alveolus.
C.
Masuknya air ke alveolus.
3. Kelainan/Gangguan/Penyakit Sistem Transportasi Udara
a. Kontaminasi gas CO / karbon monoksida atau CN / sianida.
b. Kadar haemoglobin / hemoglobin yang kurang pada darah sehingga menyebabkan tubuh kekurangan oksigen atau kurang darah alias anemia.
b. Kadar haemoglobin / hemoglobin yang kurang pada darah sehingga menyebabkan tubuh kekurangan oksigen atau kurang darah alias anemia.
4. Pencegahan Penyakit Pada
Sistem Pernafasan
1. Asma
Semua serangan penyakit asma harus dicegah. Serangan penyakit asma
dapat dicegah jika faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindari. Serangan yang
dipicu oleh olah raga bisa dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olah
raga. Ada usaha-usaha pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah datangnya
serangan penyakit asma, antara lain :
1. Menjaga
kesehatan
2. Menjaga
kebersihan lingkungan
3. Menghindarkan
faktor pencetus serangan penyakit asma
4.
Menggunakan obat-obat antipenyakit asma
2. Kanker Paru-paru
Pengobatan :
1. Pembedahan
2. Radiasi
3. Kemoterapi
BAB V
Mekanisme ventilasi
Faktor fisik
yang mengatur aliran udara masuk dan keluar paru-paru secara bersamaan disebut
sebagai mekanika ventilasi dan mencangkup varians tekanan udara, resistensi
terhadap aliran udara, dan kompliens paru.
1)
Varians tekanan udara
Udara
mengalir dari region dengan tekanannya lebih tinggi ke region yang lebih
rendah.
2)
Resistensi jalan udara
Resistensi
ditentukan terutama oleh diameter atau ukuran saluran udara temoat udara
mengalir.
3)
Kompliens
Gradien
tekanan antara rongga toraks dan atmosfir mwnyebabkan udara untuk mengalir
masuk dan keluar paru-paru. Faktor yang menentukan kompliens paru adalah
tehanan permukaan alveoli (normalnya rendah dengan adanya surfaktan) dan
jaringan ikat, (missal kolagen dan elastin) paru-paru.
Kompliens ditentukan dengan memeriksa hubungan volume tekanan
dalam paru-paru dan toraks. Dalam kompliens normal, (1,0 L/cm H2O),
paru-paru dan toraks dapat meregang dan membesar dengan mudah ketika diberi
tekanan.
Fungsi paru yang mencermikan mekanisme ventilasi disebut dengan
istilah volume paru dan kapasitas paru. Volume paru dibagi menjadi volume
tidal, volume cadangan,inspirasi,volume cadangan ekspirasi, dan volume
residual. Kapasitas paru dievaluasi dalam hal yang disebut kapasitas
vital,kapasitas inspirasi, kapasitas residual fungsional, dan kapasitas paru
total.
a.
Difusi dan
perfusi
Difusi adalah proses dimana terjadi pertukaran oksigen dan karbon
dioksida pada tempat pertemuan antara udara dan darah.
Perfusi
pulmonal adalah aliran darah actual melalui sirkulasi pulmonal. Darah
dipompakan ke dalam paru-paru oleh ventrikel kanan melalui arteri pulmonal.
Arteri pulmonal terbagi menjadi cabang kkanan dan kiri untuk mensuplai kedua
paru.
b.
Keseimbangan
dan ketidakseimbangan ventilasi dan perfusi
Pertukaran darah yang adekuat tergantung pada rasio
ventilasi-perfusi yang adekuat. Perubahan
dalam perfusi dapat terjadi dengan perubahan tekanan arteri,tekanan alveolar,
dan gaya gravitasi. Perubahan dalam ventilasi dapat terjadi dengan sumbatan
jalan udara, perubahan setempat kompliens paru, dan gravitasi.
Ketidak
seimbangan ventilasi-perfusi (V-Q) terjadi jika terdapat ketidakcukupan
ventilasi atau perfusi, atau keduanya.
c.
Pertukaran
Gas
Udara yang kita hirup untuk bernapas adalah campuran gas-gas yang
terutama terdiri dari nitrogen(78,62%)
dan oksigen (20,84%), dengan renik karbon dioksida (0,04%), uap air (0,05%),
helium argon.
Pada saat udara memasuki trakea udara mengalami saturasi sempurna
dengan uap air, yang menggantikan tempat sebagian gas-gas sehingga tekanan
udara di dalam paru dapat tetap sama dengan tekanan udara diluar(760 mm Hg).
Uap air mengeluarkan tekanan 47 mm Hg ketika uap air mensaturasi sepenuhnya
campuran gas pada suhu tubuh 370 C (98,60F) . karenanya
nitrogen dan oksigen kini bertanggung jawab terhadap sisa tekanan lainya
sebesar 713 mm Hg(760-47). Sekali campuran udara ini memasuki alveoli lebi
lanjut akan didilusikan oleh karbon dioksida. Dalam alveoli, uap udara terus
mengeluarkan tekanan 47 mm Hg. 713 mm Hg sisanya kini dikeluarkan : nitrogen
569 mm Hg(74,9%); oksigen 104 mmHg (13,6%) dan karbon dioksida 40 mm Hg (5,3%).
d.
Tekanan
parsial dalam pertukaran gas
Ketika gas terpajan pada cairan, gas terlarut ke dalam cairan
sampai dicapai suatu ekuilibrium. Gas yang terlarut juga mengeluarkan
tekanan. Pada ekuilibrium tekanan
parsiual gas dalam cairan adalah sama dengan tekanan parsial gas dalam campuran
gas- gas. Oksigenasi darah vena dalam paru menggambarkan hal ini. Dalam paru
darah vena dan oksigen alveolar dipisahkan oleh membran alveolar yang sangat
tipis. Oksigen berdifusi menembus membrane ini jutuk dilarutkandalam darah
sampai tekanan parsial dalam darah sama seperti tekanan alveoli(104 mm Hg).
Bagaimana pun, karena karbon dioksida
merupakan produk samping dari oksidasi dalam sel-sel, darah vena mengandung
karbon dioksidadalam tekanan parsial yang tertinggi dibandingkan dengan gas
alveolar. Dalam pary-paru, karbon dioksida berdifusi keluar dari darah alveolar
dan masuk ke dalam gas alveolar. Pada
ekuilibrium tekanan parsial karbon dioksida dalam darah dan dalam gas alveolar
adalah sama yaitu 40 mm Hg.
e.
Transpor Oksigen
Oksigen dan karbon dioksida
secara simultan dibawah oleh sifat kemampuan mereka untuk terlarut dalam darah
atau untuk bergabung dengan beberapa elemen darah. Oksigen dibawah oleh darah
dengan bentuk:
1.
Sebagai oksigen terlarut secara fisik dalam dalam plasma
2.
Dalam kombinasi dengan hemoglobin dari sel-sel darah merah.
Setiap 100 ml
darah arteri normal membawa 0,3 ml oksigen yang terlarutsecara fisik dalam
plasma dan 20 ml oksigen dalam kombinasi dengan hemoglobin. Sejumlah besar
oksigen dapat ditranspor dalam darah karena oksigen dengan mudah dapat
bergabung dengan hemoglobin untuk membentuk oksihemoglobin:
O2
+ Hb ↔ HbO2
Volume oksigen yang secara fisik terlarut dalam plasma beragam
secara langsung dengan tekanan parsial oksigen dalam arteri( PaO2).
Makin tinggi PaO2 makin besar jumlah oksigen yang terlarut.
Sebagai contoh, pada PaO2 10 mm Hg, 0,03 ml oksigen dilarutkan dalam
100 ml plasma. Pada 20 mm Hg, dua kali dari jumlah ini dilarutkan dalam plasma,
dan pda 100 mm Hg, sepuluh kali lipat dari jumlah ini dilarutkan. Oleh,
karenanya, jumlah jumlah oksigen yang dilarutkan secara langsung proporsional
terhadap tekanan parsial, mengabaikan berapa tinggi tekanan oksigen meningkat.
f.
Transport
Karbon dioksida
Bersamaan
dengan difusi oksigen dari darah kedalam jaringan, karbon dioksida berdifusi
dengan arah yang berlawanan. Jumlah karbon dioksida yang ada dalam paru-paru
merupakan salah satu penentu utama keseimbangan asam basapada tubuh. Normalnya
hanya 6% karbon dioksida vena yang dibuang dan jumlah yang cukup tetap ada pada
di arteri untuk memberikan tekanan 40 mmHgg. Kebanyakan karbon dioksida (90%)
memasuki sel-sel darah merah, dan sejumlah kecil (5%) yang tersisa dilarutkan
dalam plasma(PCO2) adsalah faktor penting yang menentukan gerakan
karbon dioksida masuk dan keluar dari darah.
Dalam
ringkasan transpor gas-gas darah, penting artinya untuk menekankan bahwa banyak
proses yang diuraikan tidak teerjadi dalam tahap intermiten tetapi terjadi
dengan cepat,secara simultan, dan secara kontinu.
BAB VI
Fisika Paru-Paru dan Pernafasan
A.
Jalur Udara
Alveoli,yang
berbentuk seperti gelembung-gelembung tersambung yang kecil,memiliki 0,2 mm
(selembar kertas memiliki ketebalan 0,1 mm) dan memiliki dinding dengan
ketebalan hanya 0,4 mm.mereka meluas dan berkontraksi selama pernafasan; mereka
“dimana kegiatan berlangsung”
Melakukan pertukaran O2 dan berdifusi dari alveolus ke sel-sel
darah merah dan CO2 dapat berdifusi dari darah merah menuju udara dalam
alveolus. Saat lahir paru-paru memiliki sekitar 30 juta. Di atas usia ini
jumlah tersebut relative tetap,tetapi diameter alveoli meningkat.alveoli
memainkan peranan penting dalam pernafasan yang akan kita diskusikan lebih
detil pada bagian 7.5
B.
Bagaimana
Darah dan Paru-Paru Berinteraksi
Dua proses utama
terlibat dalam pertukaran gas dalam paru-paru adalah
membawa darah menuju bantalan
pulmonary kapiler (perfusion) dan
membawa udara menuju permukaan
alveolar(ventilasi).bila proses tersebut gagal,maka darah tidak teroksigenisasi
secara menyeluruh.
Ada tiga tipe ventilasi-darah perfusi dalam paru-paru :
Ø
Daerah dengan ventilasi yang baik dan perfusi yang baik,
Ø
Daerah dengan ventilasi yang baik dan perfusi yg buruk ,dan
Ø
Daerah dengan ventilasi yang buruk dan perfusi yang baik
Pada
paru-paru yang normal tipe pertama memiliki daya tamping 90% volume. Bila
aliran darah menuju paru-paru tertutup oleh gumpalan (embolisme pulmonary)
volume tersebut akan mengalami perfusi buruk.bila saluran udara dalam paru-paru
terhalang seperti pada pneumonia ,darah yang terlibat akan mengalami ventilasi
yang buruk,kebanyakan penyakit paru-paru mengakibatkan pengurangan dalam
perfusi atau ventilasi
Difusi
tergantung pada kecepatan molekul ; difusi akan lebih cepat bila molekul ringan
dan akan mengingkat seiring dengan suhu. Karena N proprosional dengan waktu
difusi,
Δt (contoh :
N α Δt),kita dapat menuliskan bahwa D α Δt atau Δt α D² .sebagai contoh,bila
kita menemukan D = 100 mm setelah 1 detik ,kemudian pada rata-rata molekul akan
berdifusi 100 mm dalam 100 detik.
Percampuran gas dalam alveoli tidak
sama dengan percampuran gas di udara biasa .paru-paru tidak di kosongkan ketika
menghembuskan nafas .selama pernafasan normal paru-paru menerima sekitar 30%
volumenya pada akhir setiap penghembusan nafas. Hal ini disebut sebagai
kapasitas residu fungsional (FRC) . pada tiap pernafasan sekitar 500 cm dari
udara segar (pO2 dari 20 kPa) tercampur dengan 2 litar dari udara sisa
yang terdapat dalam paru-paru untuk
berakhir dalam alveolar udara dengan
pO2 dari sekitar 13 kPa.pCO2 dalam alveoli adalah sekitar 5 kPa (40
mmHg).udara yang di hembuskan termasuk di dalam sekitar 0.15 liter relative udara segar dari trakea yang tidak
berhubungan dengan permukaan alveolar, sehingga udara yang di hembuskan
memiliki keringanan pO2 lebih tinggi dan pCO2 lebih rendah dari udara alveolar (table 7.1) tingkat pengeluaran cO2
terhadap O2 yang masuk di sebut
tingkat pertukaran respirasi atau
hasil bagi respirasi (lihat bab 2 Energi,panas ,kerja dan daya tubuh).
R biasanya
memiliki keringanan kurang dari 1 dn tergantung dari jenis makanan yang kita
makan sebelumnya.
Jumlah gas yang memisah dalam darah
bervariasi dari gas satu ke gas lainnya.
Oksigen tidak
begitu mudah dilarutkan dalam darah atau air. Pada suhu tubuh, 1 liter plasma
darah pada pO2 darah 13 kPa (~100 mmHg) akan menahan sekitar 2,5 cm 3 dari
O2 pada suhu dan tekanan normal (NTP). Pada pCO2 dari 5kPa (~40 mmHg) palma
darah akan menahan sekitar 25 cm3 dari CO2 dalam pengencaran. Bila
tubuh harus tergantung pada pemisahan O2 dalam plasma darah untuk mensuplai O2
menuju sel-sel, jantung harus memompa 140 liter darah per menit pada saat
istirahat dari pada 6 liter darah yang sesungguhnya dipompa. Seperti pada yang
sudah kita diskusikan, terdapat metode yang lebih efesien untuk mengirim O2 dan
CO2 yang melibatkan sel-sel darah merah.
Nitrogen dari udara tidak memainkan
peran penting dalam fungsi tubuh. Nitrogen dipisahkan dalam darah pada tekanan
persialnya. Penyelam laut dalam bernafas pada tekanan yang lebih tinggi dibawah
air dari pada dipermukaan laut. Akibatnya, tekanan persial yang meningkat dari
N2 mengakibatkan lebih banyak N2 pemisah dalam darah dan jaringan. Bila
penyelam naik dalam permukaan terlalu cepat sebagian N2 membentuk
gelembung-gelembung pada sandi-sandi yang menyebabkan maalah serius
“pembengkokan” (lihat bab 5).
Selama pernafasan normal, suplai
udara segar tidak memasuki aveoli yang tetap dipenuhi oleh udara sisa dari
pernafasan sebelumnya. Karena konsentrasinya yang tinggi, O2 segar secara cepat
bedifusi melalui udara sisa untuk mencapai permukaan aveoli. O2 dipisahkan
dalam dinding alveolar yang lembab dan berfungsi melewati pembuluh kipeler
darah sampai pO2 dalam darah setara dengan yang berada dalam aveoli. Prases ini
memakan waktu kurang dari 0,5 detik. (grb 7.5). sementara itu CO2 dalam darah
berdifusi bahkan lebih cepat menuju gas yang berbeda dalam aveoli hingga pCO2
dalam pembulu darah sama dengan gas dalam alveolar.
C.
Pengukuran
Volume Paru-Paru
Peralatan
yang relative sederhana, spirometer (gbr 7.7), digunakan untuk mengukur aliran
udara yang masuk maupun keluar dari paru-paru dan merekam aliran udara dalam
grafik volume terhadap waktu. Gambar 7.8
menunjukan perekaman yang biasa dilakukan pada orang tua dengan kondisi
pernafasan yang beragam. Selama pernafasan normal pada keadaan istirahat (tidal
volume at rest). Pada permulaan dan akhir pernafasan normal terdapat penerimaan
yang dapat dipertimbangkan. Pada akhir penghirupan nafas secara normal mungkin
diikuti oleh usaha untuk kemudian memenuhi paru-paru dengan udara. Udara
tambahan yang dihirup disebut sebagai volume penerimaan penghirupan
(inspiratory reserve volume).
Gambar 7.7.
Spirometer digunakan mengukur variasi kuantitas fungsi paru. Aliran udara
kedalam dan keluar paru-paru direkam pada kertas berputar. a) Penampang melintang spirometer
memperlihatkan bagaimana air digunakan sebagai penjaga ketat udara didalam drum
seimbang. b) Satu dari penulis (JRC)
menghasilkan grafik yang diperlihatkan pada gambar 7.8. Klem hidung menekan
semua udara melalui mulut.
D.
Hubungan
Tekanan-Aliran Udara-Volume Pada Paru-Paru
Hubungan
tekanan, aliran udara dan volume pada paru-paru selama pasang surut pernafasan
untuk subjek yang normal dan untuk pasien dengan saluran udara yang sempit
diperlihatkan pada gbr 7.9. Perbedaan tekanan dibutuhkan untuk menyebabkan
udara mengalir kedalam atau keluar paru-paru bagi kesehatan individual cukup
kecil. Catatlah bahwa perbedaan tekanan (gbr 7.9a) hanya terdiri dari beberapa
sentimeter air (~200Pa) untuk individu normal. Gbr 7.9b menunjukan tingkat
aliran udara masuk dan keluar dari paru-paru dalam ukuran liter per menit, dan
gbr 7.9c menunjukan volume paru-paru selama perputaran pernafasan.
Paru-paru dan dinding dada normalnya
berpasangan dimana paru-paru mencoba untuk mengempis dan dada mencoba meluas.
Tingkah laku dari system adalah hasil dari kombinasi dua karaktersistik fisik.
Gambar 7.12 menunjukan kurva volume terhadap tekanan untuk dinding dada dan
paru-paru yang terpisah berada pada satu kesamaan.
Volume
diberikan sebagai prosentase dari kapasitas vital. Bila dinding dada terbebas
dari interaksi dengan paru-paru dinding dada akan memiliki volume sebesar dua
per tiga dari keseluruhan kapasitas vital. Paru-paru sendiri akan kolaps dan
tidak sedikitpun memiliki volume udara. Paru-paru dan dinding dada bersama-sama
berada pada volume relaksasi (FRC) sekitar 30% dari keseluruhan kapasitas
vital.
E.
Fisika
Alveoli
Alveoli
secara fisika terdiri dari jutaan gelembung kecil yang berhubungan,mereka
memiliki kecenderungan alami untuk menjadi lebih kecil terhadap tekanan
permukaan pada penggarisan unik cairan. Penggarisan ini,disebut
surfactant,sangat penting untuk paru-paru agar berfungsi dengan
semestinya.ketidak hadiran surfactant dalam paru-paru pada bayi yang baru
lahir,khususnya untuk yang lahir prematur,adalah penyebab sindrom ketegangan
pernafasan idiopatik (RDS),yang kadang-kadang di sebut penyakit selaput
hyaline.idiopathik artinya penyebab tidak diketahui.penyakit ini menyebabkan
kematian ribuan bayi tiap tahun di amerika serikat.
Tegangan
permukaan air dapat di temukan dengan mengukur beberapa banyak usaha yang
dibutuhkan untuk menarik lingkaran kawat dari permukaan cairan bersih. Tegangan
permukaan dari permukaan air-udara adalah 72 x 10 N/M; penghancuran permukaan
detergan di udara adalah dari 25 sampai 45 x 10 N/M.pengukuran kualitatif
tegangan permukaan ialah untuk mencatat seberapa lama gelembung kecil pada
cairan dapat bertahan.senakin rendah tegangan permukaan,semakin lama gelembung
bertahan. Pada tahun 1955 tercatat bahwa gelembung yang ditunjukkan dari
paru-paru sangat stabil dan bertahan berjam-jam.dapat disimpulkan bahwa
gelembung harus berpada pada tegangan permukaan yang sangat rendah,dengan
demikian tekanan rendah dalam gelembung.
Tegangan
permukaan sebagai fungsi dari luas film.(A) penampakan skema alat yang di
gunakan mengukur tegangan permukaan film. Bejana penuh berisi cairan ,film dari
material yang di pelajari di tebar pada permukaan ,pembatas yang bergerak
digunakan untuk menekan film dan plat keseimbangan kontinu mencatat tegangan
permukaan Y.(B) grafik dari tegangan permukanan dari paru berisi ekstraksi
surfactant.catat berkurangnya luas dalam tegangan permukaan seperti
berkurangnya luas danperbedaan kurva diperoleh seperti bertambahnya luas.garis
tegak lurus sekitar 70 dynes/cm memperlihatkan bahwa tegangan permukaan air
adalah konstan dengan berubahnya luas.(Dari Hildebrandt,J and Young A.C. In T.C
Ruch and h>D.patton(Eds) ,Physiology and Biophysica 19Th ed,. W.B. Saundres
company,Phyladelphia.1965
F.
Mekanisme
pernafasan
Pernafasan
secara normal berada di bawah kontrol tidak sadar walaupun tingkat pernafasan
dapat diubah ,seseorang tidak menyadari pernafasan pada sebagian besar waktu
kecuali ia menderita asma atau emphysema.kontrol psikologis pada pernafasan
tergantung pada bnayak faktor tetapi pH pada pusat aspirasi dalam otak
mengusahakan kontrol mendasar.
Fisika
paru-paru dapat didemokan secara kasar oleh balon yang terikat kedalam bejana
plastik transparan (dimisalkan dada) dan selembar karet benar-benar menutup
ujung terbuka yang luas ( dimisalkan diafragma).leher balon suatu penutup kedap
udara dipuncuk atas”dada” supaya balon menggelembung.suatu lubang keluar diperlukan
sumbat gabus dipindahkan dari lubang kecil kepuncak.(a) setelah balon
menggelembung sumbat berpindah saat udara mulai keluar dari balon,tekanan
negatif dihasilkan dalam rongga dada menyebabkan “diafrgama”mendekati cocok
,balon (paru-paru akan berisi sedikit udara.bila satu tarikan kebawah pada
“diafragma”,anda dapat lihat udara masuk ke “paru-paru” agak sukar mendapatkan
pegangan diafragma menarik kebawah).(b) pneumothorax- udara dalam rongga
dada-dapat distimulasi dengan menggerakan sumbat memasukan udara
ke”dada”,”paru-paru” mengempis .dalam model sederhana ini”diafragma” juga
rata.setiap paru ada dalam kompartemenya,dan normalnya kedua paru tidak
mengempis bersamaan.
G.
Perlawanan
atau tahanan aliran udara
Aliran udara
dalam paru-paru dapat dianalogikan sebagai aliaran sirkuit listrik.”hukum Ohm”
untuk aliran udara tampak seperti hukum Ohm untuk sirkuit listrik,dengan
voltase di gantikan oleh perbedaan tekanan udara Rg adalah perbandingan ΔP
terhadap ΔV/Δt.perlawanan udara di berikan pada satuan tekanan per satuan
tingkat aliran.dalam kedokteran biasanya ditetapkan Pa/Liter/detik atau
cmH2O(liter/detik).pada orang tua Rg=330 pa/liter (3,3 cm H2O/liter/detik).Rg
tergantung pada dimensi tabung dan viskositas gas ,situasi ini di persulit
dengan kerumitan saluran udara. Sebagian besar tahanan berada pada saluran
udaraatas. Daerah hidung menyebabkan sekitar ½ Rg dan sekitar 20 % untuk
saluran atas lainnya. Untuk subjek normal kurang dari 10% Rg berada pada
saluran akhir. Oleh karena itu penyakit yang mempengaruhi saluran udara akhir (
bronchioles dan alveoli ) tidak diperkenankan memepengaruhi tahanan saluran
udara sampai mereka mengalamu kemajuan.
H.
Kerja
Pernafasan.
Beberapa
pekerjaan yang dilakukan pada pernafasan normal menyebabkan sejumlah fraksi
kecil dari keseluruhan energi dikonsumsi oleh tubuh (-2% pada saat
beristirahat). Pekerjaan utama pernafasan dapat diumpamakan sebagai pekerjaan
yang dilakukan pada peregangan per yang mewakili paru-paru,dinding dada dan
sistem diafragma.yang proporsional dengan daerah bayangan pada gbr.7.2
bagaimanpun juga hal ini adalah penederhanaan yang berlebihan dari cara
pernafasan.model yang lebih baik di tunjukan pada gbr 7.25 tahanan jaringan dan
perlawanan aliran gas menghasilkan panas:ini dapat di wakili oleh noda yang
mengotori (R) . kelembaman per dariparu-paru dan dinding dada juga harus
diterima ;pada tingkat pernafasan normal,kelembaban dapat di tiadakan,tetapi
pada tingkat pernafasan maksimum(lebih dari100 pernafasan/menit).hal ini dapat
menjadi faktor yang signifikan,usaha pernafasan di tunjukan oleh total daerah
berbahaya pada gbr 7.25b; daerah berbahaya yang lebih gelap mewakili usaha
terhadap per C dan daerah yang lebih terang mewakili usaha terhadap
perlawanan.selama pernafasan normal tidak ada usaha yang dilakukan selama
pengeluaran ;otot-otot beristirahat dan per memadat untuk mengeluarkan
udara.usaha pernafasan selama latihan berat dapat menghabiskan 25% total
konsumsi energi tubuh
I.
Fisika
beberapa penyakit paru-paru yang umum
Penyakit
paru-paru menyebabkan prosentase yang tinggi pada permasalahan kedokteran
.diperkirakan sekitar 15% penduduk amerika serikat diatas usia 40 terdeteksi
memiliki penyakit paru-paru.banyak dari penyakit ini dapat dipahami oleh karena
perubahan fisik pada paru-paru .tentu saja hal ini tidak berarti bahwa ahli
kedokteran dapat menyembuhakn mereka.aspek fisika dari penyakit paru-paru yang
umum di diskusikan pada bagian ini.fisika RSD pada bayi telah di diskusiakn
pada bagian 7.5
Pada keadaan
istirahat hanya sedikit fraksi kapasitas paru-paru yang di gunakan.oleh karena
itu penyakit paru-paru dapat mengurangi kapasitas sering tidak menunjukan
gejala pada tingkat permulaan ketika gejala timbul,penyakit sudah
berkembang.banyak tes fungsi paru-paru mengusahakan mekanisme paru-paru pada
batasannya dan oleh karena itu mempermudah deteksi perubahan yang tidak
biasanya.terdapat beberapa tes sederhana yang harus dilakukan pada tiap
pemeriksaan kesehatan.
Pada radang
jaringan paru-paru selaput diantara alveoli menebal.hal ini memiliki dua
pengaruh : (1) compliance paru-paru menurun dan,(2) difusi O2 menunju pulmonary
kapiler menurun.penolakan pengeluaran biasanya normal.sesorang yang menderita
penyakit ini akan menderita kesakitan bernafas (dyspnea) atau pemendekkan nafas
selama latihan.radang jaringan (fibrosis)paru-paru dapat timbul bila paru-paru
teriritasi (misalnya: penyembuhan kangker),walaupun ini bukanlah satu-satunya
penyebab.
BAB VII
BIOKIMIA SISTEM PERNAPASAN
A. Volume Udara Pernafasan
Dalam keadaan normal, volume udara paru-paru
manusia mencapai 4500 cc. Udara ini dikenal sebagai kapasitas total udara
pernapasan manusia.
Walaupun demikian, kapasitas vital udara
yang digunakan dalam proses bernapas mencapai 3500 cc, yang 1000 cc merupakan
sisa udara yang tidak dapat digunakan tetapi senantiasa mengisi bagian
paru-paru sebagai residu atau udara sisa. Kapasitas vital adalah jumlah udara
maksimun yang dapat dikeluarkan seseorang setelah mengisi paru-parunya secara
maksimum.
Dalam keadaaan normal, kegiatan inspirasi
dan ekpirasi atau menghirup dan menghembuskan udara dalam bernapas hanya
menggunakan sekitar 500 cc volume udara pernapasan (kapasitas tidal = ± 500
cc). Kapasitas tidal adalah jumlah udara yang keluar masuk pare-paru pada
pernapasan normal. Dalam keadaan luar biasa, inspirasi maupun ekspirasi dalam
menggunakan sekitar 1500 cc udara pernapasan (expiratory reserve volume =
inspiratory reserve volume = 1500 cc.
Volume paru-paru dapat meningkat akibat
kontraksi otot antar tulang rusuk dan otot diafragma dan dalam keadaan
aktivitas fisik berat, dibantu oleh otot-otot lain (leher, punggung, dada)
untuk meningkatkan volume paru-paru.
B. Gas-gas dalam Udara Pernapasan
Persentase gas utama pernapasan dalam udara yang
keluar masuk paru-paru :
Gas
|
Udara luar sebelum masuk paru-paru(%)
|
Udara di alveoli (%)
|
Udara yang keluar dari paru-paru (%)
|
Nitrogen (N2)
|
79,01
|
80,7
|
79,6
|
Oksigen (O2)
|
20,95
|
13,8
|
16,4
|
Karbon dioksida (CO2)
|
0,04
|
5,5
|
4,0
|
|
|||
|
|||
Pertukaran udara berlangsung di dalam avelous dan
pembuluh darah yang mengelilinginya. Gas oksigen dan karbon dioksida akan
berdifusi melalui sel-sel yang menyusun dinding avelous dan kapiler darah.
Udara aveolus mengandung zat oksigen yang lebih tinggi dan karbon dioksida
lebih rendah dari pada gas di dalam darah pembuluh kapiler. Oleh karena itu
molekul cenderung berpindah dari konsentrasi yang lebih tinggi ke rendah, maka
oksigen berdifusi dari udara aveolus ke dalam darah, dan karbon dioksida akan
berdifusi dari pembuluh darah ke avelous. Pengangkutan CO₂ oleh darah dapat
dilaksanakan melalui 3 cara yaitu : (1) Karbondioksida larut dalam plasma dan
membentuk asam karbonat dengan enzim anhydrase. (2) Karbondioksida terikat pada
hemoglobin dalam bentuk karbomino hemoglobin (3) Karbondioksida terikat dalam
gugus ion bikarbonat (HCO₂) melalui proses berantai pertukaran klorida.
C. Energi Dan Pernafasan
Energi yang dihasilkan oleh proses pernapasan akan
digunakan untuk membentuk molekul berenergi, yaitu ATP (Adenosin Tri Phospate).
Selanjutnya,molekul ATP akan disimpan dalam sel dan merupakan sumber energy
utama untuk aktivitas tubuh. ATP berasal dari perombakan senyawa organik
seperti karbohidrat, protein dan lemak. Gula (glukosa) dari pemecahan
karbohidrat dalam tubuh diubah terlebih dahulu menjadi senyawa fosfat yang dikatalisis
oleh bantuan enzim glukokinase. Selanjutnya senyawa fosfat diubah menjadi asam
piruvat dan akhirnya dibebaskan dalam bentuk H₂O dan CO₂ sebagai hasil samping
oksidasi tersebut. Proses respirasi sel dari bahan glukosa secara garis besar,
meliputi tiga tahapan, yaitu proses glikosis, siklus Krebs, dan transfer
elektron.
Pada pekerja berat atau para atlit yang beraktivitas
tinggi, pembentukan energy dapat dilakukan secara anaerobic. Hal ini disebabkan
bila tubuh kekurangan suplai oksigen maka akan terjadi proses perombakan asam
piruvat menjadi asam laktat yang akan membentuk 2 mol ATP.
D. Frekuensi Pernafasan
Jumlah udara yang keluar masuk ke paru-paru setiap
kali bernapas disebut sebagai frekuensi pernapasan. Pada umumnya,frekuensi
pernapasan manusia setiap menitnya sebanyak 15-18 kali. Cepat atau lambatnya
frekuensi pernapasan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya :
Usia. Semakin
bertambahnya usia seseorang akan semakin rendah frekuensi pernapasannya.Hal ini
berhubungan dengan energy yang dibutuhkan.
Jenis kelamin. Pada umumnya pria memiliki frekuensi pernapasan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan wanita.Kebutuhan akan oksigen serta produksi karbondioksida
pada pria lebih tinggi dibandingkan wanita.
Suhu tubuh. Semakin tinggi suhu tubuh seseorang maka aka semakin cepat frekuensi
pernapasannya, hal ini berhubungan dengan penigkatan proses metabolism
yang terjadi dalam tubuh.
Posisi atau kedudukan tubuh. Frekuensi pernapasan ketika sedang duduk akan berbeda dibandingkan dengan
ketika sedang berjongkok atatu berdiri.Hal ini berhubungan erat dengan energy
yang dibutuhkan oleh organ tubuh sebagai tumpuan berat tubuh.
Aktivitas. Seseorang yang aktivitas fisiknya tingi seperti olahragawan akan
membutuhkan lebih banyak energi daripada orang yang diamatau santai, oleh
karena itu, frekuensi pernapasan orang tersebut juga lebih tinggi. Gerakan dan
frekuensi pernapasan diatur oleh pusat pernapasan yang terdapat di otak. Selain
itu, frekuensi pernapasan distimulus oleh konsentrasi karbondioksida (CO₂) dalam
darah.
E.
Pengangkutan O2 & CO2 dalam Darah
O2 yang telah berdifusi dari alveoli ke
dalam darah paru akan ditranspor dalam bentuk gabungan dengan hemoglobin ke
kapiler jaringan, dimana O2 dilepaskan untuk digunakan sel. Dalam jaringan, O2
bereaksi dengan berbagai bahan makanan, membentuk sejumlah besar CO2, yang
masuk ke dalam kapiler jaringan dan ditranspor kembali ke paru.
F. Tekanan o2 dan co2 dalam paru, darah dan
jaringan
Gas dapat bergerak dengan cara difusi, yang disebabkan oleh perbedaan tekanan. O2 berdifusi dari alveoli ke dalam darah kapiler paru karena PO2 alveoli > PO2 darah paru. Lalu di jaringan, PO2 yang tinggi dalam darah kapiler menyebabkan O2 berdifusi ke dalam sel. Selanjutnya, O2 dimetabolisme membentuk CO2. PCO2 meningkat, sehingga CO2 berdifusi ke dalam kapiler jaringan. Demikian pula, CO2 berdifusi keluar dari darah, masuk ke alveoli karena PCO2 darah kapiler paru lebih besar.
Gas dapat bergerak dengan cara difusi, yang disebabkan oleh perbedaan tekanan. O2 berdifusi dari alveoli ke dalam darah kapiler paru karena PO2 alveoli > PO2 darah paru. Lalu di jaringan, PO2 yang tinggi dalam darah kapiler menyebabkan O2 berdifusi ke dalam sel. Selanjutnya, O2 dimetabolisme membentuk CO2. PCO2 meningkat, sehingga CO2 berdifusi ke dalam kapiler jaringan. Demikian pula, CO2 berdifusi keluar dari darah, masuk ke alveoli karena PCO2 darah kapiler paru lebih besar.
G.
Pengangkutan o2
O2 yang diangkut darah terdapat dalam 2
bentuk, yang terlarut dan terikat secara kimia dengan Hb. Jumlah O2 terlarut
plasma darah berbanding lurus dengan tekanan parsialnya dalam darah. Pada
keadaan normal, jumlah O2 terlarut sangat sedikit, karena kelarutannya dalam
cairan tubuh sangat rendah. Pada PO2 darah 100mmHg, hanya + 3 mL O2 yang
terlarut dalam 1 L darah. Dengan demikian, pada keadaan istirahat, jumlah O2
terlarut yang diangkut hanya + 15 mL/menit. Karena itu, transpor O2 yang lebih
berperan adalah dalam bentuk ikatan dengan Hb.
H.
Pengangkutan CO2
CO2 yang dihasilkan metabolisme jaringan akan berdifusi ke dalam darah dan diangkut dalam 3 bentuk, yaitu:
1. Daya larut CO2 dalam darah CO2 terlarut > O2, namun pada PCO2 normal, hanya +10% yang ditranspor berbentuk terlarut.
2. Ikatan dengan Hb dan protein plasma +30% CO2 berikatan dengan bagian globin dari Hb, membentuk HbCO2 (karbaminohemoglobin).
Deoksihemoglobin memiliki afinitas lebih besar terhadap CO2 dibandingkan
O2. Pelepasan O2 di kapiler jaringan meningkatkan kemampuan pengikatan Hb
dengan CO2. Sejumlah kecil CO2 juga berikatan dengan protein plasma (ikatan
karbamino), namun jumlahnya dapat diabaikan. Kedua ikatan ini merupakan reaksi
longgar dan reversibel.
60-70% total CO2. Ion HCO3 terbentuk dalam eritrosit melalui reaksi: CO2 + H2O ↔ H2CO3 ↔ H+ + HCO3-
60-70% total CO2. Ion HCO3 terbentuk dalam eritrosit melalui reaksi: CO2 + H2O ↔ H2CO3 ↔ H+ + HCO3-
3. Ion HCO3
Setelah melepas O2, Hb dapat langsung mengikat CO2 dan mengangkutnya dari paru untuk dihembuskan keluar. CO2 bereaksi dengan gugus α-amino terminal hemoglobin, membentuk karbamat dan melepas proton yang turut menimbulkan efek Bohr. Konversi ini mendorong pembentukan jembatan garam antara rantai α dan β, sebagai ciri khas status deoksi. Pada paru, oksigenasi Hb disertai ekspulsi, kemudian ekspirasi CO2.
BAB VIII
PENUTUP
Kesimpulan
Sistem pernafasan terdiri daripada
hidung , trakea , paru-paru , tulang rusuk , otot interkosta , bronkus ,
bronkiol , alveolus dan diafragma .
Dalam mekanismenya, Udara disedot ke dalam paru-paru melalui
hidung dan trakea,
dinding trakea disokong oleh gelang rawan supaya menjadi kuat dan
sentiasa terbuka
trakea bercabang kepada bronkus kanan dan bronkus kiri yang
disambungkan kepada paru-paru .kedua-dua bronkus bercabang lagi kepada bronkiol
dan alveolus pada hujung bronkiol .Alveolus mempunyai penyesuaian berikut untuk
memudahkan pertukaran gas.
Penulis
menyimpulkan system pernafasan adalah system dalam tubuh yang harus dijaga dan
dipelihara, karena jika salah satu organ pernafasan rusak akan mengganggu organ
system pernafasan yang lain. Dengan nafas kita bisa Hidup.
Saran
Jagalah kesehatan organ pernafasan terutama pada paru-paru dan organ
sistem pernafasan lainny
Tidak ada komentar:
Posting Komentar